PT Pertamina will spend more than US $ 1 billion on oil and gas exploration and production in the Mahakam block. The fund will be used for capital expenditure and operations next year.
Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that for operating expenditure is estimated at US $ 700 million. However, he did not mention the total capital expenditure prepared next year in the Mahakam Block.
The Mahakam Block
Although Pertamina has projected its operating expenditure in Mahakam next year, the company has not been able to estimate oil and gas production in the block. The reason, the company must first see the realization of oil and gas production in Mahakam Block in December 2017.
"If total capex [capital expenditure] and opex [operating expenses] are above US $ 1 billion. Operational spending is around US $ 700 million, "he said, Monday (6/11).
Pertamina President Director Elia Massa Manik said earlier that it has a commitment to maintain production in the Mahakam Block. Maintaining the Mahakam Block production is important as the oil and gas blocks located off the coast of East Kalimantan have been exploited for more than 50 years.
Based on data from the Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (KLK Migas) in the first half of 2017, the contribution of Mahakam Block production amounted to 20% of national gas production with the achievement of 1.504 million cubic feet per day (MMscfd). The production of oil and condensate and blocks was 55,100 barrels per day (bpd).
Elia added that this year Pertamina has provided US $ 180 million to drill 14 wells executed by Total E & P Indonesie as current operators. In 2018, he mentioned that the drilling budget rose to US $ 700 million.
The transfer of Mahakam and Total to Pertamina blocks is signed in 2015. Pertamina will replace Total starting in early 2018. Pertamina through its subsidiary, PT Pertamina Hulu Energi operates the Mahakam Block after the contract expires December 31, 2017. Currently, Total E & P Indonesia becomes an operator with share ownership Mahakam participation is 50% and the rest is controlled by lnpex.
BMI Research noted that Pertamina, which will become the new operator in January 2018, requires an annual fee of US $ 2 billion to US $ 2.5 billion
In its official statement, SKK Migas stated that it has initiated a contract mirroring policy, which is an attempt to transfer contracts with providers of goods and services owned by Total E & P Indonesie directly to PT Pertamina Hulu Mahakam.
Policies covering more than 500 contracts will provide certainty of continuity of operations in the context of the operational diversion of Mahakam Block from Total E & P Indonesie to PT Pertamina Hulu Mahakam.
Telen Block
Meanwhile, Total E & P Indonesie is seeking partners to manage Telen Block offshore East Kalimantan which signed a cooperation contract in 2012.
Vice President of Authorization Coordination, Communication and External Affairs Total E & P Indonesie Agus Suprijanto said that Telen Block is currently in exploration stage and has no plans to restore the working area.
He mentioned that the Telen Block still has prospects, but is still conducting an evaluation for the activities at Saliki's prospects. Currently, Total has a 100% stake in the Telen Block.
"Total is also open if there are potential and strategic partners to join in exploration activities in this block," he said.
Telen Block is located in the offshore Kutei Basin, which covers an area of 2,369 km2 with a water depth of 300 meters to 1,000 meters. The location of the Telen Block is adjacent to the currently operated Total Mahakam Block. For the production block, Total has a 15% stake in the Sebuku Block in partnership with Mubadala Petroleum. Sebuku Block production was also connected to a production facility in the Mahakam Block.
IN INDONESIA
Pertamina Siapkan US$ 1 Miliar
PT Pertamina akan menyiapkan dana lebih dari US$ 1 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Blok Mahakam. Dana itu akan digunakan untuk belanja modal dan operasi pada tahun depan.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan bahwa untuk belanja operasi diperkirakan sebesar US$ 700 juta. Namun, dia tidak menyebut total belanja modal yang disiapkan pada tahun depan di Blok Mahakam.
Kendati Pertamina telah memproyeksikan belanja operasi di Mahakam pada tahun depan, perseroan belum bisa memperkirakan produksi migas di blok tersebut. Pasalnya, perseroan harus melihat terlebih dahulu realisasi produksi migas Blok Mahakam pada Desember 2017.
“Kalau total capex [belanja modal] dan opex [belanja operasional] di atas US$1 miliar. Belanja operasional sekitar US$ 700 juta," ujarnya, Senin (6/11).
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya memiliki komitmen untuk menjaga produksi di Blok Mahakam. Menjaga produksi Blok Mahakam menjadi penting mengingat blok migas yang berlokasi di lepas pantai Kalimantan Timur itu sudah dieksploitasi lebih dari 50 tahun.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada semester I/2017, kontribusi produksi Blok Mahakam sebesar 20% terhadap produksi gas nasional dengan capaian 1.504 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Produksi minyak dan kondensat dan blok itu sebanyak 55.100 barel per hari (bph).
Elia menambahkan, pada tahun ini Pertamina telah menyediakan US$ 180 juta untuk mengebor 14 sumur yang dieksekusi oleh Total E&P Indonesie sebagai operator saat ini. Pada 2018, dia menyebut bahwa anggaran pengeboran naik menjadi US$ 700 juta.
Pengalihan kontrak Blok Mahakam dan Total ke Pertamina ditandatangani pada 2015. Pertamina akan menggantikan Total mulai awal 2018. Pertamina melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi mengoperasikan Blok Mahakam setelah kontrak berakhir 31 Desember 2017. Saat ini, Total E&P lndonesie menjadi operator dengan kepemilikan saham partisipasi Mahakam 50% dan sisanya dikuasai lnpex.
BMI Research mencatat, Pertamina yang akan menjadi operator baru pada Januari 2018 membutuhkan biaya tahunan sebesar US$ 2 miliar hingga US$ 2,5 miliar
Dalam keterengan resminya, SKK Migas menyatakan telah menginisiasi kebijakan contract mirroring yakni upaya untuk mengalihkan kontrak-kontrak dengan penyedia barang dan jasa yang dimiliki oleh Total E&P Indonesie langsung kepada PT Pertamina Hulu Mahakam.
Kebijakan yang mencakup lebih dari 500 kontrak akan memberikan kepastian kesinambungan operasi dalam rangka pengalihan operasional Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie kepada PT Pertamina Hulu Mahakam.
Blok Telen
Sementara itu, Total E&P Indonesie mencari mitra untuk mengelola Blok Telen di lepas pantai Kalimantan Timur yang diteken kontrak kerja samanya pada 2012.
Vice President Authorization Coordination, Communication and External Affairs Total E&P Indonesie Agus Suprijanto mengatakan bahwa saat ini Blok Telen masih dalam tahap eksplorasi dan pihaknya belum memiliki rencana untuk mengembalikan Wilayah kerja tersebut.
Dia menyebut bahwa Blok Telen masih memiliki prospek, tetapi hingga kini masih melakukan evaluasi untuk kegiatan di prospek Saliki. Saat ini, Total memiliki saham partisipasi 100 % Blok Telen.
"Total juga terbuka bila ada mitra potensial dan strategis untuk bergabung dalam kegiatan eksplorasi di blok ini," ujarnya.
Blok Telen terletak di Cekungan Kutei yang berada di lepas pantai, yang mencakup kawasan seluas 2.369 km2 dengan kedalaman air mencapai 300 meter hingga 1.000 meter. Lokasi Blok Telen berdekatan dengan Blok Mahakam yang saat ini dioperasikan Total. Untuk blok produksi, Total memiliki 15% saham partisipasi di Blok Sebuku yang bermitra dengan Mubadala Petroleum. Produksi Blok Sebuku pun dihubungkan ke fasilitas produksi di Blok Mahakam.
Bisnis Indonesia, Page-30, Tuesday, Nov 7, 2017
No comments:
Post a Comment