google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Ready to Spread US $ 1 M for Mahakam Block - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Complete Graphic Design Course™

Wednesday, November 8, 2017

Pertamina Ready to Spread US $ 1 M for Mahakam Block



PT Pertamina will disburse funds of up to US $ 1 billion for the management of the Mahakam block next year. This state-owned oil and gas company has fully become the operator of the Mahakam Block starting 2018.

Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that for the investment fund in Mahakam Block alone, the company must disburse up to US $ 700 million. In fact, in addition, the company also still have to fund operating costs are projected also in the range of US $ 700 million.

"If total capex (capital expenditure / capital expenditure) and opex (operation expenditure / operating expenditure) above US $ 1 billion. Because the opex is also about US $ 700 million, "he said in Jakarta, Monday (6/11).

Unfortunately, Nature does not specify which activities will be used for the Mahakam Block's budget. He also claimed to have not been able to provide projected oil and gas production of the Mahakam block next year as it is still awaiting the realization by the end of 2017. While the so-called investment budget does not reflect oil and gas production next year.

"Production target next year depends on production this December. We do not know yet how much Mahakam production that month (December). Meanwhile, if investment, production can not always appear in that year (2018), "he explained.

Meanwhile, in its official statement, Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) stated that it has initiated the policy of contract mirroring of Mahakam Block. This policy transfers contracts with providers of goods and services owned by Total E & P Indonesie to PT Pertamina Hulu Mahakam, a subsidiary of Pertamina working on the Mahakam Block.

The Mahakam Block

"This policy is to ensure the sustainability of cumulative production of 18.7 trillion cubic feet (TCF) for gas and 1.46 GBBLS for condensate in the Mahakam block," said Deputy of Controlling Procurement of SKK Migas Djoko Siswanto.

These diverted contracts are contracts that ensure operational continuity in the Mahakam Block. Some of the contracts are related to the human resources contract of 2,000 employees, ships, rigs and other supporting operations. Overall, the value of the contracts covered in this transitional period reached more than US $ 1.5 billion. According to Alam, the value of this contract is not just for next year only. "If the contract is multiyear," he said.

Related partnerships with Total and Inpex as existing operators, he said there has been no decision. Both companies know it interested to join working on the Mahakam Block. However, despite communicating with the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), discussions with Pertamina have not been continued.

However, Pertamina is able to work on Mahakam Block. "Are we able to manage Mahakam? Ability, permanent employees there, then we have some finance who want to join. So we wait until the end of the year, "said Alam.

Accelerate Drilling

Meanwhile, Pertamina has started to spend funds to drill the well in the Mahakam block this year. Pertamina President Director Elia Massa Manik previously revealed that this is necessary, because the production of hydrocarbons (oil and gas) must come down if there is no investment. To that end, it added the number of wells drilled in 2017 from the initial 9 wells to 14 wells.

Realize if only nine wells will be less and impact on production. We immediately accelerate to drill in 2017, hopefully can reach 14 wells, "he explained. Total cost for this drilling is US $ 180 million

Earlier, Pertamina Meidawati, Senior Vice President of Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation, said the company has completed drilling seven wells in the Mahakam block until the first week of October. The total fund has been spent amounting to US $ 34.1 million.

The drilling of the well can be done after the signing of Bridging Agreement (BA) and Funding Agreement (FA) by Pertamina and Total E & P Indonesie and Inpex Corporation. The Agreement has also been approved by the Implementing Working Unit Upstream Oil and Gas Business (SKK Migas).

The bridging agreement stipulates the implementation of Total's operational activities, as an existing operator in 2017 for the interests of PT Pertamina Hulu Mahakam. Meanwhile, the Funding Agreement stipulates the financing mechanism of CMF for the operations performed by Total in accordance with the Bridging Agreement.

Previously, it was known that Pertamina had signed a new Mahakam Bloc contract starting from 1 January 2018 at the end of 2015. Under the contract, the company promised a signature bonus of US $ 41 million. In addition, state revenues from production bonuses include US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from a cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent.

IN INDONESIA

Pertamina Siap Keluarkan US$ 1 M untuk Blok Mahakam


PT Pertamina akan mengucurkan dana hingga Iebih dari US$ 1 miliar untuk pengelolaan Blok Mahakam pada tahun depan. Perusahaan migas milik negara ini telah sepenuhnya menjadi operator Blok Mahakam mulai 2018.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, untuk dana investasi di Blok Mahakam saja, perseroan harus mengucurkan hingga US$ 700 juta. Padahal, selain itu, perusahaan juga masih harus mendanai biaya operasi yang diproyeksikan juga di kisaran US$ 700 juta.

“Kalau total capex (capital expenditure/ belanja modal) dan opex (operation expenditure/belanja operasi) di atas US$ 1 miliar. Karena opex-nya juga sekitar USS 700 juta,” kata dia di Jakarta, Senin (6/11).

Sayangnya, Alam tidak merinci akan dipakai untuk kegiatan apa saja anggaran dana Blok Mahakam ini. Dia juga mengaku belum dapat memberikan proyeksi produksi migas Blok Mahakam pada tahun depan lantaran masih menunggu realisasi pada akhir 2017 ini. Sementara anggaran investasi disebutnya tidak mencerminkan produksi migas tahun depan.

“Target produksi tahun depan tergantung dari produksi Desember ini. Kami belum tahu berapa produksi Mahakam bulan itu (Desember). Sementara kalau investasi, produksinya tidak selalu bisa muncul di tahun itu (2018),” jelasnya.

Sementara itu, dalam keterangan resminya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan telah menginisiasi kebijakan contract mirroring Blok Mahakam. Kebijakan ini mengalihkan kontrak dengan penyedia barang dan jasa yang dimiliki Total E&P Indonesie ke PT Pertamina Hulu Mahakam, anak usaha Pertamina yang menggarap Blok Mahakam.

“Kebijakan ini untuk menjamin keberlangsungan produksi kumulatif sebesar 18,7 triliun kaki kubik (TCF) untuk gas dan 1,46 GBBLS untuk kondensat di Blok Mahakam," ujar Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Djoko Siswanto.

Kontrak-kontrak yang dialihkan ini yakni merupakan kontrak yang menjamin kelangsungan operasional di Blok Mahakam. Beberapa kontrak itu adalah terkait kontrak sumber daya manusia 2.000 karyawan, kapal, rig, dan penunjang operasi lainnya. Secara keseluruhan, nilai kontrak yang tercakup dalam masa transisi ini mencapai lebih dari US$ 1,5 miliar. Menurut Alam, nilai kontrak ini bukan hanya untuk tahun depan saja. “Kalau kontrak ada yang multiyears,” tutur dia.

Terkait kemitraan dengan Total dan Inpex selaku operator eksisting, dikatakannya belum ada keputusan. Kedua perusahaan itu diketahuinya berminat bergabung menggarap Blok Mahakam. Namun, meski sudah berkomunikasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), diskusi dengan Pertamina justru belum berlanjut.

Meski demikian, ditegaskannya Pertamina mampu menggarap Blok Mahakam. “Apakah kami mampu mengelola Mahakam?Mampu, karyawan tetap di sana, lalu kami ada beberapa finance yang mau bergabung. Jadi kami tunggu sampai akhir tahun,” tegas Alam.

Percepat Pengeboran 

Sementara itu, Pertamina telah mulai mengeluarkan dana untuk pengeboran sumur di Blok Mahakam pada tahun ini. Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik sebelumnya mengungkapkan, hal ini perlu dilakukan, lantaran produksi hidrokarbon (migas) pasti turun jika tidak ada investasi. Untuk itu, pihaknya menambah jumlah sumur yang dibor pada 2017 ini dari awalnya 9 sumur menjadi 14 sumur.

Realize kalau cuma sembilan sumur akan kurang dan berdampak ke produksi. Kami segera mempercepat untuk melakukan drilling di 2017, mudah-mudahan bisa mencapai 14 sumur,” jelasnya. Total biaya untuk pengeboran ini yakni US$ 180 juta 

Sebelumnya, Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan, perseroan sudah menyelesaikan pengeboran tujuh sumur di Blok Mahakam sampai pekan pertama Oktober lalu. Total dana yang telah dikeluarkan yakni sebesar US$ 34,1 juta.

Pemboran sumur itu dapat dilakukan setelah ditekennya Bridging Agreement (BA) dan Funding Agreement (FA) oleh Pertamina dan Total E&P Indonesie serta Inpex Corporation. Kesepakatan tersebut juga sudah disetujui oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Ketentuan bridging agreement tersebut mengatur tentang pelaksanaan kegiatan operasi yang dilakukan Total, sebagai operator eksisting pada 2017 untuk kepentingan PT Pertamina Hulu Mahakam. Adapun, Funding agreement mengatur tentang mekanisme pembiayaan PHM atas kegiatan operasi yang dilakukan Total sesuai dengan Bridging Agreement.

Sebelumnya, seperti diketahui Pertamina telah meneken kontrak baru Blok Mahakam yang berlaku mulai 1 Januari 2018 pada akhir 2015 lalu. Dalam kontrak itu, perseroan menjanjikan bonus tanda tangan US$ 41 juta. Selain itu juga penerimaan negara dari bonus produksi meliputi US$ 5 juta dari kumulatif produksi 500 juta barel setara minyak, sebesar US$ 4 juta dari kumulatif produksi 750 juta barel setara minyak, dan US$ 4 juta dari kumulatif produksi 1.000 juta barel setara minyak.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, Nov 7, 2017

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel