PT Pertamina must anticipate the risk of managing oil and gas blocks that expire its contract period. Pertamina gets the privilege of managing 34 blocks that expire from 2018 to 2026. Pertamina decides six blocks to be taken starting next year.
"Business calculations should be considered. Not all blocks have to be taken. Pertamina can share the role of partnering with other companies as partners, share risks, as well as business portfolio, "said the lecturer at the Faculty of Earth and Energy Technology of Trisakti University, Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, Friday (11/10) in Jakarta.
The Mahakam block in East Kalimantan, which is fully managed by Pertamina as of January 1, 2018, will serve as a benchmark for the company's ability to manage giant oil and gas blocks. However, he believes Pertamina is experienced enough to manage large blocks, as happened in the Offshore North West Java (ONWJ) Block off the north coast of West Java.
"If the oil and gas blocks out of contract period are not sufficiently attractive in business and future orientation, there is no need to be forced by Pertamina. This should be understood by the government not to give Pertamina a casual assignment, "said Pri Agung.
From 2018 to 2026, there will be 34 oil and gas blocks out of contract. This year there are four blocks whose expired contract period is ONWJ Block (already taken over by Pertamina since early January 2017), Lematang Block in South Sumatra, and Mahakam Block and Attaka Block in East Kalimantan.
The Mahakam Block
In 2018, there are eight oil and gas blocks whose contract expires. Of all these blocks, Pertamina has expressed interest in managing six blocks, namely South East Sumatra (Sumatra), Central Kalimantan (North Sumatra), North Sumatera Offshore (North Sumatera), Ogan Komering OJB (South Sumatra), Sanga- East), and Tuban Block (East Java).
Commercial aspects
According to Pertamina's Upstream Director Syamsu Alam, his team has reviewed the commercial aspects of the six blocks. From the results of the study, the six blocks have good prospects. It has submitted a proposal of management model to the Ministry of Energy and Mineral Resources.
"Like the Mahakam block, we also present what the management plan is. We are still waiting for a government response regarding the proposals we submitted for the six blocks, "said Syamsu.
In addition to continuing to manage the oil and gas blocks whose contracts are exhausted, Pertamina is also required to build new refineries and increase the capacity of the old refineries.
IN INDONESIA
Pertamina Dapat Hak
PT Pertamina harus mengantisipasi risiko pengelolaan blok-blok minyak dan gas bumi yang habis masa kontraknya. Pertamina mendapat hak istimewa mengelola 34 blok yang habis masa kontraknya, dari 2018 sampai 2026. Pertamina memutuskan enam blok akan diambil mulai tahun depan.
”Kalkulasi bisnis harus menjadi pertimbangan. Tidak harus semua blok itu diambil semua. Pertamina bisa berbagi peran menggandeng perusahaan lain sebagai mitra, berbagi risiko, sekaligus sebagai portofolio bisnis,” kata pengajar pada Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, Jumat (10/11), di Jakarta.
Blok Mahakam di Kalimantan Timur yang dikelola penuh Pertamina per 1 Januari 2018, akan menjadi acuan kemampuan perusahaan dalam mengelola blok-blok migas raksasa. Namun, ia meyakini Pertamina cukup berpengalaman mengelola blok-blok besar, seperti yang sudah terjadi pada Blok Offshore North West Java (ONWJ) di lepas pantai utara Jawa Barat.
”Jika blok-blok migas yang habis masa kontraknya tidak cukup menarik secara bisnis dan orientasi perusahaan ke depan, tidak perlu dipaksakan dikelola Pertamina. Ini yang harus dipahami pemerintah untuk tidak memberi penugasan begitu saja kepada Pertamina,” kata Pri Agung.
Mulai 2018 hingga 2026, akan ada 34 blok migas yang habis masa kontraknya. Tahun ini ada empat blok yang masa kontraknya kedaluwarsa, yaitu Blok ONWJ (sudah diambil alih Pertamina sejak awal Januari 2017), Blok Lematang di Sumatera Selatan, serta Blok Mahakam dan Blok Attaka di Kalimantan Timur.
Pada 2018, ada delapan blok migas yang kontraknya berakhir. Dari semua blok tersebut, Pertamina telah menyatakan minat mengelola enam blok, yaitu Blok South East Sumatera (Sumsel), Blok Tengah (Kaltim), North Sumatera Offshore (Sumut), Ogan Komering OJB (Sumsel), Blok Sanga-sanga (Kaltim), dan Blok Tuban (Jawa Timur).
Aspek komersial
Menurut Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, timnya sudah mengkaji aspek komersial keenam blok itu. Dari hasil kajian, keenam blok tersebut memiliki prospek bagus. Pihaknya sudah menyampaikan proposal model pengelolaan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
”Seperti Blok Mahakam, kami juga mempresentasikan rencana pengelolaannya seperti apa. Kami masih menunggu respons pemerintah terkait proposal yang kami serahkan untuk keenam blok tersebut,” kata Syamsu.
Selain harus melanjutkan pengelolaan blok-blok migas yang kontraknya habis, Pertamina juga wajib membangun kilang baru dan meningkatkan kapasitas kilang lama.
Kompas, Page-18, Saturday, November 11, 2017
No comments:
Post a Comment