The government will send a letter to PT Pertamina which revised the maximum limit of Mahakam Block share participation share up to 39%. Previously, the maximum limit of shares that could be released only 30%.
Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said that despite rejecting all incentives request, it opens the opportunity for Total E & P Indonesie to have a maximum participation of 39% in Mahakam Block. To that end, his side immediately sent a letter revising the limit of shares that can be released Pertamina from 30% to 39%.
"As per the direction of the Minister of Energy and Mineral Resources Ignasius Jonan, may share down to 39%. Up is a letter we are preparing, "he said in Jakarta.
However, the existence of this letter does not mean that Pertamina should release 39%. The decision concerning the amount of participation rights that turned to Total, will remain based on Pertamina's business negotiations with the French oil and gas company.
"Everything is B to B (business to business). Total ask may not be up to 39%, later B to B with Pertamina, how much and how many shares, "explained Arcandra.
Previously, he said Total E & P Indonesie sent a letter expressing interest in buying 39% stake in the Mahakam Block. This 39% share is a joint for Total (France) and Inpex Corporation (Japan) which each have a 19.5% share, if the proposal is approved. Although Pertamina does not mind as an operator, Total does not want Mahakam Block shares if it is below 39%.
Together with the letter, Total also put forward a number of incentives. These three incentives are investment credit of 17%, acceleration of depreciation to two years only and the production part to be set aside before the cost (First Tranche Petroleum / FTP) 0%. All these incentives have been rejected by the government.
Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said, related to the change in the maximum share down of the Mahakam Block's participation rights have been discussed with his side. It will follow the government's direction on this matter.
"Regarding the amount of PI (participating interest) that can be shared down, of course we will refer to the regulator or the government," he said.
About stock negotiations with Total E & P Indonesia, Syamsu once revealed, there is no time limit. However, it hopes a deal on the acquisition of these shares can be achieved before Pertamina's contract in the Mahakam Block is effective on January 1, 2018.
"Let the January 1, 2018 is clear," said Alam.
Pertamina has drilled three wells in the Mahakam Block. This drilling is done by Total E & P Indonesie, but with funds from Pertamina. The plan, Pertamina will drill 14-15 wells in the Mahakam block this year. Further oil and gas production from these new wells will begin to flow next year.
"He opened the well on January 1, 2018," said Syamsu Alam.
Previously, it was known that Pertamina had signed a new Mahakam Bloc contract starting from 1 January 2018 at the end of 2015. Under the contract, the company promised a signature bonus of US $ 41 million. In addition, state revenues from production bonuses include US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from a cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent.
As for the first three-year investment plan, Pertamina pledged US $ 75.3 million. The details are respectively US $ 1.3 million, then US $ 33.5 million, and US $ 40.5 million. Currently, Pertamina begins to manage the Mahakam block in preparation for operator switching. This is to keep the oil and gas production in the block is not free fall.
Mahakam Block-East Kalimantan
IN INDONESIA
Saham Blok Mahakam Dapat Dilepas Maksimal 39%
Pemerintah bakal mengirim surat ke PT Pertamina yang merevisi batas maksimal share down saham partisipasi Blok Mahakam maksimal 39%. Sebelumnya, batas maksimal saham yang bisa dilepas hanya 30%.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, meski menolak seluruh permintaan insentif, pihaknya membuka kesempatan bagi Total E&P Indonesie untuk memiliki hak partisipasi di Blok Mahakam maksimal 39%. Untuk itu, pihaknya segera mengirim surat yang merevisi batas saham yang dapat dilepas Pertamina dari 30% menjadi 39%.
“Sesuai arahan Menteri ESDM Ignasius Jonan, boleh share down up to 39%. Up-nya itu suratnya sedang kami siapkan,” kata dia di Jakarta.
Meski demikian, adanya surat ini bukan berarti Pertamina harus melepas 39%. Keputusan soal besaran hak partisipasi yang beralih ke Total, nantinya tetap berdasarkan negosiasi bisnis Pertamina dengan perusahaan migas asal Prancis itu.
“Semuanya B to B (business to business). Total minta boleh tidak sampai 39%, nanti B to B dengan Pertamina, harganya berapa dan besar sahamnya berapa,” jelas Arcandra.
Sebelumnya, dikatakannya Total E&P Indonesie mengirimkan surat yang menyatakan minatnya membeli 39% saham partisipasi Blok Mahakam. Saham 39% ini merupakan gabungan untuk Total (Perancis) dan Inpex Corporation (Jepang) yang masing-masing memiliki jatah 19,5%, jika usulan itu disetujui. Meski tidak keberatan Pertamina sebagai operator, Total tidak menginginkan saham Blok Mahakam jika di bawah 39%.
Bersama dengan surat itu, Total juga mengajukan sejumlah insentif. Ketiga insentif ini yakni, investment credit sebesar 17%, percepatan depresiasi menjadi dua tahun saja dan bagian produksi yang harus disisihkan sebelum dikurangi biaya (First Tranche Petroleum/FTP) 0%. Seluruh insentif ini telah ditolak oleh pemerintah.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, terkait perubahan batas maksimal share down hak partisipasi Blok Mahakam itu sudah dibahas dengan pihaknya. Pihaknya akan mengikuti arahan pemerintah soal hal ini.
“Mengenai besarnya PI (participating interest/hak partisipasi) yang dapat di-share down, tentu kami akan mengacu kepada regulator atau pemerintah,” tuturnya.
Soal negosiasi saham dengan Total E&P Indonesia, Syamsu pernah mengungkapkan, tidak ada batasan waktu. Namun, pihaknya berharap kesepakatan soal akuisisi saham ini dapat dicapai sebelum kontrak Pertamina di Blok Mahakam mulai efektif pada 1 Januari 2018.
“Biar 1 Januari 2018 sudah jelas,” ujar Alam.
Pertamina telah mengebor tiga sumur di Blok Mahakam. Pengeboran ini dikerjakan oleh Total E&P Indonesie, namun dengan dana dari Pertamina. Rencananya, Pertamina akan mengebor 14-15 sumur di Blok Mahakam pada tahun ini. Selanjutnya produksi migas dari sumur-sumur ini baru akan mulai dialirkan pada tahun depan.
“Dibukanya sumur pada 1 Januari 2018,” ujar Syamsu Alam.
Sebelumnya, seperti diketahui Pertamina telah meneken kontrak baru Blok Mahakam yang berlaku mulai 1 Januari 2018 pada akhir 2015 lalu. Dalam kontrak itu, perseroan menjanjikan bonus tanda tangan US$ 41 juta. Selain itu juga penerimaan negara dari bonus produksi meliputi US$ 5 juta dari kumulatif produksi 500 juta barel setara minyak, sebesar US$ 4 juta dari kumulatif produksi 750 juta barel setara minyak, dan US$ 4 juta dari kumulatif produksi 1.000 juta barel setara minyak.
Sementara untuk rencana investasi tiga tahun pertama, Pertamina menjanjikan dana sebesar US$ 75,3 juta. Rinciannya secara berurutan US$ 1,3 juta, kemudian US$ 33,5 juta, dan US$ 40,5 juta. Saat ini, Pertamina mulai ikut mengelola Blok Mahakam untuk persiapan peralihan operator. Hal ini untuk menjaga agar produksi migas di blok tersebut tidak terjun bebas.
Investor Daily, Page-9, Wednesday, Sept 13, 2017
No comments:
Post a Comment