PT Pertamina targets the signing of Mansouri Block management contract in Iran can be done next year. Block production is expected to reach 250-300 thousand barrels per day (bpd).
Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said the signing plan at the beginning of next year is a request from the Iranian side. The plan is aligned with the prevailing calendar in Iran where the end of 2017 falls in April 2018 of the Indonesian version date.
"The process takes time. The end of their year (Iran) is April 2018, if we are December. Iran who requested the end of the year. Hopefully next year [contract signature], "he said in Jakarta, Monday (4/12) night.
Later, the company will work on this Mansouri Block with partners. Pertamina, will hold a 30% shareholding, a local company partner of 20%, and the rest of its partners. Currently the company is still looking for partners to be coupled.
"We've talked to other potential partners. Be in talks, "he said.
The oil and gas contract is in the form of service contract. That is, the company will get paid for every barrel of oil produced from Mansouri Block. Furthermore, the company's wage amount will be synchronized in the form of crude oil that Pertamina can bring to Indonesia. Mansouri Block production is estimated at 250-300 thousand bpd.
"What we can produce 300 thousand bpd by a few dollars, earn so much. This then we buy oil, "explained Alam.
Previously, he explained the discussion between the Pertamina Team and the Iranian side to discuss the terms and conditions in the management of oil and gas blocks. The negotiations on the acquisition of the Mansouri Block can be continued after the Iranian Government releases a new form of oil and gas contract, the Iranian Petroleum Contract. The current discussions with the Iranian side have referred to this IPC.
In the official website of the National Iranian Oil Company (NIOC), it is stated that Iran offers the form of oil and gas contracts with more incentives than the form of buy-back agreements applied in the past. Iran offers contract deals through project-by-project negotiations (tailor made models).
The page also mentions, there are five core of this new model of oil and gas contracts in Iran. The new contract allows investors to bring the oil they produce and sell it to the global market. The term of the contract is also longer, ie from the previous seven years to 20-25 years.
Furthermore, investors can negotiate directly with the Iranian side and not limited to auction results only. International investors are also required to partner with local partners who have been selected by the Government of Iran and should not have oil and gas reserves.
Finally, Iran will start its auction process of oil and gas blocks in March next year. The Iranian government is targeting to sign a new oil and gas block development contract within the next two years. The country hopes to book an investment commitment of at least US $ 100 billion needed to raise its oil production to more than 1 million barrels per day (bpd). About the auction of oil and gas blocks to be held Iran, Alam said Pertamina will not participate.
"For the other blocks, we have no plans to follow," he said
Currently, Pertamina already has oil and gas blocks in several countries. In Iraq, the company owns shares in West Qurna Field 1. In Algeria, Pertamina owns 65% of MLN and 16.9% in EMK Field. Meanwhile in Malaysia, the company holds ownership in Block K, Kikeh Block, SNR Block SK309 Block and Block SK311.
Most recently, Pertamina controls 72.65% of French oil and gas company, Maurel & Prom. Maurel & Prom has oil and gas assets scattered in Gabon, Nigeria, Tanzania, Namibia, Colombia, Canada, Myanmar, Italy, and other countries. However, the main assets that have been produced are in Gabon, Nigeria and Tanzania.
Previously, Pertamina said it would rely on oil and gas production from its overseas assets in the future, with a contribution rate of 33% of the total production of 2025 or equivalent to 650 thousand barrels of oil equivalent per day / boopd.
Acquisitions abroad are needed to minimize the difference in domestic demand and supply of oil and gas in the future. For oil production, Syamsu Alam said that it is targeted to reach 822 thousand bpd in 2025, which is 353 thousand bpd from domestic and 469 thousand bpd from abroad.
As for gas, it is targeted to increase to 5.71 billion cubic feet per day, ie 4.23 billion cubic feet of domestic and 1.48 billion cubic feet of foreign assets. In the same year, oil demand reached 1.7 million bpd and gas 9.1 billion cubic feet per day. Without acquisitions abroad, the gap between oil and gas supply and demand could be greater.
IN INDONESIA
Awal 2018, Pertamina Teken Kontrak Blok Mansouri Iran
PT Pertamina menargetkan penandatanganan kontrak pengelolaan Blok Mansouri di Iran dapat dilakukan pada tahun depan. Produksi blok ini diperkirakan bisa mencapai 250-300 ribu barel per hari (bph).
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, rencana penandatanganan pada awal tahun depan tersebut merupakan permintaan pihak Iran. Rencana itu disesuaikan dengan penanggalan yang berlaku di Iran dimana akhir tahun 2017 jatuh pada April 2018 penanggalan versi Indonesia.
“Prosesnya perlu waktu. Akhir tahunnya mereka (Iran) itu April 2018, kalau kita kan Desember. Iran yang minta akhir tahun. Semoga tahun depan [tanda tangan kontrak]," kata ia di Jakarta, Senin (4/12) malam.
Nantinya, perseroan akan menggarap Blok Mansouri ini bersama mitra. Pertamina, akan memegang kepemilikan saham 30%, mitra perusahaan lokal 20%, dan sisanya mitra lainnya. Saat ini perseroan masih mencari mitra yang akan digandeng.
“Kami sudah bicara dengan calon mitra yang lain. Sedang dalam pembicaraan,” ujarnya.
Kontrak migas tersebut berbentuk service contract. Artinya, perseroan akan mendapat bayaran untuk setiap barel minyak yang diproduksi dari Blok Mansouri. Selanjutnya, besaran upah perseroan ini akan disetarakan dalam bentuk minyak mentah yang dapat dibawa Pertamina ke Indonesia. Produksi Blok Mansouri diperkirakan mencapai 250-300 ribu bph.
“Yang kami dapat produksi 300 ribu bph dikali sekian dolar, mendapatkan sekian. Ini kemudian kami belikan minyak," jelas Alam.
Sebelumnya, dijelaskannya diskusi antara Tim Pertamina dengan pihak Iran sampai pada pembahasan terms and condition dalam pengelolaan blok migas. Negosiasi akuisisi Blok Mansouri ini dapat dilanjutkan setelah Pemerintah Iran merilis bentuk kontrak migas baru, yakni Iranian Petroleum Contract. Pembahasan yang kini berlangsung dengan pihak Iran, telah mengacu pada IPC ini.
Dalam laman resmi National Iranian Oil Company (NIOC), disebutkan bahwa Iran menawarkan bentuk kontrak migas dengan lebih banyak insentif dibandingkan bentuk perjanjian buy-back yang diterapkan di masa lalu. Iran menawarkan kesepakatan kontrak melalui negosiasi berdasar proyek per proyek (tailor made models).
Laman itu juga menyebutkan, terdapat lima inti dari model baru kontrak migas di Iran ini. Kontrak baru ini memungkinkan investor membawa minyak yang dihasilkannya dan menjualnya ke pasar global. Jangka waktu kontrak juga lebih panjang, yakni dari sebelumnya tujuh tahun menjadi 20-25 tahun.
Selanjutnya, investor dapat melakukan negosiasi langsung dengan pihak Iran dan tidak terbatas pada hasil lelang saja. Investor internasional juga wajib bermitra dengan mitra lokal yang telah dipilih Pemerintah Iran dan tidak boleh memiliki cadangan migas.
Terakhir, Iran akan mulai proses lelang blok migas yang dimilikinya pada Maret tahun depan. Pemerintah Iran menargetkan bisa menandatangani kontrak pengembangan blok migas baru dalam dua tahun ke depan.
Negara tersebut berharap bisa membukukan komitmen investasi setidaknya US$ 100 miliar yang dibutuhkan untuk menaikkan produksi miyaknya menjadi lebih dari 1 juta barel per hari (bph). Perihal lelang blok migas yang akan digelar Iran ini, Alam mengungkapkan Pertamina tidak akan ikut berpartisipasi.
“Untuk blok yang lain, kami belum ada rencana ikut,” katanya
Saat ini, Pertamina telah memiliki blok migas di beberapa negara. Di Irak, perseroan memiliki saham di Lapangan West Qurna 1. Di Aljazair, pertamina menguasai 65% saham di Lapangan MLN dan 16,9% di Lapangan EMK Sementara di Malaysia, perseroan memegang kepemilikan saham di Blok K, Blok Kikeh, Blok SNR Blok SK309 dan Blok SK311.
Yang terbaru, Pertamina menguasai 72,65% saham perusahaan migas Prancis, Maurel&Prom. Maurel&Prom memiliki aset migas yang tersebar di Gabon, Nigeria, Tanzania, Namibia, Kolombia, Kanada, Myanmar, Italia, dan negara lainnya. Namun, aset utamanya yang telah berproduksi yakni di Gabon, Nigeria, dan Tanzania.
Sebelumnya, Pertamina menyatakan akan mengandalkan produksi migas dari aset-asetnya di luar negeri di masa mendatang, dengan tingkat kontribusi mencapai 33% dari total produksi 2025 atau setara dengan 650 ribu barrel oil equivalent per day/boopd.
Akuisisi di luar negeri diperlukan untuk memperkecil selisih kebutuhan dan pasokan migas domestik di waktu mendatang. Untuk produksi minyak, Syamsu Alam sempat menyebutkan, ditargetkan mencapai 822 ribu bph pada 2025, yakni 353 ribu bph dari dalam negeri dan 469 ribu bph dari luar negeri.
Sementara untuk gas, ditargetkan meningkat menjadi 5,71 miliar kaki kubik per hari, yaitu 4,23 miliar kaki kubik dari domestik dan 1,48 miliar kaki kubik dari aset luar negeri. Pada tahun yang sama, kebutuhan minyak mencapai 1,7 juta bph dan gas 9,1 miliar kaki kubik per hari. Tanpa akuisisi di luar negeri, selisih pasokan dan permintaan migas ini bisa lebih besar.
Investor Daily, Page-9, Wednesday, Dec 6, 2017
No comments:
Post a Comment