PT Pertamina will once again sign the sale of liquefied natural gas (LNG) exports to Bangladesh and Pakistan. The LNG exports will be for 10 years with a total trade value of US $ 12 billion.
Deputy Minister of Energy and Mineral Resources (EMR), Arcandra Tahar said, LNG will be supplied to two companies, each of which is owned by Bangladesh, namely Petrobangla. While Pakistan LNG Limited becomes a company that will establish cooperation with Pertamina.
Arcandra Tahar
"LNG is channeled from Pertamina to Pakistan and to Bangladesh, each with a capacity of 1 million tonnes per annum (MTPA) of up to 1.5 MTPA," said Arcandra at the ESDM Ministry office.
He explained that the cooperation agreement between the two countries is a continuation of the exploration of cooperation that has been done by the government. With Bangladesh, for example, the assessment has been conducted since last year when the signing of Memorandum of Understanding (MOU) was signed in September 2017.
While the assessment with Pakistan has been done previously by Pertamina.
"Trading is about US $ 6 billion each," he said.
IN INDONESIA
Selangkah Lagi, Pertamina Ekspor LNG US$ 12 Miliar
PT Pertamina selangkah lagi akan menandatangani penjualan ekspor liquefied natural gas (LNG) ke Bangladesh dan Pakistan. Ekspor LNG tersebut akan dilakukan selama 10 tahun dengan total nilai perdagangan mencapai US$ 12 miliar.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menyatakan, LNG akan dipasok ke dua perusahaan yang masing-masing merupakan badan usaha milik Bangladesh, yakni Petrobangla. Sementara Pakistan LNG Limited menjadi perusahaan yang akan menjalin kerjasama dengan Pertamina.
"LNG disalurkan dari Pertamina ke Pakistan dan ke Bangladesh. Pasokannya masing-masing berkapasitas 1 million ton per annum (MTPA) sampai 1,5 MTPA," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM.
Dia menjelaskan, kesepakatan kerjasama dengan kedua negara merupakan kelanjutan dari penjajakan kerjasama yang telah dilakukan oleh pemerintah. Dengan Bangladesh misalnya, penjajakan telah dilakukan sejak tahun lalu saat adanya penandatanganan memorandum of ulnderstandinng (MOU) kerjasama pada September 2017.
Sementara penjajakan dengan Pakistan sudah dilakukan sebelumnya oleh Pertamina.
"Trading sekitar US$ 6 miliar masing-masing," ujarnya.
Kontan, Page-14, Wednesday, Jan 17, 2018
No comments:
Post a Comment