Minister of Energy and Mineral Resources (EMR) lgnasius Jonan ensured the construction of the Refinery Development Master Plan (RDMP) project or the modification of the Balikpapan refinery proceeded as planned. The completion of the first phase is expected to be completed by 2019.
"The development of the refinery becomes the commitment of Jokowi Government and must be implemented," Jonan said on the sidelines of the inauguration of the Jangkrik field production facility on Tuesday (31/10).
The Balikpapan refinery project consists of two phases which will be completed by June 2021 or 22 months sooner than targeted. The RDMP project is estimated to require funding of US $ 4.6 billion and is done in 2 phases. The first phase is completed in 2019 and the second phase in 2021.
According to Jonan, Balikpapan's refinery whose current production capacity is 260,000 barrels per day (bpd), will increase to 360,000 bpd after being modified. Pertamina will work on the project.
"This project is US $ 5 billion from 260 barrels a day stream to 360 thousand. In my opinion, Pertamina will run, "he said.
Jonan has even sent a letter to President Jokowi to do the groundbreaking.
"We just sent a letter to the President to suggest that the development of the Balikpapan refinery. We hope if the President welcomes symbolic review or ground breaking. Hopefully Mr. Jokowi is pleased to come here, "he said.
The project will begin six months from now and the products of Fuel Oil from the Balikpapan refinery will be upgraded to Euro 5 from Euro 2.
"I think starting work already from 6 months from now including Bontang, Balikpapan, Tuban, Cilacap," he concluded.
Previously, the East Kalimantan Province appealed to the Minister of ESDM to continue the development of the Balikpapan refinery.
"We ask the Minister for the construction of Bontang refinery with a capacity of 300 thousand barrels per day to be built in Bontang because with the construction of the refinery can accommodate the potential of oil and gas and accelerate industrial growth," please lchwansyah as Assistant II of Economic and Development Administration of East Kalimantan Province.
IN INDONESIA
Pengembangan Modifikasi Kilang Balikpapan Sesuai Target
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lgnasius Jonan memastikan pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi kilang Balikpapan berjalan sesuai rencana. Penyelesaian tahap pertama, diperkirakan selesai pada 2019.
“Pengembangan kilang menjadi komitmen Pemerintahan Jokowi dan harus dilaksanakan,” ujar Jonan di sela peresmian fasilitas produksi lapangan Jangkrik, Selasa (31/10).
Proyek kilang Balikpapan terdiri dari 2 tahap yang akan selesai pada Juni 2021 atau lebih cepat 22 bulan dari yang ditargetkan. Proyek RDMP diperkirakan membutuhkan pendanaan US$ 4,6 miliar dan dikerjakan dalam 2 tahap. Tahap pertama selesai tahun 2019 dan tahap kedua pada 2021.
Menurut Jonan, Kilang Balikpapan yang kapasitas produksinya saat ini 260.000 barel per hari (bph), akan meningkat menjadi 360.000 bph setelah dimodifikasi. Pertamina yang akan mengerjakan proyek tersebut.
“lni proyek US$ 5 miliar dari 260 barel stream per hari menjadi 360 ribu. Menurut saya, Pertamina akan menjalankan,” ungkapnya.
Jonan bahkan sudah mengirim surat ke Presiden Jokowi untuk melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking).
“Kami baru saja kirim surat ke Presiden untuk usul bahwa pengembangan kilang Balikpapan. Kami berharap sekiranya bapak Presiden berkenan simbolis meninjau atau ground breaking. Mudah-mudahan Bapak Jokowi berkenan ke sini,” ujarnya.
Pengerjaan proyek tersebut akan dimulai enam bulan dari sekarang dan nantinya produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dari kilang Balikpapan akan ditingkatkan hingga (memenuhi spesifikasi) Euro 5 dari sebelumnya Euro 2.
“Saya kira memulai pekerjaan sudah dari 6 bulan dari sekarang termasuk Bontang, Balikpapan, Tuban, Cilacap,”pungkasnya.
Sebelumnya, pihak Provinsi Kalimantan Timur memohon kepada Menteri ESDM untuk tetap melanjutkan pengembangan kilang Balikpapan.
“Kami mohon kepada Bapak Menteri agar pembangunan kilang Bontang dengan kapasitas 300 ribu barel per hari tetap dibangun di Bontang karena dengan pembangunan kilang tersebut bisa menampung potensi migas dan mempercepat pertumbuhan industri,” harap lchwansyah selaku Asisten II Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur.
Investor Daily, Page-9, Thursday, Nov 2, 2017
No comments:
Post a Comment