google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Inpex Gets Contract Extension - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Friday, October 20, 2017

Inpex Gets Contract Extension



Inpex Corporation Ltd received a contract extension to operate the Masela Block. The extension of the contract was awarded by Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignasius Jonan when he met Inpex Corp CEO Toshiaki Kitamura in Tokyo, Japan earlier this week.

Inpex pocketed a 27-year contract extension after the operating contract expires in 2028. This means that Inpex will operate in the Masela Block until 2055. Jonan said the extension of Inpex's operations contract in Masela Block consists of a 20-year contract extension agreement and seven years of transition compensation from offshore gas development into offshore refineries onshore)

"The extension of this contract as compensation for changes in the scheme of refinery development," said Jonan, Karnis (19/10).

In addition to the agreement on contract extension, the government and Inpex also agreed on the selection of the location of the refinery.

"The government has given Inpex the opportunity to choose the location of an LNG plant on land," he said.

Long discussions related to the discussion of the Masela Block contract have been ongoing since the beginning of 2017. The plan to make the downstream industry of Masela Block was enlivened by involving three downstream gas industries to absorb gas production.

Pre-FEED will be an important step to formulate revised field development plan (POD). As previously known, the PoD revision was made to increase LNG production capacity while still using the floating refinery scheme. The government agreed on preFEED with one option of production capacity and one island. The LNG plant capacity is set at 9.5 million tons per year (MTPA) and pipe gas production reaches 150 million cubic feet per day (MMSCFD).

The Masela Block, signed in 1998, is managed by Inpex as operator with 65 percent ownership and Shell Upstream Overseas Services 35 percent. The Indonesian government hopes that Inpex will immediately start the Masela project. While in Japan, Jonan also met LNG Japan Corporation on Monday (16/10), to convey the policy of Indonesia gas purchases longer term contract with fixed volume.

"The main policy of Indonesian gas is prioritized for domestic smuggling, after which the rest is exported," said Head of Information Communication and Cooperation Bureau of Ministry of Energy and Mineral Resources Dadan Kusdiana.

When meeting LNG Japan, Jonan also requested that a more detailed discussion with SKK Migas to reduce the cost of the Tangguh LNG project. Similarly, Benoa LNG, Jonan said, the shipping price is very expensive, so efforts to reduce prices need to be done immediately.

Meanwhile, Jonan met Tokyo Gas on Tuesday (17/10), requested the support of the Government of Indonesia for the LNG study in Sulawesi. Including support for legislation in Indonesia to encourage gas business. 

     Currently, Tokyo Gas is being study on LNG development in Sulawesi and committed to accelerate the completion of its studies. He explained that Tokyo Gas plans to build LNG in Indonesia and is studying in Sulawesi. Tokyo Gas with Pertamina is also running Bojanegara LNG development project, Banten.

"At a meeting with Tokyo Gas, ESDM Minister Ignatius Jonan again stressed the importance of efficiency" he said.

IN INDONESIA

Inpex Kantongi Perpanjangan Kontrak


Inpex Corporation Ltd mendapat perpanjangan kontrak untuk mengoperasikan Blok Masela. Perpanjangan kontrak tersebut diberikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat menemui CEO Inpex Corp Toshiaki Kitamura di Tokyo, Jepang, awal pekan ini.

Inpex mengantongi perpanjangan kontrak selama 27 tahun setelah kontrak operasi habis pada 2028 mendatang. Artinya, Inpex akan beroperasi di Blok Masela hingga 2055. Jonan mengatakan, perpanjangan kontrak operasi Inpex di Blok Masela terdiri atas kesepakatan 20 tahun perpanjangan kontrak dan tujuh tahun kompensasi masa peralihan dari pengembangan gas alam cair di lepas pantai (offshore) menjadi di kilang darat (onshore)

"Perpanjangan kontrak ini sebagai kompensasi adanya perubahan skema pengembangan kilang," kata Jonan, Karnis (19/10).

Selain kesepakatan soal perpanjangan kontrak, pemerintah dan Inpex juga menyepakati soal pemilihan lokasi kilang. 

"Pemerintah memberikan keleluasaan Inpex memilih lokasi kilang LNG di darat," katanya.

Diskusi panjang terkait pembahasan kontrak Blok Masela sudah berlangsung sejak awal 2017. Rencana untuk bisa membuat industri hilir Blok Masela ini pun sempat tercuat dengan melibatkan tiga industri hilir gas untuk bisa menyerap produksi gas.

Pra-FEED akan menjadi tahapan penting untuk memformulasikan revisi rencana pengembangan lapangan (POD). Seperti diketahui, sebelumnya revisi PoD dilakukan untuk menambah kapasitas produksi LNG ketika masih menggunakan skema kilang terapung. Pemerintah menyepakati preFEED dilakukan dengan satu opsi kapasitas produksi dan satu pulau. Kapasitas kilang LNG ditetapkan 9,5 juta ton per tahun (MTPA) dan produksi gas pipa mencapai 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Blok Masela yang ditandatangani pada 1998 dikelola Inpex sebagai operator dengan kepemilikan 65 persen dan Shell Upstream Overseas Services 35 persen. Pemerintah Indonesia berharap Inpex segera memulai proyek Masela. Selama di Jepang, Jonan juga bertemu pihak LNG Japan Corporation pada Senin (16/10), untuk menyampaikan kebijakan pembelian gas Indonesia berjangka waktu kontrak lebih lama dengan volume tetap.

"Kebijakan utama gas Indonesia itu diutamakan untuk permenuhan dalam negeri, setelah itu sisanya diekspor," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Saat bertemu LNG Japan, Jonan juga meminta agar dilakukan diskusi lebih detail dengan SKK Migas untuk menurunkan biaya proyek LNG Tangguh. Demikian pula dengan LNG Benoa, Jonan mengemukakan, harga pengapalannya sangat mahal, sehingga usaha-usaha penurunan harga perlu segera dilakukan.

Sedangkan, Jonan saat bertemu pihak Tokyo Gas, Selasa (17/ 10), diminta dukungan Pemerintah Indonesia atas studi LNG di Sulawesi. Termasuk dukungan agar peraturan perundangan di Indonesia dapat mendorong bisnis gas. 

     Saat ini, Tokyo Gas sedang studi pembangunan LNG di Sulawesi dan berkomitmen mempercepat penyelesaian studinya. Dia menjelaskan, Tokyo Gas rencananya akan membangun LNG di Indonesia dan sedang Studi di Sulawesi. Tokyo Gas bersama Pertamina juga sedang menjalankan proyek pembangunan LNG Bojanegara, Banten. 

"Pada pertemuan dengan Tokyo Gas, Menteri ESDM Ignasius Jonan kembali menekankan pentingnya efisiensi" ujarnya.

Republika, Page-16, Friday, October 20, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel