Oil and Gas Downstream Regulatory Agency. (BPH Migas) noted that there are still two pipagas projects that have not been built yet. Both projects are the Cirebon -Semarang pipeline project assigned to PT Rekayasa Industri and the Kalija II gas pipeline project assigned to PT Bakrie Brothers Tbk.
Specifically for the Cirebon - Semarang gas pipeline project, Head of BPH Migas Fanshurullah Asa said it would meet with Industrial Engineering to discuss the completion of the project
"Industrial Engineering sent a letter to BPH Migas on September 18, 2017 and requested time for presentation of the progress of the Cirebon-Semarang pipeline builder," he said.
Previously, BPH Migas had summoned the Engineering Industry on July 6, 2017 to present the development of the 255 kilometer-long Cirebon-Semarang transmission pipeline with an investment of US $ 400 million.
As a result, Industrial Engineering has not yet realized the construction of Cirebon - Semarang transmission pipeline, due to gas supply constraints and buyers. The project stopped for almost 11 years.
Head of Marketing and Product Development Division of PT Perusahaan Gas Negara Tbk Adi Munandir revealed that Indonesia has not yet masterplan gas infrastructure development. Though the master plan is needed to implement the planning, ranging from gas production, gas development, to the industry to be built.
IN INDONESIA
BPH migas Menagih Komitmen Rekayasa Industri
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas. (BPH Migas) mencatat, masih ada dua proyek pipagas yang hingga saat ini belum juga dibangun. Kedua proyek tersebut adalah proyek pipa Cirebon -Semarang yang ditugaskan kepada PT Rekayasa Industri dan proyek pipa gas Kalija II yang ditugaskan kepada PT Bakrie Brothers Tbk.
Khusus proyek pipa gas ruas Cirebon - Semarang, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan, pihaknya akan bertemu dengan Rekayasa Industri untuk membahas penyelesaian proyek
"Rekayasa Industri mengirim Surat ke BPH Migas tanggal 18 September 2017 dan meminta waktu untuk presentasi progres pembangun pipa Cirebon-Semarang," katanya.
Sebelumnya, BPH Migas telah memanggil Rekayasa Industri pada 6 Juli 2017 lalu untuk mempresentasikan perkembangan pembangunan ruas pipa transmisi Cirebon-Semarang sepanjang 255 kilometer dengan nilai investasi US$ 400 juta.
Hasilnya, Rekayasa Industri sampai saat ini belum juga merealisasikan pembangunan pipa mas transmisi Cirebon - Semarang, karena kendala pasokan gas dan pembeli. Proyek ini berhenti selama hampir 11 tahun.
Head of Marketing and Product Development Division PT Perusahaan Gas Negara Tbk Adi Munandir mengungkapkan, Indonesia hingga saat ini belum juga memiliki masterplan pembangunan infrastruktur gas. Padahal masterplan diperlukan untuk mengimplementasikan perencanaan, mulai dari produksi gas, pengembangan gas, hingga industri yang akan dibangun.
Kontan, Page-18, Thursday, Sept 14, 2017
No comments:
Post a Comment