google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina Supply LNG to Bangladesh & Pakistan - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, January 19, 2018

Pertamina Supply LNG to Bangladesh & Pakistan



PT Pertamina (Persero) will export liquefied natural gas to Bangladesh and Pakistan with a sales volume commitment of about 2 million-3 million tons per year for a total value of US $ 12 billion over 10 years.

Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Arcandra Tahar said the liquefied natural gas (LNG) extraction plan is still in the intensive exploration phase. Pertamina has been committed to export LNG of 1 million to 1.5 million tons per year for one country.

"The value of trade transactions is estimated at US $ 6 billion per country," he said.

Arcandra Tahar

Arcandra said it hoped that the agreement could get a permit when the President of Indonesia visited the two countries in the near future.

"However, it seems not yet until the signature phase of the contract. It may be possible to discuss the continued MoU [memorandum ofunderstandung] or if it could have been an SPA [Sale Purchase Agreement]. Pertamina is negotiating with Pakistan LNG Limited (PLL) in Pakistan, and Petrobangla in Bangladesh.

The LNG export plan is a continuation of cooperation in Indonesia's energy sector with both countries. In fact, previously Pertamina has planned to export liquefied natural gas to Pakistan and Bangladesh at the end of quarter lll / 2017.

Cooperation between Indonesia and Bangladesh has become very important because the South Asian country is in need of the supply of LNG from abroad.

Bangladesh will utilize LNG from Indonesia as a fuel power plant in the country. The reason, Bangladesh is building a power plant with a target capacity of 24,000 megawatts (MW) to 2021 and 40,000 MW to 2031.

It caused Bangladesh to suffer a gas deficit of 1 million tons per year by 2018. The deficit rate could potentially increase to 11 million tons per year by 2030. Bangladesh also opted to use LNG into electricity under the pretext that prices could compete with coal-fired steam power plants.

In addition, gas power plants are considered more environmentally friendly. LNG export commitment to Bangladesh 1 million tons-1.5 million tons per year is in accordance with the expectations of Petrobangla.

IN INDONESIA

Pertamina Pasok LNG ke Bangladesh & Pakistan


PT Pertamina (Persero) akan mengekspor gas alam cair ke Bangladesh dan Pakistan dengan komitmen volume penjualan sekitar 2 juta-3 juta ton per tahun dengan total nilai US$12 miliar selama 10 tahun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengatakan, rencana ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) itu masih dalam tahap penjajakan secara intensif. Pertamina telah mendapatkan komitmen untuk mengekspor LNG sebanyak 1 juta-1,5 juta ton per tahun untuk satu negara.

“Nilai transaksi perdagangan itu diperkirakan senilai US$6 miliar per negara,” ujarnya.

Arcandra menyebutkan, pihaknya berharap agar kesepakatan sudah bisa mendapatkan ijin ketika Presiden Indonesia berkunjung ke kedua negara itu dalam waktu dekat.

“Namun, tampaknya belum sampai tahapan tanda tangan kontrak. Mungkin bisa membahas lanjutan MoU [memorandum ofunderstandung] atau kalau bisa malah sudah SPA [kesepakatan pembelian gas]. Pertamina sedang bernegosiasi dengan Pakistan LNG Limited (PLL) di Pakistan, dan Petrobangla di Bangladesh.

Rencana ekspor LNG itu sebagai lanjutan dari kerja sama di bidang energi Indonesia dengan kedua negara itu. Bahkan, sebelumnya Pertamina sudah berencana mengekspor gas alam cair ke Pakistan dan Bangladesh pada akhir kuartal lll/2017.

Kerja sama antara Indonesia dengan Bangladesh itu menjadi sangat penting karena negara Asia Selatan itu sedang membutuhkan pasokan LNG dari luar negeri.

Bangladesh akan memanfaatkan LNG dari Indonesia sebagai bahan bakar pembangkit listrik di negara itu. Pasalnya, Bangladesh sedang membangun pembangkit listrik dengan target kapasitas 24.000 megawatt (MW) hingga 2021 dan 40.000 MW hingga 2031.

Hal itu menyebabkan Bangladesh mengalami defisit gas sebanyak 1 juta ton per tahun pada 2018. Tingkat defisit berpotensi meningkat menjadi 11 juta ton per tahun pada 2030. Bangladesh pun memilih menggunakan LNG menjadi listrik dengan dalih harga bisa bersaing dengan pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan batu bara. 

Selain itu, pembangkit listrik tenaga gas dinilai lebih ramah lingkungan. Komitmen ekspor LNG ke Bangladesh 1 juta ton-1,5 juta ton per tahun sudah sesuai dengan harapan Petrobangla. 

Bisnis Indonesia, Page-30, Wednesday, Jan 17, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel