Reluctant to Release Land, Socialization Has No Results
The socialization of land acquisition for the construction of a national oil palm strategic project to the communities of Mentoso and Remen villages, Ienu sub-district, Tuban district, at Wilis Hotel, local sub-district, was protested on Sunday (5/11).
Rosneft Oil Company - Russia
Hundreds of residents who attended the meeting firmly refused to release the land to be used as a location for the establishment of the Rosneft Oil Company oil refinery project. Hundreds of residents who attended the meeting hall shouted "No" when representatives from Pertamina explained the material of socialization.
"Ora ape not dol (I will not sell)," shouted the residents who attended the socialization.
According to Suwarto, one of the residents who stepped forward in front of the venue to voice their aspirations, the construction of the oil refinery will only harm society. He believes, if the refinery is built, the people will lose their livelihood because most of the people work as farmers. Meanwhile, Narto, another resident, claimed to reject the acquisition of the land for fear that the price is too cheap.
"Residents have been twice affected by land acquisition for projects before this. So it was traumatized, afraid of what happened once again, "said Narto.
The socialization which was planned for two days was forced to be stopped due to the situation and conditions that are not possible to proceed
Jenu Police Headquarters, AKP Elis Suendayati said that the residents who were present were beyond his expectations. The reason, the guests who present not only the invitation, but other people participate, so the building has over capacity.
"The plan of two days, the order of Kapolres currently postponed first, for tomorrow stopped waiting for coordination between Pertamina, Polres, and Provincial Government," he said.
Meanwhile, as Head of East Java Provincial Government Administration and Administration Bureau, Anom Suharno said that this meeting is still the initial stage of socialization of refinery development planning.
"Naturally, if people do not understand the purpose of development, all for the welfare of the people, obviously for this big project there must be pros and cons.People still consider this harm, but this is actually for the welfare
people, "he said.
"Persuasive efforts continue to make people aware of the benefits of the establishment of the oil refinery We need not blame each other, this is a step that must be passed, and for the welfare of the people," Anom concluded.
IN INDONESIA
Warga Jenu Kompak Tolak Kilang Minyak Rosneft
Enggan Lepaskan Tanah, Sosialisasi Tidak Membuahkan Hasil
Sosialisasi pengadaan tanah untuk pembangunan proyek srategis Nasional kilang minyak kepada masyarakat Desa Mentoso dan Desa Remen, Kecamatan Ienu, Kabupaten Tuban, di Hotel Wilis Kecamatan setempat diwarnai protes, Minggu (5/11).
Ratusan warga yang hadir dalam pertemuan tersebut dengan tegas menolak melepas tanahnya untuk digunakan sebagai lokasi berdirinya proyek kilang minyak Rosneft Oil Company.
Ratusan warga yang hadir memenuhi gedung pertemuan berteriak “Tidak” saat perwakilan dari Pertamina menjelaskan materi sosialisasi.
“Ora ape tak dol (Tidak akan saya jual),” teriak para warga yang hadir dalam sosialisasi.
Menurut Suwarto, salah satu warga yang maju ke depan panggung untuk menyuarakan aspirasinya, pembangunan kilang minyak tersebut hanya akan merugikan masyarakat. Ia meyakini, apabila kilang minyak itu dibangun, maka masyarakat akan kehilangan mata pencaharian karena sebagian besar warga berprofesi sebagai petani.
Sementara Narto, warga lainnya, mengaku menolak pembebasan lahan tersebut karena khawatir harganya yang terlalu murah.
“Warga sudah dua kali ini terimbas pembebasan lahan untuk proyek-proyek sebelum ini. Jadi sudah trauma, takut kejadian yang dulu terulang kembali,” ucap Narto.
Sosialisasi yang rencananya berlangsung selama dua hari itu terpaksa harus dihentikan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan
Kapolsek Jenu, AKP Elis Suendayati mengatakan bahwa warga yang hadir di luar perkiraan pihaknya. Pasalnya, tamu yang hadir bukan hanya undangan saja, namun masyarakat lainnya ikut serta, sehingga gedung mengalami over kapasitas.
“Rencananya dua hari, perintah Kapolres saat ini ditunda dulu, untuk besok dihentikan menunggu hasil koordinasi antara Pertamina, Polres, dan Pemerintah Provinsi,” ungkapnya.
Sementara itu, selaku Kepala Biro Administrasi dan Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Anom Suharno mengatakan bahwa pertemuan ini masih tahap awal sosialisasi terhadap perencanaan pembangunan kilang.
"Wajar apabila warga belum memahami maksud pembangunan tersebut. Semuanya untuk kesejahteraan rakyat, jelas untuk proyek sebesar ini pasti ada pro dan kontra. Masyarakat masih menganggap ini merugikan, namun sebenarnya ini untuk kesejahteraan
rakyat," ungkapnya.
"Upaya persuasif terus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang manfaat didirikannya kilang minyak tersebut. Kita tidak perlu saling menyalahkan, ini suatu tahapan yang harus dilalui, dan untuk mensejahterakan rakyat," pungkas Anom.
Harian Bangsa, Page-9, Monday, Nov 6, 2017
No comments:
Post a Comment