Although the management of Tuban Block Working Area (WK) by Joint Gperating Body of Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJE ended on February 28, 2018, until now there is no official standby explanation that will manage the block) Tuban Block Work Area (WK) to be submitted JOB PPEJ to the government, then on March 1, 2018 by the management government, will be handed over to Pertamina Hulu Energi (PHE).
"As far as I know, WK Block Tuban will be managed by Pertamina Hulu Energi (PHE). Whether Petrochina will join, I am not in the capacity to explain, "said Superintendent JOB PPEJ Akbar Pradima in a press release on Monday (21/08/2017).
On the other hand, General Manager of Pertamina EP Asset 4 Didik Susilo confirmed that Sukowati Field will be managed by Pertamina EP Asset 4. The reason is Sukowati field as part of Pertamina EP work area.
"There is a letter from Upstream Director of Pertamina that starting March 1, 2018 Sukowati field will be managed by Pertiamina EP Asset 4," said Didik.
WK Tuban Block which is divided into East Tuban Block covers Sidoarjo Regency, Mojokerto Regency, Gresik Regency and Lamongan Regency. The West Tuban Block covers the Regencies of Tuban and Bojonegoro Regencies. At the beginning of the contract signing on 29 February 1988, WK Block Tuban covering an area of 7,391 km2. After three regional allowances, the current working area is about 1,478 km2.
After obtaining a mandate to manage WK Block Tuban, the discovery of the first proved reserves in April 1994. The discovery of this first Reserve was named Field Mudi. The next discovery occurred in 2001 known as Sukowati field.
Prior to the global oil price crisis, the total contribution of JOB PPEJ was 25,083 BOPD of crude oil and 25.73 MMCPD of gas (July 2014). The highest production JOB-PPEJ occurs in 2012 which could reach 48,000 barrels per day.
Now, due to the absence of new well drilling, to counter natural decline, JOB-PPEJproduction in Mudi and Sukowati Fields is controlled through well-care and innovation activities. The total number of active wells managed by JOB PPEJ at this time is 35 wells, with details of Sukowati Field 26 wells and Mudi Field 9 wells.
Because of the natural process commonly referred to as the Normal Production Decline, water production is now much larger than the oil. At Mudi well, only 18,000 to 19,000 barrels of water per day (BWPD) are produced, while oil production is around 1,100 - 1,200 BOPD.
"So is Sukowati whose water production is 19.000 - 20.000 BWPD and oil 8,700 - 8,900 BOPD," explained Senior Field Operations Superintendent Joint Operation Body of Pertamina Petrochina East java (OB PPEJ), Fauzy Mayanullah.
Petrochina Still Interested
Fauzy also said that Petrochina through its subsidiary, Petrochina International East Java Limited, is interested to re-participate in oil drilling at the border of Bojonegoro and Tuban. Currently negotiations are being held in connection with Petrochina's re-involvement in oil drilling in the Tuban block. Negotiated matters related to new cooperation opportunities and oil revenue sharing.
"We are negotiating with Pertamina for a new partnership," Fauzy said during Media Gathering JOB PPEJ in Banyuwangi, Thursday (7/9/2017).
Although, Fauzy acknowledged, in accordance with the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources in 2015, the management of the Tuban Block will be returned to Pertamina. However, Petrochina hopes to return to work with Pertamina or its subsidiaries.
"The possibility will be operated by a subsidiary of Pertamina. Due to direct entry to the upstream directorate there is Pertamina EP and Pertamina Hulu Energi, "he added.
Oil and gas production of Tuban Block is currently 4,000 barrels of oil equivalent per day (boepd). Potential reserves of 4 million barrels of oil equivalent (mmboe). Previously, the Government of East Java Province also admitted interested in managing the Tuban Block. In addition to efforts to approach the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), to manage the Upstream Oil and Gas business in Tuban Block managed by BUMD, East Java Provincial Government will also conduct economic studies.
Four district leaders, including Lamongan, Gresik, Tuban and Bojonegoro have also signed a Memorandum of Understanding (MOU) to manage the upstream oil and gas business in Tuban Block.
Furthermore, the Provincial Government of East Java together with four districts will soon develop an economic assessment of Tuban Block, which will be done by an independent consultant.
"The results of the economic assessment, will be the basis for the distribution of rights and obligations of each region or district, in the management of the Tuban Block later. For his study, it could involve SKK Migas and geologists from ITB, "said the Governor East Java Soekarwo, on Saturday (5/11/2016) ago.
Meanwhile, Head of East Java ESDM Service, Dewi Juniar Patriatni explained that East Java is the third largest oil and gas producer in Indonesia, after Riau and East Kalimantan.
"For the Tuban Block, it covers an area of 1,478 square kilometers, located in four districts. Namely, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, and Gresik, "explained Dewi.
He also explained that in East Java there are 39 Cooperation Contract Contractors (KKKS) that conduct exploration, development, and production activities. Both onshore (on shore) and in the sea (off shore).
"Based on the Tuban Cooperation Oil and Gas Cooperation Contract, started on 29 February 1988 with Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ) operator, and KKKS Contractor will expire on February 28, 2018," he explained.
Whereas, in the Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 15 Year 2015 on the Management of the Oil and Gas Block Working Areas that will expire, the cooperation contract states that the management application to the minister is the fastest 10 years, and no later than two years before the contract expires!
IN INDONESIA
Menunggu Kepastian Blok Tuban
Meski pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Blok Tuban oleh EJoint Gperating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) berakhir pada 28 Februari 2018, hingga kini belum ada penjelasan resmi siaga yang akan mengelola blok itu. Wilayah Kerja (WK) Blok Tuban yang akan diserahkan JOB PPEJ pada pemerintah, selanjutnya pada 1 Maret 2018 oleh pemerintah pengelolaannya, akan dis-erahkan kepada Pertamina Hulu Energi (PHE).
“Setahu saya, WK Blok Tuban akan dikelola oleh Pertamina Hulu Energi (PHE). Apakah Petrochina akan gabung, saya tidak dalam kapasitas menjelaskan,” kata Admin Superintendent JOB PPEJ Akbar Pradima dalam siaran pers pada Senin (21/8/2017).
Di pihak lain, General Manager Pertamina EP Asset 4 Didik Susilo menegaskan, Lapangan Sukowati akan dikelola oleh Pertamina EP Asset 4. Alasannya, lapangan Sukowati sebagai bagian dari wilayah kerja Pertamina EP.
“Sudah ada surat dari Direktur Hulu Pertamina bahwa mulai 1 Maret 2018 lapangan Sukowati akan dikelola Pertamina EP Asset 4,” kata Didik.
WK Blok Tuban yang terbagi menjadi Blok Tuban Timur meliputi wilayah Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan. Sementara Blok Tuban Barat meliputi Wilayah Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro. Pada awal penandatangan kontrak 29 Februari 1988, WK Blok Tuban seluas 7.391 km2. Setelah tiga kali penyisihan wilayah, saat ini luas wilayah kerja tinggal sekitar 1.478 km2.
Setelah mendapatkan mandat mengelola WK Blok Tuban, penemuan cadangan terbukti pertama pada April 1994. Penemuan Cadangan pertama ini diberi nama Lapangan Mudi. Penemuan selanjutnya terjadi pada 2001 yang dikenal dengan nama lapangan Sukowati.
Sebelum krisis harga minyak dunia, total kontribusi JOB PPEJ sekitar 25.083 BOPD minyak mentah (crude oil) dan 25,73 MMCPD gas (Juli 2014). Produksi tertinggi JOB PPEJ terjadi pada 2012 yang bisa mencapai 48.000 barel per hari.
Kini, akibat tiadanya pengeboran sumur baru, untuk melawan penurunan alamiah, produksi JOB di Lapangan Mudi dan Sukowati berupaya dikendalikan lewat kegiatan perawatan sumur dan inovasi. Total jumlah sumur yang aktif dikelola JOB PPEJ pada saat ini sebanyak 35 sumur, dengan rincian Lapangan Sukowati 26 sumur dan Lapangan Mudi 9 sumur.
Karena proses alamiah yang biasa disebut dengan istilah Normal Production Decline, kini produksi air jauh lebih besar daripada minyaknya. Di Sumur Mudi saja, air yang ikut diproduksi sebanyak 18.000 - 19.000 barel water per day (BWPD), sementara produksi minyak tinggal sekitar 1.100 - 1.200 BOPD.
“Begitu juga dengan Sukowati yang produksi airnya 19.000 - 20.000 BWPD dan minyak 8.700 - 8.900 BOPD,” jelas Senior Field Operations Superintendent joint Operation Body Pertamina Petrochina East java (]OB PPEJ), Fauzy Mayanullah.
Petrochina Tetap Berminat
Fauzy juga mengatakan, Petrochina melalui anak perusahaannya, Petrochina Internasional East Java Limited, berminat untuk kembali ikut berpartisipasi dalam pengeboran minyak di perbatasan Bojonegoro dan Tuban ini. Saat ini sedang dilakukan perundingan terkait dengan keterlibatan kembali Petrochina dalam pengeboran minyak di blok Tuban. Hal-hal yang dirundingkan terkait peluang kerja sama baru dan pembagian hasil minyak.
“Kita sedang melakukan perundingan dengan Pertamina untuk kerjasama baru,” ujar Fauzy saat Media Gathering JOB PPEJ di Banyuwangi, Kamis (7/9/2017).
Meskipun, diakui Fauzy, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM tahun 2015, pengelolaan Blok Tuban akan dikembalikan ke Pertamina. Namun besar harapan Petrochina untuk kembali bekerja sama dengan Pertamina ataupun anak perusahaannya.
“Kemungkinan akan dioperasionalkan oleh anak perusahaan Pertamina. Karena langsung masuk ke direktorat hulu disana ada Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi,” tambahnya.
Produksi migas Blok Tuban saat ini 4.000 barel setara minyak per hari (boepd). Potensi cadangannya 4 juta barel setara minyak (mmboe). Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mengaku berminat mengelolal Blok Tuban. Selain upaya pendekatan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), agar pengelolaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang ada di Blok Tuban dikelola oleh BUMD, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan melakukan kajian ekonomi.
Empat pimpinan kabupaten yang meliputi Lamongan, Gresik, Tuban dan Bojonegoro juga sudah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam rangka pengelolaan usaha hulu minyak dan gas bumi yang ada di Blok Tuban.
Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Jatim bersama empat kabupaten bakal segera menyusun kajian ekonomi Blok Tuban, yang bakal dilakukan oleh konsultan independen.
“Hasil dari kajian keekonomian tersebut, akan menjadi dasar pembagian hak dan kewajiban masing-masing daerah atau kabupaten, dalam pengelolaan Blok Tuban nantinya. Untuk kajian-nya, bisa melibatkan SKK Migas dan ahli geologi dari ITB,” kata Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Sabtu (5/11/2016) lalu.
Sementara Kepala Dinas ESDM Jawa Timur saat masih dijabat Dewi Juniar Patriatni menjelaskan, bahwa Jawa Timur merupakan penghasil minyak dan gas bumi terbesar ketiga di Indonesia, setelah Riau dan Kalimantan Timur.
“Untuk Blok Tuban, meliputi kawasan seluas 1.478 kilometer persegi, yang berada di empat kabupaten. Yakni, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, dan Gresik,” jelas Dewi.
la juga menjelaskan, di Jawa Timur terdapat 39 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, maupun produksi. Baik yang berada di darat (on shore) maupun di laut (off shore).
“Berdasarkan Kontrak Kerja Sama (KKS) Migas Blok Tuban, dimulai pada 29 Februari 1988 dengan operator Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB-PPEJ), dan Kontraktor Kontrak Kerjasa Sama (KKKS) ini akan berakhir pada 28 Februari 2018,” paparnya.
Sedangkan, pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Blok Minyak dan Gas Bumi yang akan berakhir, kontrak kerjasamanya disebutkan bahwa permohonan pengelolaan kepada menteri paling cepat 10 tahun, dan paling lambat dua tahun sebelum kontrak berakhir!
Global Energi, Page-30-31, Wednesday, Sept 20, 2017
No comments:
Post a Comment