google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PT Pertamina Ready to Meet Bangladesh's LNG Needs - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Saturday, September 16, 2017

PT Pertamina Ready to Meet Bangladesh's LNG Needs



PT Pertamina will export liquefied natural gas or liquified natural gas to Bangladesh via Petrobangla as a follow up to energy cooperation between the two countries. ESDM Minister Ignatius Jonan said that despite being a part of the cooperation between the two countries, the export-import activities of liquified natural gas (LNG) are still paying attention to the economy from the business side.

"Of course business cooperation based on commercial value in accordance with good relations between the two countries," he said at the signing ceremony of memorandum of understanding (MOU) cooperation in the field of energy Indonesia-Bangladesh in the Ministry of Energy and Mineral Resources, Friday (15/9).

On the same occasion, Minister of State Electricity, Energy and Mineral Resources of Bangladesh Nasrul Hamid stated, cooperation with Indonesia through Pertamina is very important. The reason, Bangladesh is in need of additional LNG from abroad. Later, most of the LNG supply will be used for power plants in Bangladesh.

"We are building a 24,000 MW power plant in 2021 and 40,000 MW by 2031," he said.

He explained that the country will suffer a gas deficit in 2018 of about 1 million tons per year and will increase to about 11 million tons per year by 2030. In fact, it is being intensively in the development of industrial sectors that require enormous electricity supply.

"We see a good opportunity to use LNG into electricity, let alone the price can compete with coal. In addition, gas is better for the environment than coal, "he said.

Meanwhile, Pertamina Gas Director Yenni Andayani said it would not only supply gas from Bangladesh through Petrobangla, but also prepare various supporting infrastructure to convert gas into electricity.

"The inter-ministerial signing offered us LNG to power cooperation," he said. Later, Pertamina will submit the task of developing the infrastructure to the subsidiary of the state-owned company.

"Who will do the undetermined work is still very open," he said.

President Director of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah explained there is no certainty how much LNG needed from Pertamina. However, Petrobangla hopes to get a supply of 1 million tons per year at the beginning stage. The gas requirement in Bangladesh is expected to increase to around 7 million tons per year by 2018.

He expects the supply from Pertamina to start next year, to coincide with the completion of two FSRU facilities in April and October 2018.

IN INDONESIA

PT Pertamina Siap Penuhi Kebutuhan LNG Bangladesh


PT Pertamina akan mengekspor gas alam cair atau liquified natural gas ke Bangladesh lewat Petrobangla sebagai tindak lanjut atas kerja sama di bidang energi antar kedua negara. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan meskipun menjadi bagian kerja sama pemerintah kedua negara kegiatan ekspor-impor liquified natural gas (LNG) tersebut tetap memperhatikan keekonomian dari sisi bisnis.

“Tentu kerja sama bisnis berdasarkan nilai komersial sesuai dengan hubungan baik antara kedua negara," ujarnya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman bersama (memorandum of understanding/MOU) kerja sama di bidang energi Indonesia-Bangladesh di Kementerian ESDM, Jumat (15/9).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Negara Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid menyatakan, kerja sama dengan Indonesia melalui Pertamina sangat penting. Alasannya, Bangladesh sedang membutuhkan tambahan LNG dari luar negeri. Nantinya, sebagian besar pasokan LNG tersebut akan dipakai untuk pembangkit listrik di Bangladesh. 

“Kami sedang membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 24.000 MW pada 2021 dan 40.000 MW di tahun 2031,” tuturnya.

Dia menjelaskan, negaranya akan mengalami defisit gas pada 2018 sekitar 1 juta ton per tahun dan akan meningkat menjadi sekitar 11 juta ton per tahun pada 2030. Padahal, pihaknya sedang gencar dalam pengembangan sektor industri yang membutuhkan pasokan listrik sangat besar.

“Kami melihat peluang bagus menggunakan LNG menjadi listrik, apalagi harganya bisa bersaing dengan batu bara. Selain itu, gas lebih bagus dampaknya bagi lingkungan daripada batu bara,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani menyatakan pihaknya tidak hanya akan memasok kebutuhan gas dari Bangladesh melalui Petrobangla, tetapi juga menyiapkan berbagai infrastruktur pendukung untuk mengubah gas menjadi tenaga listrik.

“Penandatanganan antar menteri tadi menawarkan kami kerja sama LNG to power,” ujarnya. Nantinya, Pertamina akan menyerahkan tugas pengembangan infrastruktur tersebut kepada anak usaha perusahaan BUMN itu. 

“Siapa yang akan mengerjakan belum ditentukan masih sangat terbuka,” tuturnya.

Direktur Utama Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah menjelaskan belum ada kepastian berapa LNG yang dibutuhkan dari Pertamina. Namun, Petrobangla berharap bisa mendapatkan pasokan sebanyak 1 juta ton per tahun pada tahap permulaan. Kebutuhan gas di Bangladesh diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 7 juta ton per tahun pada 2018.

     Dia mengharapkan pasokan dari Pertamina bisa mulai diperoleh tahun depan, bertepatan dengan selesainya dua fasilitas FSRU pada April dan Oktober 2018.

Bisnis Indonesia, Page-9, Saturday, Sept 16, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel