google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina's Oil and Gas Production Up 6.57%. - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Monday, October 9, 2017

Pertamina's Oil and Gas Production Up 6.57%.



PT Pertamina succeeded to record oil and gas production of 689 thousand barrels of oil equivalent per day per day (boepd) up to September Ialu or 8.12% increase compared to the same period last year of 646 thousand boepd.

Senior Vice President of Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati said both the oil and gas production realization, each recorded up until the first half of this year. The realization of oil production was 344 thousand barrels per day (bpd), up 11.33% from the same period last year of 309 thousand bpd. Then gas production edged up by 3.95%, from about 1,953 million cubic feet per day (million standard cubic feet per day / mmscfd) to 2,030 mmscfd.

"So for oil and gas production from January to June this year that is 692 thousand boepd, up compared to January-March 2016 of 640 thousand boepd," he said in Jakarta, Sunday (8/10).

He explained that the increase in production is mainly from PT Pertamina EP Cepu (PEPC), PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) and PT Pertamina International E & P (PIEP). The Cepu Block that PEPC works with Exxon Mobil Cepu Limited has produced more than 200,000 bpd of oil. Meanwhile, the increase of PHE ONWJ production is because the subsidiary has held 100% ownership in Block ONWJ.

"From Pertamina International, the increase in production is obtained from Algeria and Iraq," said Meidawati.

If compared to the target, the realization of oil and gas production until September is still slightly below target. Oil and gas production of 689 thousand boepd only reached 99.4 percent of the target of 693 thousand boepd. The actual gas production of 2,030 mmscfd is also below the target of 2,080 mmscfd. However, the realization of oil production of 344 thousand bpd was 2.9% higher than the target of 334 thousand bpd.

Pertamina has budgeted US $ 3.44 billion to fund various activities to achieve the 2017 oil and gas production target. In detail, Pertamina will drill 28 exploration wells and 129 development wells, undertake the re-work of 31 wells, and run 5,000 well maintenance jobs.

Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that the company's oil and gas production is targeted to increase annually to reach 1.9 million boepd by 2025. The increase in production is derived from the optimization of existing assets, the acquisition of oil and gas blocks, and the acquisition of oil and gas assets in other countries. This step is needed to minimize the difference between national oil and gas production and demand in the coming years.

In the future, Pertamina targets the contribution of foreign assets to reach 33 percent of total oil and gas production in 2025. Of the target of 1.9 million boepd, overseas assets are expected to contribute 650 thousand bpd. For oil production, it is targeted to reach 822 thousand bpd by 2025, which is 353 thousand bpd from domestic and 469 thousand bpd from abroad. As for gas, it is targeted to increase to 5.71 billion cubic feet per day, ie 4.23 billion cubic feet of domestic and 1.48 billion cubic feet of foreign assets.

"Our performance from 2008 to 2016, oil and gas production continues to grow. So we can prove that we can still grow, "he said. Going forward, Pertamina targets oil and gas production to grow steadily at 8% per year, while gas reserves increase by 4.4% per year.

Work on the Mahakam Block

On the other hand, although not yet officially the operator, Pertamina has started drilling wells in the Mahakam Block. This year, Pertamina has budgeted US $ 164 million for maximum drilling of 17 wells in the Mahakam Block. The addition of wells to keep the oil and gas production of this block has not decreased significantly. Meidawati said, From July to first week of October, the company has realized the drilling of seven wells.

"The realization of the cost that has been spent for these seven wells is US $ 34.1 million," She said.

The drilling of the well can be done after the signing of Bridging Agreement (BA) and Funding Agreement (FA) by Pertamina and Total E & P Indonesie and Inpex Corporation. The agreement has also been approved by the Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas).

The bridging agreement stipulates the implementation of Total's operational activities, as an existing operator in 2017 for the interests of PT Pertamina Hulu Mahakam. Meanwhile, the funding agreement stipulates the mechanism of financing the CMF for the operations conducted by Total in accordance with the previous BA, as it is known that Pertamina has signed a new Mahakam Block contract valid from January 1, 2018 at the end of 2015.

Under the contract, the company promised a signature bonus of US $ 41 million. In addition, state revenues from production bonuses include US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from a cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent.

As for the first three-year investment plan, Pertamina pledged US $ 75.3 million. The details are respectively US $ 1.3 million, then US $ 33.5 million and US $ 40.5 million.

IN INDONESIA

Produksi Minyak dan Gas Pertamina Naik 6,57%.

PT Pertamina  berhasil membukukan produksi minyak dan gas bumi mencapai 689 ribu barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd) sampai September Ialu atau naik 8,12% jika dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar 646 ribu boepd.

Senior Vice President Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan, baik realisasi produksi minyak maupun) gas perseroan, masing-masing tercatat naik sampai semester pertama tahun ini. Realisasi produksi minyak sementara ini yakni sebesar 344 ribu barel per hari (bph), naik 11,33% dari realisasi periode yang sama tahun lalu 309 ribu bph. Kemudian produksi gas naik tipis sebesar 3,95%, yakni dari sekitar 1.953 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) menjadi 2.030 mmscfd.

“Sehingga untuk produksi migas Januari-Juni tahun ini yakni 692 ribu boepd, naik dibandingkan dari Januari-Maret 2016 sebesar 640 ribu boepd,” kata dia di Jakarta, Minggu (8/ 10).

Dia menjelaskan, kenaikan produksi ini utamanya berasal dari PT Pertamina EP Cepu (PEPC), PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) , dan PT Pertamina International E&P (PIEP). Blok Cepu yang digarap PEPC bersama Exxon Mobil Cepu Limited telah menghasilkan minyak Iebih dari 200 ribu bph. Sementara kenaikan produksi PHE ONWJ karena anak usaha ini telah memegang kepemilikan saham di Blok ONWJ 100%.

“Dari Pertamina International, kenaikan produksi diperoleh dari Aljazair dan Irak,” tutur Meidawati.

Jika dibandingkan target, realisasi produksi migas sampai September ini masih sedikit di bawah target. Produksi migas 689 ribu boepd hanya mencapai 99,4% dari target 693 ribu boepd. Realisasi produksi gas 2.030 mmscfd juga masih di bawah target 2.080 mmscfd. Namun realisasi produksi minyak 344 ribu bph justru Iebih tinggi 2,9% dari target 334 ribu bph.

Pertamina telah menganggarkan US$ 3,44 miliar untuk mendanai berbagai kegiatan untuk mencapai target produksi migas 2017. Rincinya, Pertamina akan mengebor 28 sumur eksplorasi dan 129 sumur pengembangan, melaksanakan kerja ulang 31 sumur, serta menjalankan 5.000 pekerjaan perawatan sumur.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, produksi migas perseroan ditargetkan terus meningkat setiap tahunnya hingga mencapai 1,9 juta boepd pada 2025. Peningkatan produksi diperoleh dari optimasi aset eksisting, pengambilalihan blok migas habis kontrak, dan akuisisi aset migas di negara lain. Langkah ini diperlukan untuk memperkecil selisih produksi dan kebutuhan migas nasional di tahun-tahun mendatang.

Ke depannya, Pertamina menargetkan kontribusi dari aset luar negeri ini bisa mencapai 33% dari total produksi migas perseroan pada 2025. Dari target 1,9 juta boepd, aset luar negeri diharapkan bisa menyumbang 650 ribu bph. Untuk produksi minyak, ditargetkan mencapai 822 ribu bph pada 2025, yakni 353 ribu bph dari dalam negeri dan 469 ribu bph dari luar negeri. Sementara untuk gas, ditargetkan meningkat menjadi 5,71 miliar kaki kubik per had, yaitu 4,23 miliar kaki kubik dari domestik dan 1,48 miliar kaki kubik dari aset luar negeri.

“Performance kami dari 2008 sampai 2016, produksi migas terus tumbuh. Jadi kami bisa membuktikan bahwa kami masih bisa tumbuh,” kata dia. Ke depan, Pertamina menargetkan produksi migas tumbuh stabil sebesar 8% per tahun, sementara cadangan gas bertambah 4,4% per tahun. 

Garap Mahakam

Di sisi Iain, meski belum resmi menjadi operator, Pertamina telah mulai mengebor sumur di Blok Mahakam. Tahun ini, Pertamina telah menganggarkan dana sebesar US$ 164 juta untuk pengeboran maksimal 17 sumur di Blok Mahakam Tambahan sumur untuk menjaga produksi migas blok ini tidak turun drastis. Meidawati menuturkan, Sejak Juli hingga pekan pertama Oktober, perseroan telah merealisasikan pengeboran tujuh sumur. 

“Realisasi biaya yang telah dikeluarkan untuk tujuh sumur ini yakni US$ 34,1 juta,” ujar dia.

Pemboran sumur itu dapat dilakukan setelah ditekennya Bridging Agreement (BA) dan Funding Agreement (FA) oleh Pertamina dan Total E&P Indonesie serta Inpex Corporation. Kesepakatan tersebut juga sudah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Ketentuan bridging agreement tersebut mengatur tentang pelaksanaan kegiatan operasi yang dilakukan Total, sebagai operator eksisting pada 2017 untuk kepentingan PT Pertamina Hulu Mahakam. Adapun, funding agreement mengatur tentang mekanisme pembiayaan PHM atas kegiatan operasi yang dilakukan Total sesuai dengan BA sebelumnya, seperti diketahui Pertamina telah meneken kontrak baru Blok Mahakam yang berlaku mulai 1 Januari 2018 pada akhir 2015 lalu.

Dalam kontrak itu, perseroan menjanjikan bonus tanda tangan US$ 41 juta. Selain itu juga penerimaan negara dari bonus produksi meliputi US$ 5 juta dari kumulatif produksi 500 juta barel setara minyak, sebesar US$ 4 juta dari kumulatif produksi 750 juta barel setara minyak, dan US$ 4 juta dari kumulatif produksi 1.000 juta barel setara minyak.

Sementara untuk rencana investasi tiga tahun pertama, Pertamina menjanjikan dana sebesar US$ 75,3 juta Rinciannya secara berurutan US$ 1,3 juta, kemudian US$ 33,5 juta, dan US$ 40,5 juta.

Investor Daily, Page-10, Monday, October 9, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel