Total Delays Telen Drilling

Total E & P Indonesie chose to pay a penalty for not drilling oil and gas exploration wells in Telen Block located in East Kalimantan.

The oil and gas block contract is signed in 2012. Vice President of Authorization Coordination, Communication and External Affairs Total E & P Indonesie Agus Suptijanto said that until next year there is no exploration drilling activity plan in Telen Block. With current oil prices, he mentions that companies are still weighing up to do exploration activities.

Instead of drilling that is expected to cost US $ 100 million per well, Total prefers to delay activities despite having to bear the risk by paying a penalty. In 2012, there are three blocks direct deals signed by his cooperation contract, namely Telen Block, Mentawai and East Sokang. The Telen and Mentawai blocks are the exploration work areas managed by Total.

Of the three blocks, the government is committed to a three-year exploration period worth a total of US $ 80.3 million. A definite commitment and geological and geophysical study worth US $ 5.6 million, a 1,200 km three-dimensional seismic; worth US $ 15 million, and drilling two exploration wells worth US $ 59.8 million. currently has not decided to drill. Penalties became an option.

"he said on the sidelines of Gathering Journalists and Training Meeting in Balikpapan, Wednesday (1/11).

Exploration activities have not shown good prospects so Total returns several blocks such as South Sageri in Makassar Strait, Mentawai in Bengkulu and South West Bird's Head in Papua. For drilling activities in Mentawai and South West Bird's Head, Total spent US $ 300 million.

"If we talk to Papua and Mentawai, US $ 500 million is lost."

Production Block For oil and gas blocks already in production, Total has a 25% stake in the Block. Sebuku who partnered with Mubadala Petroleum. Meanwhile, for the Mahakam Block, Total has not yet learned whether to continue management in the Mahakam Block. The value for the 39% valuation of the Mahakam Block to Pertamina has been proposed.

"We have offered, just waiting for Pertamina's reply if he wants to give consent."

According to him, the decision of Total to join can be decided at any time. As is known, currently the Mahakam Block is operated by Total E & P Indonesie with 50% ownership and 50% of Inpex. Meanwhile, in its new contract signed 2015, PT Pertamina through PT Pertamina Hulu Mahalam was appointed as the operator of Mahakam from 1 January 2018.

Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that until now the contractor has not expressed interest in the new contract. He also mentioned that there is no Inpex request to access data block Mahakam because interested in management in the new contract. It was rumored that Inpex was ready to replace Total to partner with Pertamina.

IN INDONESIA

Total Tunda Pengeboran Telen

Total E&P Indonesie memilih untuk membayar penalti karena tidak melakukan pengeboran sumur eksplorasi migas di Blok Telen yang berlokasi di Kalimantan Timur.

Kontrak blok migas tersebut ditandatangani pada 2012. Vice President Authorization Coordination, Communication, and External Affairs Total E&P Indonesie Agus Suptijanto mengatakan bahwa hingga tahun depan belum ada rencana kegiatan pengeboran eksplorasi di Blok Telen. Dengan kondisi harga minyak saat ini, dia menyebut bahwa perusahaan masih menimbang untuk melakukan kegiatan eksplorasi. 

Daripada melakukan pengeboran yang diperkirakan akan mengeluarkan biaya sebesar US$ 100 juta per sumur, Total lebih memilih untuk menunda kegiatan meskipun harus menanggung risiko dengan membayar penalti. Pada 2012, terdapat tiga blok penawaran langsung yang diteken kontrak kerja samanya, yakni Blok Telen, Mentawai, dan East Sokang. Blok Telen dan Mentawai adalah wilayah kerja eksplorasi yang dikelola oleh Total.

Dari ketiga blok itu, pemerintah memperoleh komitmen pasti untuk 3 tahun masa eksplorasi senilai total US$ 80,3 juta. Komitmen pasti dan studi geologi dan geofisika senilai US$ 5,6 juta, seismik tiga dimensi sepanjang 1.200 km; senilai US$ 15 juta, dan pengeboran dua sumur eksplorasi senilai US$ 59,8 juta. saat ini belum memutuskan untuk mengebor. Penalti menjadi opsi,” ujarnya di sela acara Temu Wartawan dan Pelatihan di Balikpapan, Rabu (1/11).

Kegiatan eksplorasi, belum menunjukkan prospek yang baik sehingga Total mengembalikan beberapa blok seperti South Sageri di Selat Makassar, Mentawai di Bengkulu dan South West Bird’s Head di Papua. Untuk kegiatan pengeboran di Mentawai dan South West Bird’s Head, Total menghabiskan US$ 300 juta. 

“Kalau kita bicara Papua dan Mentawai, US$ 500 juta hilang.” 

Blok Produksi Untuk blok migas yang sudah produksi, Total memiliki 25% saham partisipasi di Blok. Sebuku yang bermitra dengan Mubadala Petroleum. Sementara itu, untuk Blok Mahakam, Total belum mengetahui apakah akan melanjutkan pengelolaan di Blok Mahakam. Pasalnya, nilai untuk valuasi 39% Blok Mahakam kepada Pertamina telah diajukan.

“Kami sudah memberikan penawaran, hanya menunggu jawaban Pertamina apakah dia mau memberikan persetujuan."

Menurutnya, keputusan Total untuk bergabung bisa diputuskan kapan saja. Seperti diketahui, saat ini Blok Mahakam dioperasikan oleh Total E&P Indonesie dengan kepemilikan saham 50% dan sisanya 50% Inpex. Adapun, pada kontrak barunya yang diteken 2015, PT Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Mahalam ditunjuk menjadi operator Mahakam mulai 1 Januari 2018.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan bahwa hingga kini kontraktor belum menyatakan minat di kontrak baru. Dia pun menyebut belum ada permintaan Inpex untuk akses data Blok Mahakam karena berminat pada pengelolaan di kontrak baru. Beredar kabar bahwa Inpex siap menggantikan Total untuk bermitra dengan Pertamina. 

Bisnis Indonesia, Page-30, Monday, Nov 6, 2017