One train at Bontang liquefied natural gas (LNG) plant managed by PT Badak NGL will be converted to special process gas (lean gas) in order to process gas from Jangkrik Field. During this time, the entire train Bontang LNG Plant is designed to process rich gas (wet gas).
Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Arcandra Tahar said, from four train Bontang LNG Refinery currently operating, one of which will be changed specifically to process gas gas type clean. Thus, three traines will still process rich gas, one train will process lean gas, and four others are not used.
"One plant is being converted dedicated to lean gas, now again on going and in the next few months finished, "he said in Jakarta, Tuesday (21/11).
In general, natural gas is divided into two types, dry or lean gas and wet or rich gas. Lean gas is a natural gas that has a high concentration of methane and ethane. While rich gas is a natural gas containing propane, butane, and hydrocarbons pentane and heptane in high concentrations.
According to Arcandra, one of the train changes is done because adjusting the type of gas generated from the field of suppliers. The Bontang LNG plant is supplied with gas from the Mahakam Block, East Kalimantan, Sanga-Sanga and, more recently, the Jangkrik Field, Muara Bakau Block.
"Cricket field [results] lean gas. Most likely the next Mahakam block will [produce lean gas. So there will be a lot of C1 (methane / CH4), while C3 (propane / C3H8) and C4 (butane / C4H10) will be small, "he explained.
New cricket field onstream this summer, generating gas about 600 million cubic feet per day (million standard cubic feet per day / mmscfd). While the Mahakam Block, which has been produced since more than 50 years ago, is projected to still produce 1,000 mmscfd. Thus, four train Bontang LNG Plant has sufficient supply of gas.
"So, these four trains operate all," said Arcandra.
Previously, President Director of PT Badak NGL Didik Sasongko said, since the last three years it was only using four train with one backup train. The remaining three trains were not used because of the decreased gas supply received.
Meanwhile, LNG production from Bontang LNG Plant continues to decline since 2015. In 2015, LNG production from the refinery in East Kalimantan reached 189 cargoes. However, this production figure fell to 172 cargoes in 2016. Later this year, LNG plant production of Bontang LNG is targeted at 163 cargoes.
IN INDONESIA
Satu Train Kilang LNG Bontang akan Diubah
Salah satu train di kilang gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) Bontang yang dikelola PT Badak NGL akan diubah agar khusus memproses gas bersih (lean gas) agar dapat memproses gas dari Lapangan Jangkrik. Selama ini, seluruh train Kilang LNG Bontang didesain untuk memproses rich gas (wet gas).
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, dari empat train Kilang LNG Bontang yang kini beroperasi, salah satunya akan diubah khusus untuk mengolah gas jenis gas bersih. Sehingga, nantinya tiga train tetap memproses rich gas, satu train mengolah lean gas, dan empat lainnya yang tidak digunakan.
“Satu plant sedang di-convert dedicated untuk lean gas, sekarang lagi on going dan dalam beberapa bulan ke depan akan selesai,” kata dia di Jakarta, Selasa (21/11).
Secara umum, gas alam terbagi menjadi dua jenis, dry atau lean gas dan wet atau rich gas. Lean gas merupakan gas alam yang memiliki konsentrasi metana dan etana cukup tinggi. Sementara rich gas adalah gas alam yang mengandung propana, butana, serta hidrokarbon pentana dan heptana dalam konsentrasi tinggi.
Menurut Arcandra, perubahan salah satu train tersebut dilakukan lantaran menyesuaikan jenis gas yang dihasilkan dari lapangan-lapangan pemasoknya. Kilang LNG Bontang mendapat pasokan gas dari Blok Mahakam, East Kalimantan, Sanga-Sanga, dan yang terbaru, Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau.
“Lapangan Jangkrik itu [hasilnya] lean gas. Kemungkinan besar Blok Mahakam ke depan akan [menghasilkan lean gas. Jadi akan banyak C1-nya (metana/CH4), sementara C3 (propana/C3H8) dan C4 (butana/C4H10) akan kecil,” jelasnya.
Lapangan Jangkrik yang baru onstream pertengahan tahun ini, menghasilkan gas sekitar 600 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/ mmscfd). Sementara Blok Mahakam yang telah diproduksikan sejak lebih dari 50 tahun lalu, diproyeksikan masih dapat menghasilkan 1.000 mmscfd. Sehingga, empat train Kilang LNG Bontang memiliki pasokan gas yang cukup.
“Jadi, empat train ini beroperasi semua,” tutur Arcandra.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Badak NGL Didik Sasongko menuturkan, sejak tiga tahun belakangan pihaknya memang hanya menggunakan empat train dengan satu train cadangan. Sisanya, yakni tiga train tidak digunakan karena menurunnya pasokan gas yang diterima.
Sementara itu, produksi LNG dari Kilang LNG Bontang tercatat terus turun sejak 2015. Pada 2015, produksi LNG dari kilang di Kalimantan Timur ini mencapai 189 kargo. Namun, angka produksi ini turun menjadi 172 kargo pada 2016. Selanjutnya pada tahun ini, produksi LNG Kilang LNG Bontang ditargetkan sebesar 163 kargo.
Investor Daily, Page-9, Monday, Nov 27, 2017
No comments:
Post a Comment