Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) initiated a strategic agreement with Solar Turbines International Company.
The estimated savings from this strategic agreement in five years is estimated to reach US $ 40.67 million or around Rp 550 billion. The strategic agreement was signed by Head of SKK Migas Amien Sunaryadi and President Solar Turbines, Pablo Koziner, represented by Vice President of Customer Services, Solar Turbines, Juan Rojas at SKK Migas office, Jakarta, Tuesday (8/11).
This savings comes from the same purchase and maintenance discounts for all existing contracting contractors (KKKS) in Indonesia. Solar Turbines is also responsible for spare parts management on the use of existing machinery in Indonesia.
"Not only to get cost efficiency, most importantly this cooperation will increase national capacity," Amien said in a written statement in Jakarta on Wednesday (8/11).
Amien explained that SKK Migas encourages Solar Turbines to make investment road map in Indonesia to develop human resource capability, build manufacturing facilities, and make Indonesia as the center of Solar Turbines market in Asia Pacific.
"They have declared their commitment to this matter to increase the use of domestic components in Indonesia," he said.
In Indonesia, several turbomachinery brands are found, including turbines and / or equipment with main turbine drives, such as those found in compressors and pumps. When Solar Turbines became the largest turbomachinery equipment used in Indonesia with a percentage of 81%.
Deputy of Procurement Control, SKK Migas Djoko Siswanto explained, looking at this significant amount, SKK Migas felt the need to make a strategic agreement. In addition to cost efficiency and national capacity building, this agreement can improve operational reliability and ensure after sales service support.
"Hopefully, unplanned shutdown can be minimized," he said.
Djoko said, before the existence of this strategic agreement, often found some problems that appear in the field. For example, there are different discounts between KKKS. This is acknowledged by President Director of PT Indoturbines, Deny B. Kurnianto as sole agent of Solar Turbines in Indonesia.
According to him, the amount of discount varies greatly depending on the amount of purchases made by each PSC Contractor. The greater the purchases made, the greater the discounts can be given.
"The existence of this agreement, the discount given the same for all KKKS," he said.
In addition to the amount of discounts, it is often found that there is an inventory ordering from each KKS Contractor which often raises the additional cost of logistics and warehousing, and the function of equipment becomes less than the maximum due to the time-consuming spare parts waiting time.
Not only that, one of the things that often hinder the maintenance process of this turbomachineries because overhaul and maintenance activities for certain types of machines still have to be done at Solar Turbines headquarters in the United States.
"There is no training center for this Solar Turbines product in Indonesia," said Head of Procurement Management Division, SKK Migas, Erwin Suryadi.
He hopes the contract between Solar Turbines with each KKS Contractor can be implemented immediately. According to him, this strategic agreement gets a good response from PSC Contractors. SKK Migas is considered to be a work partner that is oriented towards cost efficiency and decision-making speed in order to maintain Indonesia's oil and gas production.
SKK Migas will continue to make other positive innovations to create efficiency in Indonesia's upstream oil and gas industry.
"The upstream oil and gas investment climate in Indonesia will be more attractive with these innovations," said Erwin.
Previously, there have been several innovations by SKK Migas, especially in increasing national capacity. For example, by cooperating with national banks as a place to deposit compulsory funds in the upstream oil and gas industry. Then, cooperation with national airlines as a partner in official travel, and various other cooperation.
IN INDONESIA
Gandeng Solar Turbines, SKK Migas Hemat Rp 550 Miliar
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menginisiasi kesepakatan strategis (strategic agreement) dengan Solar Turbines International Company.
Estimasi penghematan dari kesepakatan strategis ini dalam lima tahun diperkirakan mencapai US$ 40,67 juta atau sekitar Rp 550 miliar. Kesepakatan strategis tersebut ditandatangani Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Presiden Solar Turbines, Pablo Koziner, yang diwakili oleh Vice President Customer Services, Solar Turbines, Juan Rojas di kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (8/11).
Penghematan ini berasal dari diskon pembelian dan perawatan yang sama untuk seluruh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang ada di Indonesia. Solar Turbines juga bertanggung jawab atas pengelolaan suku cadang terhadap penggunaan mesin-mesin yang ada di Indonesia.
“Tidak hanya untuk mendapatkan efisiensi biaya, yang paling penting kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas nasional,” kata Amien dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/11).
Amien menjelaskan, SKK Migas mendorong Solar Turbines membuat road map investasi di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia (SDM), membangun fasilitas manufaktur, serta menjadikan Indonesia sebagai pusat pasar Solar Turbines di Asia Pasifik.
“Mereka telah menyatakan komitmennya terhadap hal tersebut untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri Indonesia,” ujarnya.
Di Indonesia, ditemukan beberapa merk turbomachinery, yang meliputi turbin dan atau peralatan dengan penggerak utama turbin, seperti yang terdapat pada kompresor dan pompa. Saat Solar Turbines menjadi peralatan turbomachinery terbesar yang digunakan di Indonesia dengan persentase mencapai 81%.
Deputi Pengendalian Pengadaan, SKK Migas Djoko Siswanto menjelaskan, melihat jumlah yang cukup signifikan ini, SKK Migas merasa perlu membuat kesepakatan strategis. Selain efisiensi biaya dan peningkatan kapasitas nasional, kesepakatan ini dapat meningkatkan kehandalan operasi dan menjamin dukungan layanan purna jual.
“Harapannya, penghentian operasi yang tidak direncanakan (unplanned shutdown) dapat diminimalisir,” ujarnya.
Djoko mengungkapkan, sebelum adanya kesepakatan strategis ini, kerap kali ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di lapangan. Contohnya, adanya diskon yang berbeda di antara KKKS. Hal ini diakui Direktur Utama PT Indoturbines, Deny B. Kurnianto selaku agen tunggal Solar Turbines di Indonesia.
Menurutnya, besaran diskon sangat beragam tergantung dari jumlah pembelian yang dilakukan oleh masing-masing Kontraktor KKS. Makin besar pembelian yang dilakukan, makin besar pula diskon yang dapat diberikan.
“Adanya kesepakatan ini, diskon yang diberikan sama untuk seluruh KKKS,” katanya.
Selain mengenai besaran diskon, kerap kali ditemukan adanya pemesanan inventori dari masing-masing Kontraktor KKS yang sering memunculkan tambahan biaya logistik dan pergudangan, serta fungsi peralatan menjadi kurang maksimum disebabkan karena waktu tunggu suku cadang yang cukup memakan waktu.
Tidak hanya itu, salah satu hal yang kerap menghambat proses pemeliharaan turbomachineries ini karena kegiatan overhaul dan pemeliharaan untuk tipe-tipe mesin tertentu masih harus dilakukan di kantor pusat Solar Turbines di Amerika Serikat.
“Belum ada training center untuk produk Solar Turbines ini di Indonesia,” kata Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa, SKK Migas, Erwin Suryadi.
Dia berharap kontrak antara Solar Turbines dengan masing-masing Kontraktor KKS dapat segera diimplementasikan. Menurutnya, kesepakatan strategis ini mendapatkan respon yang baik dari Kontraktor KKS. SKK Migas dianggap dapat menjadi mitra kerja yang berorientasi pada efisiensi biaya dan kecepatan pengambilan keputusan guna menjaga produksi migas Indonesia.
SKK Migas akan terus melakukan inovasi-inovasi positif lainnya guna menciptakan efisiensi di industri hulu migas Indonesia.
“Iklim investasi hulu migas di Indonesia akan semakin menarik dengan adanya inovasi-inovasi ini,” kata Erwin.
Sebelumnya, sudah ada beberapa inovasi yang dilakukan SKK Migas, khususnya dalam meningkatkan kapasitas nasional. Misalnya, dengan melakukan kerja sama dengan bank-bank nasional sebagai tempat penyimpanan dana-dana wajib di industri hulu migas.
Kemudian, kerja sama dengan maskapai nasional sebagai partner dalam melakukan perjalanan dinas, dan berbagai kerja sama lainnya.
Investor Daily, Page-9, Thursday, Nov 9, 2017
No comments:
Post a Comment