Special Unit for Upstream Oil and Gas Operations (SKK Migas) will pay any gas processed at the Badak LNG Plant, Bontang starting January 1, 2018. Through the decision of the Finance Minister of PT Badak NGL dated December 27, 2017 officially becomes operator, SKK Migas as a producer, and The State Asset Management Agency (LMAN) as the asset owner.
For information, Badak LNG Plant facility has a value of Rp 16 trillion. The assets consist of eight train or liquefied natural gas (LNG) processing plants, six LNG storage tanks, five LPG storage tanks, and three loading docks and other utilities.
In its business process, SKK Migas as the LNG Plant manufacturer must pay US $ 0.0022 per mmbtu if any gas is processed at the refinery to LMAN. This means that Badak NGL does not receive fees from SKK Migas or LMAN during the refinery operation.
Instead, SKK Migas instead replaces all the costs incurred by the NGL Badak during its refinery operations. Head of Program and Communication Division of SKK Migas Wisnu Prabawa Taher, said the involvement of SKK Migas in the management of Badak LNG Plant has nothing to do with the establishment of a Special Business Entity (BUK) of Oil and Gas. The plan for the establishment of BUK is included in the Draft Law on Oil and Gas.
Involvement of SKK Migas due to competence in upstream oil and gas sector. With the entry of SKK Migas is expected to maximize the management of existing refineries in Bontang with the target value of LNG sales transactions processed at the Badak refinery in the next year could reach Rp 32.5 trillion.
According to Wisnu, the ownership of LNG Plant Badak is located in LMAN, and SKK Migas with upstream competence, becomes a partner in the asset management for optimal output.
"Technical management is being prepared and the LNG Plan is essential for further upstream oil and gas development," he said.
As is known, SKK Migas participates in the control of Badak LNG operations.
Exactly January 1, 2018, SKK Migas has controls on operations and costs at the Badak natural gas (LNG) refinery located in Bontang, East Kalimantan.
The transfer of control from Pertamina Joint Management Group to SKK Migas enters a new phase with the agreement on the terms of the parties concerned. The agreement has been signed by Head of SKK Migas Amien Sunaryadi with related parties.
IN INDONESIA
Proses Gas dikilang Badak Harus Bayar
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) akan membayar setiap gas yang diproses di Kilang LNG Badak, Bontang mulai 1 Januari 2018. Melalui keputusan Menteri Keuangan PT Badak NGL tertanggal 27 Desember 2017 resmi menjadi operator, SKK Migas sebagai produser, dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) sebagai pemilik aset.
Sebagai informasi, fasilitas Kilang LNG Badak memiliki nilai sebesar Rp 16 triliun. Aset itu terdiri dari delapan train atau kilang pemrosesan liquefied natural gas (LNG), enam tangki penyimpanan LNG, lima tangki penyimpanan LPG, dan tiga loading dock dan utilitas lain.
Dalam proses bisnisnya nanti, SKK Migas sebagai produsen Kilang LNG itu harus membayar US$ 0,0022 per mmbtu jika ada gas diproses di kilang tersebut kepada LMAN. Artinya, Badak NGL tidak menerima fee dari dari SKK Migas maupun LMAN selama melakukan operasional kilang tersebut.
Sebaliknya, SKK Migas malah mengganti semua biaya yang dikeluarkan Badak NGL selama menjadi operator kilang. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, keterlibatan SKK Migas dalam pengelolaan Kilang LNG Badak tidak ada hubungannya dengan pembentukan Badan Usaha Khusus (BUK) Migas. Rencana pembentukan BUK dimasukan ke dalam Rancangan Undang-Undang Migas.
Keterlibatan SKK Migas karena kompetensi di bidang hulu migas. Dengan masuknya SKK Migas diharapkan dapat memaksimalkan pengelolaan kilang yang ada di Bontang ini dengan target nilai transaksi penjualan LNG yang diproses di kilang Badak NGL pada tahun depan bisa mencapai Rp 32,5 triliun.
Menurut Wisnu kepemilikan LNG Plant Badak berada di LMAN, dan SKK Migas dengan kompetensi di bidang hulu, menjadi mitra dalam pengelolaan aset tersebut agar output optimal.
"Teknis pengelolaan sedang disiapkan dan LNG Plan tersebut penting untuk pengembangan hulu migas selanjutnya, " ujarnya.
Seperti diketahui, SKK Migas ikut serta dalam pengendalian operasi LNG Badak.
Tepat 1 Januari 2018 nanti, SKK Migas memiliki kontrol pada operasional dan biaya di kilang gas alam cair (LNG) Badak yang berada di Bontang, Kalimantan Timur.
Peralihan kontrol dari Pertamina Joint Management Group ke SKK Migas memasuki tahap baru dengan kesepakatan pokok persyaratan antara pihak terkait. Kesepakatan itu sudah ditandatangani Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dengan pihak terkait.
Kontan, Page-14, Friday, Dec 29, 2017
No comments:
Post a Comment