Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) gas production up to October 2017 reached 120 million standard cubic feet per day (MMSCFD). This achievement exceeded the targets in the Work Plan and Corporate Budget (RKAP) of 112.5 MMSCFD.
General Manager of PHE WMO, Kuncoro Kukuh said the average oil production reaches 7,500 barrels oil per day (BOPD) as of October 2017.
"This figure is close to the target in RKAP 2017 of 7,611 BOPD," Kuncoro Kukuh said in a press release.
It is said, the mineral content of PHE WMO field is more dominant gas than oil. Most of PHM WMO production gas is absorbed by power company PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Gresik, a subsidiary of PT PLN. Besides, gas is also distributed to PT Petrokimia Gresik.
"The gas absorption from Petrokimia Gresik increased from an average of 5-10 MMSCFD, rising to 20 MMSCFD. While the contract for Petrokimia Gresik 35 MMSCFD, "he explained.
PHE WMO continues to encourage a number of new development activities. However, he admits that development at sea is difficult and takes longer time than onshore.
"Development of a platform only takes about three years," he said.
As is known, PHE WMO is the operator of the Contract Contractor Cooperation (KKKS) West Madura Offshore Block under SKK Migas. This block is operated by Pertamina since 2011. PHM WMO operating area is located off the southwest coast of Madura Island, East Java. Currently the area of work of PHE WMO reaches 1,666.26 square kilometers.
IN INDONESIA
Produksi Gas PHE WMO Lampaui Target
Produksi gas Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) hingga Oktober 2017 mencapai 120 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Pencapaian ini melampaui target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 112,5 MMSCFD.
General Manager PHE WMO, Kuncoro Kukuh mengatakan rata-rata produksi minyak mencapai 7.500 barel oil per day (BOPD) per Oktober 2017.
“Angka ini mendekati target dalam RKAP 2017 sebesar 7.611 BOPD,” ujar Kuncoro Kukuh dalam siaran persnya.
Dikatakan, kandungan sumber daya mineral dari lapangan PHE WMO memang lebih dominan gas ketimbang minyak. Sebagian besar gas produksi PHE WMO diserap oleh perusahaan listrik PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Gresik, anak usaha PT PLN. Disamping itu gas juga didistribusikan ke PT Petrokimia Gresik.
“Penyerapan gas dari Petrokimia Gresik ini meningkat dari rata-rata 5-10 MMSCFD, naik menjadi 20 MMSCFD. Sedangkan kontrak untuk Petrokimia Gresik 35 MMSCFD,” terangnya.
PHE WMO terus mendorong sejumlah kegiatan pengembangan baru. Namun diakuinya bahwa pengembangan di laut agak sulit dan butuh waktu lebih lama dibandingkan onshore (daratan).
”Pengembangan membuat platform saja butuh waktu sekitar tiga tahun,” tandasnya.
Seperti diketahui, PHE WMO merupakan operator dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok West Madura Offshore di bawah SKK Migas. Blok ini dioperasikan oleh Pertamina sejak 2011. Wilayah operasi PHE WMO terletak di lepas pantai barat daya Pulau Madura, Jawa Timur. Saat ini luas wilayah kerja PHE WMO mencapai 1.666,26 kilometer persegi.
Radar Gresik, Page-4, Tuesday, October 31, 2017
No comments:
Post a Comment