The cricket gas field project is the result of a remarkable collaboration between the government and the private sector.
Minister of Energy and Mineral Resources Ignasius Jonan, representing President Joko Widodo inaugurated the opening of the Jangkrik field gas field production facility at Onshore Receiving Facility (ORF) located in Handil Baru, Samboja, East Kalimantan.
ORF is a gas and condensate collection facility of floating production unit (FPU) of Cricket. Both are new facilities from the development of the Jangkrik gas field and become part of the development of an integrated facility under the development project of Cricket Complex operated by Eni Muara Bakau as the contractor of cooperation contract (KKKS).
The development project has created substantial chain effects such as manufacturing processing facilities that have been done in Karimun and employment. At least 1,000 jobs are absorbed during the project phase. Of that amount, 94.5% are local labor.
The production of the Cricket Complex development project off Indonesia's deep sea shore has actually been done since 29 May, faster than the estimates contained in the ESDM Strategic Plan 2015 ~ 2019.
"Thanks to Eni Musara Bakau who can do six months soon. I am appreciation. They talk a little, a lot of work, "said Jonan.
The establishment of the integrated gas facility is proof that the upstream oil and gas industry is attractive and still attractive to investors. It can encourage the development of regional and national economies. Production in Cricket Field will produce gas which will be supplied to the domestic market and export so that contribute to the fulfillment of the fulfillment of energy needs of Indonesia.
Head of Oil and Gas Special Unit Amin Sunaryadi said the results produced from the field of Jangkrik will be distributed entirely to Bontang refinery according to the agreed agreement.
"There about 2/3 will be sold to Pertamina and 1/3 to Eni Midstream. so this is the majority for the domestic, then the Midstream for the exports, "explained Amin.
Through 10 underwater wells connected to FPU Cricket, the production of cricket gas can reach 607 million cubic feet per day (mmscfd) or equal to 100 thousand barrels of oil equivalent per day (boed).
Involve the private sector
With that number, the Cricket project is considered very significant because it gives an additional 5% of total oil and gas lifting target in 2017 of 2 million barrels of oil equivalent per day. Especially for natural gas, the government is targeting a lifting of 1.15 million barrels of oil equivalent per day this year and 1.2 million oil equivalents per day next year.
The discovery of the first gas reserves occurred in 2009 at the Jangkrik-1 well. Located about 20 km from the Jangkrik field, on the same block is the North East Cricket well found in 2011 and then integrated into a field development plan (POD).
Eni Managing Director, Fabrizio Trilli, said that the Jangkrik Gas field project is the result of the extraordinary cooperation between the government and the private sector. "It's not easy at first, but with strong cooperation and trust, we can produce something big," Trilli said.
IN INDONESIA
Blok jangkrik Pacu Produksi Gas
Proyek lapangan gas jangkrik ialah hasil kerja sama yang luar biasa antara pemerintah dan swasta.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, mewakili Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan fasilitas produksi gas lapangan Jangkrik di area fasilitas penerimaan darat (Onshore Receiving Facility/ORF) yang terletak di Handil Baru, Samboja, Kalimantan Timur.
ORF merupakan fasilitas penenima aliran gas dan kondensat dari floating production unit (FPU) Jangkrik. Keduanya merupakan fasilitas baru dari pengembangan lapangan gas Jangkrik dan menjadi bagian dari pengembangan fasilitas terintegrasi di bawah proyek pengembangan Kompleks jangkrik yang dioperasikan Eni Muara Bakau selaku kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Proyek pengembangan itu telah menciptakan dampak berantai yang cukup besar seperti pabrikasi fasilitas pengolahan yang telah dikerjakan di Karimun dan penyerapan tenaga kerja. Setidaknya terserap 1.000 tenaga kerja selama fase proyek. Dari jumlah itu, 94,5 % ialah tenaga kerja lokal.
Produksi dari proyek pengembangan Kompleks Jangkrik di lepas pantai laut dalam Indonesia sebenarnya telah dilakukan sejak 29 Mei lalu, lebih cepat daripada perkiraan yang tercantum di dalam Rencana Strategis Kementerian ESDM 2015~2019.
“Terima kasih kepada Eni Musara Bakau yang bisa melakukan lehih cepat enam bulan. Saya apresiasi. Mereka bicaranya sedikit, banyak kerja,” ujar Jonan.
Pendirian fasilitas gas terintegrasi itu menjadi bukti bahwa hulu minyak dan gas ialah industri yang menarik dan masih diminati investor. Hal itu dapat mendorong pengembangan perekonomian daerah dan nasional. Produksi di Iapangan Jangkrik akan menghasilkan gas yang nantinya dipasok ke pasar domestik dan ekspor sehingga memberi kontribusi yang signilikan terhadap pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
Kepala Satuan Kerja Khusus Migas Amin Sunaryadi mengatakan hasil yang diproduksi dari lapangan Jangkrik akan disalurkan seluruhnya ke kilang Bontang sesuai perjanjian yang telah ditetapkan.
“Di sana sekitar 2/3 akan dijual ke Pertamina dan 1/3 ke Eni Midstream. jadi ini mayoritas untuk domestik, lalu yang Midstream untuk ekpsor," terang Amin.
Melalui 10 sumur bawah laut yang terhubung ke FPU Jangkrik, produksi gas Jangkrik bisa mencapai 607 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara 100 ribu barel setara minyak per hari (boed).
Libatkan swasta
Dengan angka sebesar itu, proyek Jangkrik dinilai sangat signifikan karena memberikan tambahan 5% dari total target lifting migas pada 2017 sebesar 2 juta barel setara minyak per hari. Khusus untuk gas bumi, pemerintah rnenargetkan lifting sebanyak 1,15 juta barel setara minyak per hari pada tahun ini dan 1,2 juta harel setara minyak per hari di tahun depan.
Penemuan cadangan gas pertama terjadi pada 2009 di sumur Jangkrik-1. Berjarak sekitar 20 km dari lapangan Jangkrik, pada blok yang sama terdapat sumur Jangkrik North East yang ditemukan pada 2011 dan kemudian diintegrasikan dalam satu rencana pengembangan lapangan (POD).
Managing Director Eni, Fabrizio Trilli, mengatakan proyek lapangan Gas Jangkrik ialah hasil kerja sama yang luar biasa antara pemerintah dan swasta. “Ini bukanlah hal yang mudah pada awalnya, tapi dengan kerja sama dan kepercayaan yang kuat, kita bisa menghasilkan sesuatu yang besar,” ujar Trilli.
Media Indonesia, Page-18, Wednesday, Nov 1, 2017
the adrenalin surge, just as the way that games completed quicker, with the outcomes there for anyone to view in an a lot shorter time allotment.
ReplyDeleteislamabad united squad for 2020