google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Begins Construction of JTB Project US $ 1.54 M - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Wednesday, September 27, 2017

Pertamina Begins Construction of JTB Project US $ 1.54 M



PT Pertamina through its subsidiary PT Pertamina EP Cepu (PEPC) initiated the development of the Jambaran-Tiung Biru Project worth US $ 1.54 billion. The project will increase state revenues of US $ 3.61 billion during the production sharing contract (PSC).

Laying the first stone of the Jambaran-Tiung Biru Project was inaugurated by the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignatius Jonan. In the inauguration was attended by Head of SKK Migas Amien Sunaryadi, Head of BPH Migas Fanshurullah Asa, President Commissioner of PT Pertamina Tanri Abeng, President Director of PT Pertamina Elia Massa Manik, and Bupati Bojonegoro Suyoto.

Pertamina President Director Elia Massa Manik said the groundbreaking of Jambaran-Tiung Biru development would be a solution to overcome the gas supply deficit in Central Java and East Java. With gas reserves of 2.5 trillion cubic feet, the company expects gas supply from Jambaran-Tiung Biru to meet the needs of industry in this region so that it can drive the national economy. He added that with the progress of the project, Pertamina is optimistic that the Jambaran-Tiung Biru Project will produce 2021.

"Utilization of gas can be expanded, so that projects that have been delayed and its economy is doubtful, will run again one by one move the economy in Central Java and East Java," he said in his official statement on Monday (25/9).

The Jambaran-Tiung Biru project has a high complexity with 34% carbon dioxide and 330 million metric standard cubic feet per day / MMscfd gas processing facility. Meanwhile, the selling gas produced is 172 Mmscfd. Drilling wells for this project will start after PEPC appointed PT Rekayasa Industri (Rekind) and PT Japan Gas Corporation which has won the tender.

Pertamina EP President Director Cepu Adriansyah added that the construction of the well and road wells has been done in Lapangan Jambaran-Tiung Biru. Not only that, engineering work (engineering) has also been done. The Jambaran-Tiung Biru project is designed to be completed in 36 months.

"We are ready to drill two wells next year," he said. Later, it will drill a total of six wells in Jambaran-Tiung Biru.

Pertamina is also still negotiating the transfer of ownership portion in the Jambaran-Tiung Biru Project. Pertamina now has a 45% ownership share. After the transfer of management, Pertamina will control ownership rights up to 91% and the remaining 9% will be owned by regionally owned enterprises (BUMD).

As is known, through Letter Number 9/13 / MEM.M / 2017 dated January 3, 2017; the government through the Ministry of ESDM ordered Pertamina c.q. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) to fully develop JTB Field and complete the field transfer process with ExxonMobil Cepu Limited's business scheme.

Adriansyah added that the company and ExxonMobil have reached agreement on the transfer of ownership. In the future, Pertamina will have to pay compensation for the expenses incurred and future value related to ExxonMobil's Jambaran-Tiung Biru Project.

"We with ExxonMobil not finalized the agreement, only less final wording in the agreement," he said.

Meanwhile, about gas supply, Pertamina has completed negotiations with PLN. According to Massa, the two have agreed the gas price from the Jambaran ~ Tiung Biru Project amounting to US $ 7.6 per million British thermal unit / Mmbtu on August 8.

"The agreement is the beginning to be able to develop gas field JTB, because there are already buyers," he said.

Pipe Gresik-Semarang is not just working on the upstream side, Pertamina is also building a transmission pipeline Gresik-Semarang through another subsidiary, PT Pertamina Gas (Pertagas). The pipeline with an investment value of US $ 515.7 million will extend along 267 kilometers (km) with a capacity of 500 MMScfd.

The pipeline, equipped with 19 future connections, has the potential to channel gas to industries in seven districts along Central Java and East Java that pass through the pipeline. While the gas from the Jambaran-Tiung Biru Project will be channeled through this pipeline, which is 100 MMscfd for PT PLN and 72 MMscfd for industry.

"With EPC progress now reaching 85%, it is estimated that this project will be onstream in mid 2018," said Massa.

Meanwhile, Head of Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) Amien Sunaryadi stated that the Jambaran-Tiung Biru Project will also increase state revenue from the oil and gas sector.

"Projected state revenue from this project until the contract is completed in 2035 reached US $ 3.61 billion or more than Rp 48 trillion," he said. The project will also absorb up to 6,000 workers in the construction period.

IN INDONESIA

Pertamina Mulai Konstruksi Proyek JTB US$ 1,54 M


PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina EP Cepu (PEPC) memulai pengembangan Proyek Jambaran-Tiung Biru senilai US$ 1,54 miliar. Proyek ini akan menambah penerimaan negara US$ 3,61 miliar sepanjang masa kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC).

Peletakkan batu pertama  Proyek Jambaran -Tiung Biru diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Dalam peresmian ini juga hadir Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng, Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik, dan Bupati Bojonegoro Suyoto.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, groundbreaking pengembangan Jambaran-Tiung Biru akan menjadi solusi untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan cadangan gas sebesar 2,5 triliun kaki kubik, perseroan berharap pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru mampu mencukupi kebutuhan industri di wilayah ini sehingga bisa menggerakkan ekonomi nasional. Ditambahkannya, dengan berbagai kemajuan proyek tersebut, Pertamina optimistis Proyek Jambaran-Tiung Biru akan berproduksi 2021. 

“Pemanfaatan gas bisa diperluas, sehingga proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan, akan kembali berjalan satu persatu menggerakkan perekonomian di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata dia dalam keterangan resminya, Senin (25/9).

Proyek Jambaran-Tiung Biru memiliki kompleksitas tinggi dengan kandungan karbondioksida mencapai 34% dan fasilitas pemrosesan gas 330 million metric standard cubic feet per day/MMscfd. Sementara gas jual yang dihasilkan yakni sebesar 172 Mmscfd. Pengeboran sumur untuk proyek ini akan dimulai setelah PEPC menunjuk PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Japan Gas Corporation yang sudah memenangkan tender.

Presiden Direktur Pertamina EP Cepu Adriansyah menambahkan, pembangunan tapak sumur dan jalan sudah dilakukan di Lapangan Jambaran-Tiung Biru. Tidak hanya itu, pekerjaan rekayasa (engineering) juga sudah dikerjakan. Proyek Jambaran-Tiung Biru dirancang untuk dapat diselesaikan dalam 36 bulan.

“Kami siap melakukan pengeboran dua sumur tahun depan,” ujar dia. Nantinya, pihaknya akan mengebor total enam sumur di Jambaran-Tiung Biru.

Pertamina juga masih menuntaskan negosiasi pengalihan porsi kepemilikan dalam Proyek Jambaran-Tiung Biru. Pertamina kini masih memiliki porsi kepemilikan 45%. Pasca alih kelola, Pertamina akan menguasai hak kepemilikan hingga 91% dan sisanya 9% akan dimiliki badan usaha milik daerah (BUMD).

Seperti diketahui, melalui Surat Nomor 9/13/MEM.M/2017 tertanggal 3 Januari 2017; pemerintah melalui Kementerian ESDM memerintahkan Pertamina c.q. PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk mengembangkan secara penuh Lapangan JTB dan menyelesaikan proses pengalihan lapangan dengan skema bisnis bersama ExxonMobil Cepu Limited.

Adriansyah menambahkan, perseroan dan ExxonMobil telah mencapai kesepakatan soal pengalihan kepemilikan tersebut. Nantinya, Pertamina harus membayar kompensasi atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan nilai di masa mendatang terkait Proyek Jambaran-Tiung Biru kepada ExxonMobil.

“Kami dengan ExxonMobil belum selesai final agreementnya, hanya kurang final wording di agreement-nya,” kata dia.

Sementara itu soal pasokan gas, Pertamina telah merampungkan negosiasi dengan PLN. Menurut Massa, keduanya telah menyepakatai harga gas dari Proyek Jambaran~Tiung Biru sebesar US$ 7,6 per juta british thermal unit/Mmbtu pada 8 Agustus lalu.

“Kesepakatan itu menjadi awal untuk bisa mengembangkan lapangan gas JTB, karena sudah ada pembelinya,” ujarnya.

Pipa Gresik-Semarang tidak sekadar menggarap sisi hulu, Pertamina juga sedang membangun pipa transmisi Gresik-Semarang melalui anak usahanya yang lain, PT Pertamina Gas (Pertagas). Pipa dengan nilai investasi sebesar US$ 515,7 juta ini akan membentang sepanjang 267 kilometer (km) dengan kapasitas penyaluran 500 Mmscfd. 

Pipa yang dilengkapi dengan 19 future connection ini berpotensi menyalurkan gas bagi industri di tujuh kabupaten/kota sepanjang Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terlewati pipa. Sementara gas dari Proyek Jambaran-Tiung Biru sendiri akan dialirkan melalui pipa ini, yakni sebesar 100 MMscfd untuk PT PLN dan 72 MMscfd untuk industri.

“Dengan progres EPC saat ini sudah mencapai 85%, diperkirakan proyek ini akan onstream pada pertengahan tahun 2018,” tutur Massa.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyatakan, Proyek Jambaran-Tiung Biru juga akan menambah penerimaan negara dari sektor migas.

“Diproyeksikan penerimaan negara dari proyek ini sampai kontrak selesai pada 2035 mencapai US$ 3,61 miliar atau lebih dari Rp 48 triliun,” kata dia. Proyek juga akan menyerap tenaga kerja hingga 6.000 orang pada masa konstruksi.

 Inverstor Daily, Page-23, Tuesday, Sept 26, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel