The Government of Japan is committed to spend US $ 10 billion to develop the liquefied natural gas (LNG) market in Asia.
Japan is currently one of the largest LNG consumers in the world. The assistance from Japan is also for the development of human resources related to the LNG market. Japanese Minister of Energy, Trade and Industry Himshige Seko said
that aid is disbursed through the government and the private sector.
"The investment support is to finance the development and production of liquefied natural gas [LNG] from upstream to downstream," he said at the opening of the 2017 LNG Producer-Consumer Conference in Tokyo on Wednesday (18/10).
According to him, the funds spent are allocated for the development of LNG terminals, gas-fired power plants and visiting facilities to boost energy demand in Asia. This effort has been augmented by efforts to provide capacity building for human resources if needed by countries in need. In this regard, Japan is committed to training 500 experts for LNG development projects for 5 years.
Seko said the offer came to light after the discovery between Seko and US Energy Secretary Rick Perry in June. In the meeting it was agreed that the two countries would work together to expand the LNG market in Asia. The expansion of LNG markets in Asia will certainly create demand for LNG supplies from the United States.
"Globally the LNG needs are increasing dramatically and the development trend will continue, especially in Asia," he said.
Seko revealed, currently the main issue for LNG consumers is the price. The Japanese government's attention to the issue began after the devastating earthquake and tsunami on the east coast of Tohoku in 2011. The natural disaster caused the import of LNG to the country of the Sunrise to rise dramatically as all nuclear reactors that had been supplying energy were turned off. US Undersecretary of Energy and Brouillette said Japan's plan to provide investment assistance to build LNG facilities is fantastic.
"I am grateful that Seko Minister himself announced that we see Japan not only as a regular customer as well as partners and investors for infrastructure development," he said.
According to him, many areas in Asia Pacific which are the source of growth of LNG market still lack of terminal facilities and infrastructure to increase LNG import. Fatih Birol, Executive Director of International Energy Agency, revealed that within the next 5 years, 40% of gas production comes from Uncle Sam's country.
He said over the past 10 years the trend of LNG consumption is increasing. This is marked by the increasing number of countries importing these commodities.
"In 2005 only five countries imported. Now, exactly last year, it increased to 39 countries. Predicted in 2022 will be 48 countries, "he said.
This increase will make efforts to secure supply of concerns by exporting countries and LNG producing countries.
EAST INDONESIA
Meanwhile, in the presence of LNG Producer-Consumer Conference 2017, ESDM Minister Ignasius Jonan said in his presentation, it is important to develop LNG infrastructure in eastern Indonesia is not a big producer in LNG, but we become one of the players in the LNG market, "he said .
Jonan added that the government's commitment to provide domestic gas supplies has not changed.
"President [Joko Widodo] has instructed that domestic gas can be more efficient."
Related to the efficiency, Jonan gives an example that PLN management is allowed to import gas as long as it is at a competitive price.
IN INDONESIA
Jepang Mengeluarkan Dana US$ 10 Miliar untuk LNG
Pemerintah Jepang berkomitmen untuk mengeluarkan dana US$ 10 miliar untuk mengembangkan pasar gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di Asia.
Jepang saat ini menjadi salah satu konsumen LNG terbesar di dunia. Bantuan dari Jepang itu juga untuk pengembangan sumber daya manusia terkait dengan pasar LNG. Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri Jepang Himshige Seko menuturkan bahwa bantuan itu dikucurkan melalui pemerintah dan sektor swasta.
“Bantuan inveslasi tersebut untuk membiayai pengembangan dan produksi liquefied natural gas [LNG] mulai dari hulu hingga ke hilir," tuturnya dalam pembukaan LNG Producer-Consumer Conference 2017 di Tokyo, Rabu (18/10).
Menurutnya, dana yang dikeluarkan tersebut dialokasikan untuk pengembangan terminal LNG, pembangkit listrik berbahan bakar gas, dan fasilitas penunjung guna mendongkrak kebutuhan energi di Asia. Upaya ini masih ditambah dengan upaya untuk memberikan peningkatan kapasitas sumber daya manusia jika diperlukan oleh negara-negara yang membutuhkan. Dalam hal ini, Jepang berkomitmen untuk melatih 500 tenaga ahli untuk proyek pengembangan LNG selama 5 tahun.
Seko mengatakan, tawaran tersebut mengemuka setelah penemuan antara Seko dan Menteri Energi Amerika Serikat Rick Perry pada Juni lalu. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa kedua negara akan bekerja sama untuk memperluas pasar LNG di Asia. Ekspansi pasar LNG di Asia dapat dipastikan akan menciptakan permintaan untuk pasokan LNG dari Amerika Serikat.
"Secara global kebutuhan LNG meningkat drastis dan tren pengembangan akan terus berlanjut, utamanya di Asia,” katanya.
Seko mengungkapkan, saat ini yang menjadi isu utama bagi konsumen LNG adalah harga. Perhatian pemerintah Jepang terhadap isu itu dimulai setelah bencana gempa bumi dan tsunami di pantai timur Tohoku pada 2011. Bencana alam tersebut membuat impor LNG negeri Matahari Terbit ini naik drastis karena seluruh reaktor nuklir yang selama ini memasok energi dimatikan.
Wakil Menteri Energi Amerika Serikat Dan Brouillette menyampaikan bahwa rencana Jepang untuk memberikan bantuan investasi untuk membangun fasilitas LNG sangat fantastis.
"Saya bersyukur bahwa Menteri Seko sendiri yang mengumumkan hal itu. Kami melihat Jepang tidak hanya sebagai konsumen tetap juga mitra dan investor untuk pembangunan infrastruktur,” katanya.
Menurutnya, banyak daerah di Asia Pasifik yang menjadi sumber pertumbuhan pasar LNG masih kekurangan kurang fasilitas terminal dan infrastrukur untuk meningkatkan impor LNG. Fatih Birol, Executive Director International Energy Agency, mengungkapkan bahwa dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, 40% produksi gas datang dari Negeri Paman Sam itu.
Dia mengatakan selama 10 tahun ini tren konsumsi LNG yang semakin meningkat. Hal tersebut ditandai dengan bertambahnya jumlah negara pengimpor komoditas ini.
“Pada 2005 hanya lima negara yang melakukan impor. Sekarang, tepatnya pada tahun lalu, meningkat menjadi 39 negara. Dipredikasikan pada 2022 akan menjadi 48 negara,” ujarnya.
Peningkatan ini akan membuat upaya untuk mengamankan pasokan menjadi perhatian oleh negara-negara pengespor dan negara produsen LNG.
TIMUR INDONESIA
Sementara itu, di hadapan para peserta LNG Producer-Consumer Conference 2017, Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam presentasinya mengatakan, penting untuk mengembangkan infrastruktur LNG di kawasan timur Indonesia memang bukan produsen besar di LNG, tetapi kami menjadi salah satu pemain dalam pasar LNG," tuturnya.
Jonan menambahkan bahwa komitmen pemerintah untuk menyediakan pasokan gas dalam negeri tidak berubah.
"Presiden [Joko Widodo] menginstruksikan agar gas domestik dapat lebih efisien.”
Terkait dengan efisiensi, Jonan memberikan contoh bahwa manajemen PLN diizinkan untuk impor gas asalkan dengan harga yang kompetitif.
Bisnis Indonesia, Page-30, Thursday, October 19, 2017
No comments:
Post a Comment