Medco E & P Indonesia Continues to Boost Production

Medco E & P Indonesia continues its efforts to boost its oil and gas production by completing the development of Block A in Aceh. Until the first half of this year, Medco recorded the realization of oil and gas production of 90 thousand barrels of oil equivalent per day (boepd).

Senior Manager of Relations & Security at Medco E & P Indonesia and Medco E & P Natuna Ltd. Drajat Imam Panjawi said that although it has climbed up to 24 thousand boepd compared to the same period in 2016, it will continue to increase its oil and gas production.

It will monetize existing domestic oil and gas inventories, Near-Field exploration and well drilling, as well as underwater development.

"In addition, this year, Medco E & P focused on completing Block A Project in Aceh on schedule and budget," he said in a media gathering in Bogor on Saturday (19/11).

Previously, Medco announced it has added and certified proven reserves in Block A of 30 million barrels of oil equivalent. Overall, the construction of this block has reached 61.29%. As for the construction of gas processing facilities recorded already reached 85% and entered the first well flow test phase at the end of the first semester ago.

Block A is targeted to produce its first gas by the end of the first quarter of 2018. The development of Block A worth US $ 460 million is done by Medco with Krislinergy and Japex. Medco and partners started working on this block since early 2016, covering the development of Alan Siwah Square, Rayonu jungle and Rambong Ground.

Gas from this block of 63 billion british thermal units per day (bbtud) will be channeled through Pertamina Arun Belawan pipeline to meet the needs of fertilizer, electricity and industrial plants in Aceh and North Sumatra.

Medco and Pertamina have signed gas contracts at a price of US $ 9.45 per million British thermal units (mmbtu). Not only boost production, Medco also keeps the operations in efficient operation in terms of cost and safety priority. So far, the company managed to keep its production cost per barrel below US $ 10 per barrel oil equivalent.

"Medco E & P continues to optimize its field field with innovations in oil and gas technology and cost control of field assets, such as Rimau, South Sumatra and Lematang Block in South Sumatra and Tarakan Block in North Kalimantan," he explained.

As is known, until the end of the first half of this year, Medco recorded oil and gas production realization of 89.8 thousand boepd, up 26.4% from 2016's actual realization of 64 thousand boepd.

In detail, oil production rose from 30.2 thousand bpd to 35.5 thousand bpd and gas from 197.8 million cubic feet per day (mmscfd) to 290.6 mmscfd. The increase in production is driven by high gas sales from Senoro Field and increased production from South Natuna Block continues.

Medco's revenue rose 543 percent from the first half of 2016 to US $ 403.5 million. This is because the realization of higher oil and gas sales and rising crude oil prices. Medco also booked a profit increase of US $ 11.8 million in the first half of 2016 to US $ 80.7 million.

IN INDONESIA

Medco E&P Indonesia Terus Menggenjot Produksi

Medco E&P Indonesia terus berupaya memdongkrak produksi migasnya dengan merampungkan pengembangan Blok A di Aceh. Hingga semester pertama tahun ini, Medco mencatatkan realisasi produksi migasnya sebesar 90 ribu barel setara minyak per hari (boepd).  

Senior Manager Relations & Security Medco E&P Indonesia dan Medco E&P Natuna Ltd Drajat Imam Panjawi mengatakan, meski sudah naik hingga 24 ribu boepd dibandingkan periode yang sama 2016, pihaknya masih akan terus berupaya menaikkan produksi migasnya".

Pihaknya akan melakukan monetisasi penemuan-penemuan domestik migas yang ada, eksplorasi Near-Field dan pengeboran sumur, serta pengembangan bawah laut.

“Selain itu, tahun ini, Medco E&P fokus menyelesaikan Proyek Blok A di Aceh sesuai jadwal dan anggaran,” kata dia dalam media gathering di Bogor, Sabtu (19/11).

Sebelumnya, Medco mengumumkan telah menambahkan dan mendapat sertifikasi cadangan terbukti di Blok A sebesar 30 juta barel setara minyak. Secara keseluruhan, pengerjaan blok ini telah mencapai 61,29%. Sementara untuk pembangunan fasilitas pemrosesan gasnya tercatat sudah mencapai 85% dan masuk tahap pengujian aliran sumur pertama pada akhir semester pertama lalu.

Blok A ditargetkan bisa memprodukai gas pertamanya pada akhir kuartal pertama 2018. Pengembangan Blok A senilai US$ 460 juta ini dikerjakan Medco bersama Krislinergy dan JAPEX. Medco dan mitra mulai menggarap blok ini sejak awal 2016, meliputi pengembangunan Lapangan Alur Siwah, julu Rayeu, dan Alur Rambong. 

Gas dari blok ini sebesar 63 miliar british thermal unit per hari (bbtud) akan dialirkan melalui pipa Pertamina Arun Belawan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pupuk, kelistrikan, dan industri di Aceh dan Sumatera Utara. 

Medco dan Pertamina telah menandatangani kontrak gas dengan harga US$ 9,45  per juta british thermal unit (mmbtu). Tidak sekadar menggenjot produksi, Medco juga menjaga agar kegiatan operasi tetap efisien dari sisi biaya dan mengutamakan keselamatan. Sejauh ini, perseroan berhasil mempertahankan biaya produksi per barel di bawah US$ 10 per barel setara minyak.

“Medco E&P terus mengoptimalisasi lapangan lapangan tuanya dengan berbagai inovasi di bidang teknologi migas serta pengendalian biaya aset lapangan, seperti di Blok Rimau, South Sumatra, dan Lematang di Sumatera Selatan, serta Blok Tarakan di Kalimantan Utara,” jelasnya.

Seperti diketahui, hingga akhir semester pertama tahun ini, Medco mencatatkan realisasi produksi migas sebesar 89,8 ribu boepd, naik 26,4% dari realisasi periode yang sama 2016 sebesar 64 ribu boepd.

Rincinya, produksi minyak naik dari 30,2 ribu bph menjadi 35,5 ribu bph dan gas dari 197,8 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/ mmscfd) menjadi 290,6 mmscfd. Peningkatan produksi didorong oleh tingginya penjualan gas dari Lapangan Senoro dan peningkatan produksi dari Blok Natuna Selatan terus berlanjut.

Selanjutnya dari sisi keuangan, pendapatan Medco naik 543% dari semester pertama 2016 menjadi US$ 403,5 juta. Hal ini lantaran realisasi penjualan migas yang lebih tinggi dan kenaikan harga minyak mentah. Medco juga berhasil membukukan kenaikan laba dari US$ 11,8 juta pada semester pertama 2016 menjadi US$ 80,7 juta.

Investor Daily, Page-9, Monday, Nov 20, 2017