Elnusa Tbk's expansion follows the rise in oil prices and expansion of oil and gas contractors
PT Elnusa Tbk expects oil prices to remain stagnant at US $ 50 per barrel. Stable oil prices make upstream oil and gas projects to wriggle and otomatzis Elnusa will get its blessing. For that, the issuer coded ELSA in Indonesia Stock Exchange plans to continue to expand to capture opportunities in the upstream sector of oil and gas.
Rifqi Budi Prasetyo, ELSA Investor Relations, said that this year ELSA has prepared capital expenditure (capex) capex of Rp 400 billion.
Dana Elnusa will be used to provide equipment for offshore activities (sea).
"Moslly for upstream activities especially on the Offshore side and its subsidiaries as well," said Rifqi
The addition of equipment for Qffshore activities, ELSA hopes to get new opportunities, especially for upstream oil and gas activities at sea. Moreover, this subsidiary of Pertamina also continues to strengthen its competence as a provider of oil and gas services.
That way, ELSA hopes to record better performance growth throughout 2018.
"The point is that in 2018 we hope the oil and gas industry will be better, we must be ready both in terms of competence and technology, so Elnusa's own performance growth in 2018 will be better," said Rifqi.
ELSA hopes to improve performance better than the performance of 2017. Reflecting in the third semester-2017 net profit this company amounted to Rp 85.6 billion and revenue Rp 3.3 trillion.
Projected revenues until the end of 2017 around Rp 3.98 trillion. The projection is based on a revenue growth of 10% compared to 2016 of Rp 3.62 trillion. "Business prospects in 2018 we expect to be much better than 2017, as oil and industry prices are also more stable," Rifqi said.
With these trends, the company can record higher financial performance growth compared to 2017.
"In 2018 will be optimistic to grow above 2017," he said.
Rely on Pertamina
Tolingul Anwar, President Director of Elnusa, said that Elnusa, a subsidiary of Pertamina, still benefits from other oil and gas services companies. The parent gets the rights of oil and gas blocked contract participation. Then in 2017 began to invest for drilling wells in the Mahakam Block.
"Before we were significant enough in the Mahakam block, Pertamina has now entered the Mahakam Block by drilling the second well, which is what makes us optimistic," Tolingul explained some time ago.
Apart from domestic, Elnusa hopes to get a contract from abroad with the acquisition of foreign oil and gas blocks acquired by Pertamina.
"We will go for service there" he said.
For information, currently PT Pertamina has three fields in Aliazair. In the field Pertamina through its subsidiary Pertamina International EP becomes operator with the rights of 65% in MLN Field. Pertamina also has the right to manage in the field EMK of 16.9% and OHD field 3.73%.
There are also production blocks in Malaysia and Iraq. While exploration blocks in Namibia, Tanzania, Myanmar, France, Italy, Colombia and Canada, Nigeria and Gabon.
IN INDONESIA
Elnusa Alokasikan Dana Ekspansi Rp 400 Miliar
Ekspansi Elnusa Tbk mengikuti kenaikan harga minyak dan ekspansi kontraktor migas
PT Elnusa Tbk berharap harga minyak bisa terus stahil di angka US$ 50 per barel. Harga minyak yang stabil membuat proyek-proyek hulu migas menggeliat dan otomatzis Elnusa akan mendapatkan berkahnya. Untuk itu, emiten berkode ELSA di Bursa Efek Indonesia ini berencana terus melakukan ekspansi untuk menangkap peluang di sektor hulu migas.
Rifqi Budi Prasetyo, Hubungan Investor ELSA, menyebutkan, ELSA tahun ini telah menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 400 miliar. Dana Elnusa akan digunakan untuk memberi perlengkapan untuk kegiatan offshore (laut).
"Moslly untuk kegiatan upstream terutama di sisi Offshore dan anak perusahaan juga," kata Rifqi
Penambahan perlengkapan untuk kegiatan Qffshore, ELSA berharap bisa mendapatkan peluang baru baru terutama untuk kegiatan hulu migas di laut. Apalagi anak usaha Pertamina ini juga terus memperkuat kompetensi sebagai perusahaan penyedia jasa migas. Dengan begitu, ELSA berharap bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja yang lebih baik sepanjang tahun 2018.
"Intinya di 2018 ini yang kami harap industri migas akan lebih baik, kami musti ready baik dari sisi kompetensi maupun teknologi. Jadi pertumbuhan kinerja Elnusa sendiri di tahun 2018 akan lebih baik," ucap Rifqi.
ELSA berharap bisa meningkatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja 2017. Berkaca pada semester III-2017 laba bersih perusahaan ini sebesar Rp 85,6 miliar dan pendapatan Rp 3,3 triliun.
Proyeksi pendapatan sampai akhir tahun 2017 sekitar Rp 3,98 triliun. Proyeksi itu berdasarkan pertumbuhan pendapatan 10% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp 3,62 triliun, "Prospek bisnis di 2018 kami harap akan jauh lebih baik dibandingkan 2017, karena harga minyak dan industri juga lebih stabil, kata Rifqi.
Dengan tren tersebut, perseroan ini bisa mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2017.
"Di 2018 optimistis akan tumbuh di atas 2017," katanya.
Andalkan Pertamina
Tolingul Anwar, Direktur Utama Elnusa, pernah menyatakan, Elnusa yang merupakan anak usaha Pertamina masih tetap diuntungkan dibandingkan perusahaan jasa migas lain. Sang induk mendapatkan hak partisipasi blok migas yang habis kontrak. Lalu pada tahun 2017 mulai berinvestasi untuk pengeboran sumur di Blok Mahakam.
"Sebelumnya kami cukup signifikan di Blok Mahakam. Sekarang pertamina sudah masuk di Blok Mahakam dengan melakukan pengeboran sumur kedua, ini yang membuat kami optimistis," jelas Tolingul beberapa waktu lalu.
Selain dari dalam negeri, Elnusa berharap mendapatkan kontrak dari luar negeri dengan akuisisi blok-blok migas luar negeri yang diakuisisi oleh Pertamina.
"Kami akan ikut untuk service disana" katanya.
Sebagai informasi, saat ini PT Pertamina memiliki tiga lapangan di Aliazair. Di lapangan tersebut Pertamina melalui anak perusahaannya Pertamina lnternational EP menjadi operator dengan hak kelola 65% di Lapangan MLN. Pertamina juga memiliki hak kelola di lapangan EMK sebesar 16,9 % dan dilapangan OHD 3,73%.
Ada juga blok produksi di Malaysia dan Irak. Sedangkan blok eksplorasi di Namibia, Tanzania,Myanmar, Perancis, Italia, Kolombia dan Kanada, Nigeria dan Gabon.
Kontan, Page-14, Thursday, Jan 4, 2018
No comments:
Post a Comment