The Ministry of State-Owned Enterprises (BUMN) is now officially established a holding company (holding) of the mine. Holding mine owns the parent company PT Indonesia Asahan Aluminum (Inalum) with members of PT Timah, PT Antam, and PT Bukit Asam.
Furthermore, the SOE Ministry will also establish a holding with other sectors next year. Oil and gas holdings will soon be established with its parent company, PT Pertamina. The plan, the Ministry of SOEs will be forming oil and gas holding in the first quarter of next year.
"Insha Allah (holding mine formed in the first quarter of next year), is still in process," said Minister of SOE Rini Soemarno in the complex area of Bank Indonesia (BI), Monday (4/12).
Nevertheless, Rini has not been able to say more details about the planned formation of oil and gas holding which is expected to be formed in the first quarter of 2018. He just said, although there is a process, Rini has not known already in stage where the formation of oil and gas holding.
In fact, reportedly the emergence of Letter of the Minister of SOE Number S-682 / MBU / 11/2017 to the Board of Directors of PT Perusahaan Gas Negara (PGN). In the letter, Rini instructed PGN to conduct an Extraordinary General Shareholders Meeting (RUPSLB) related to the oil and gas holding plan. Although the letter already exists, Rini also not want to reveal about the intruksinya to PGN.
"I'm sorry I just came in. Ask Edwin (Deputy of Regional Energy Business and Logistics Division of the Ministry of State-Owned Enterprises) what has not, I honestly can not remember," She said.
Economic observer from the University of Indonesia, Faisal Basri, said last week that the formation of holding (SOEs) of SOEs should be done through in-depth study, transparent and not in a hurry. Thus, in the future it will not have a negative impact on society.
"Holding a state-owned company must be a healthy company, giving added value rather than creating harm," Faisal said during a discussion on "Bungling Fortunes of Holding BUMN Holdings" in Jakarta.
According to Faisal, lessons learned in the formation of already-realized holdings, such as plantations and fertilizers, can serve as introspection for the government if it is to continue holding the holding.
Therefore, in the formation of state-owned holding companies, it should be seen if the companies that are losers or inefficient, should first be healthy through restructuring. Conversely, efficient SOEs should continue to be developed not to be disturbed by combining them with sick SOEs.
Down Stream
Meanwhile, Director of Business Development of PT Bukit Asam Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin explained that the holding mine will focus on upgrading the downstream project in the country. It is a holding step to enlarge domestic added value and increase the effectiveness of multiplier for industry.
Fuad said, there are several things that become the mine's holding consern to the future. First, coal gasification. He explained that the Minister of SOEs requested that no large coal outflow in and out. Going forward, coal production from the holding mines will be processed on-site into electricity and gas.
In addition to ensuring the supply of coal in the country, it will also affect the downstream industries, such as fertilizers and petrochemicals. "This is a concept from six years ago, but it has not started yet, we will run in the holding this time," he said at the ministry's office SOEs, Monday (4/12).
In addition to coal, holding will also increase the downstream of alumina. If all this time Inalum imports 100 percent alumina for aluminum raw material then in the future this raw material will be made in the country.
IN INDONESIA
Holding Migas akan Dibentuk pada 2018
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini sudah resmi membentuk induk perusahaan (holding) tambang. Holding tambang memiliki induk perusahaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan anggota PT Timah, PT Antam, dan PT Bukit Asam.
Untuk selanjutnya, Kementerian BUMN juga akan membentuk holding dengan sektor lainnya pada tahun depan. Holding migas rencananya akan segera dibentuk dengan induk perusahaannya, yaitu PT Pertamina. Rencananya, Kementerian BUMN akan akan membentuk holding migas pada kuartal I tahun depan.
"Insya Allah (holding tambang dibentuk pada kuartal I tahun depan), masih dalam proses," kata Menteri BUMN Rini Soemarno di kawasan kompleks Bank Indonesia (BI), Senin (4/ 12).
Meskipun begitu, Rini belum bisa mengatakan lebih detail mengenai rencana pembentukan holding migas yang diharapkan bisa terbentuk pada kuartal I 2018 itu. Dia hanya mengatakan, meski sudah ada prosesnya, Rini belum mengetahui sudah di tahap mana pembentukan holding migas tersebut.
Padahal, dikabarkan munculnya Surat Menteri BUMN Nomor S-682/MBU/11/2017 kepada Direksi PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Dalam surat tersebut, Rini menginstruksikan PGN segera melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) terkait rencana pembentukan holding migas. Meskipun surat tersebut sudah ada, Rini juga belum mau mengungkap mengenai intruksinya tersebut kepada PGN.
"Sorry ini aku Iupa baru saja sampai. Tanyakan kepada Bapak Edwin (deputi Bidang Usaha Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN) sudah apa belum, saya terus terang tidak ingat," Kata Rini.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, pekan lalu mengatakan, pembentukan holding (perusahaan induk) BUMN seharusnya dilakukan melalui kajian mendalam, transparan, dan tidak terburu-buru. Sehingga, pada kemudian hari tidak justru berdampak negatif terhadap masyarakat.
"Holding BUMN harus beranggotakan perusahaan yang sehat. Sehingga memberikan nilai tambah bukan menciptakan mudarat," kata Faisal saat berbicara dalam diskusi "Menakar Untung Rugi Holding BUMN", di Jakarta.
Menurut Faisal, pelajaran dalam pembentukan holding yang sudah terealisasi, seperti perkebunan dan pupuk, dapat dijadikan sebagai introspeksi bagi pemerintah jika ingin melanjutkan pembentukan holding.
Untuk itu, dalam pembentukan holding BUMN harus dilihat jenis usahanya jika perusahaan yang merugi atau tidak efisien, seharusnya terlebih dahulu disehatkan melalui restrukturisasi. Sebaliknya, BUMN yang sudah efisien harus terus dikembangkan bukan diganggu dengan menggabungkanya dengan BUMN yang sakit.
Hilirisasi
Sementara itu, Direktur Pengembangan Bisnis PT Bukit Asam Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin menjelaskan, holding tambang akan fokus untuk peningkatan proyek hilirisasi dalam negeri. Hal ini, merupakan langkah holding untuk memperbesar nilai tambah dalam negeri dan meningkatkan multiplier efect bagi industri.
Fuad mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi consern holding tambang ke depan. Pertama, gasifikasi batu bara. Dia menjelaskan, Menteri BUMN meminta agar tidak ada aliran keluar masuk batu bara secara besar besaran. Ke depan, batubara produksi dari holding tambang akan diproses di tempat menjadi listrik dan gas.
Selain bisa untuk memastikan pasokan batu bara dalam negeri, hal ini juga akan berdampak pada industri hilir, seperti pupuk dan petrokimia. "Ini konsep dari enam tahun lalu, tapi belum dimulai. Kita akan jalankan di holding kali ini," ujarnya di kantor Kementerian BUMN, Senin (4/12).
Selain batu bara, holding juga akan meningkatkan hilirisasi alumina. Jika selama ini Inalum mengimpor 100 persen alumina untuk bahan baku aluminium maka ke depan bahan baku ini akan dibuat di dalam negeri.
Republika, Page-15, Tuesday, Dec 5, 2017
No comments:
Post a Comment