google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PetroChina to Work on Refinery Projects in Indonesia - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Thursday, January 18, 2018

PetroChina to Work on Refinery Projects in Indonesia



In partnership with PT Pertamina (Persero), PetroChina Indonesia will work on an oil refinery (BBM) project in Indonesia. This step as well as the expansion of business where during this time PetroChina focus on upstream oil and gas projects. President of PetroChina Indonesia Gong Bencai said it is planning to enter the downstream business of oil and gas in Indonesia;

To that end, it will work with Pertamina, one of them to engage in refinery projects being worked on by the oil and gas company owned by the Government of Indonesia.

"Downstream experts from PetroChina headquarters will come next week to meet with Pertamina," he said.

Vice President of Supply Chain Management and Support Operations PetroChina Gusminar added that his side had discussions with the Pertamina team working on the mega processing project. From the discussion, the company called it to give PetroChina an opportunity to get involved in the refinery project being worked on.

"What is given to us is not the Bontang Refinery, there are several other refineries. We do not know the details yet, but there are several locations that are opened to us, such as the Dumai-Riau Refinery, "he said.

Pertamina said it was not refusing PetroChina's offer to engage in the construction of Bontang Refinery. However, Pertamina is still solving land and other problems related to the refinery project in East Kalimantan.

"So that from Pertamina is directed to the already clear project," added Gusminar.

As is known, Pertamina is working on six refinery projects at once, namely new units and capacity building and quality of existing refineries. Construction of two new units in Tuban-East Java and Bontang-East Kalimantan, and repair of four existing refineries spread across Balongan-West Java; Balikpapan-East Kalimantan; Dumai-Riau; and Cilacap-Central Java. The fund needed to complete this project is huge, at about US $ 30 billion.

The entire refinery project is targeted to be completed by 2025. Precisely, Balikpapan and Balongan Refinery are projected to be completed in 2021, followed by Cilacap and Tuban Refinery in 2024, and Bontang Refinery and Dumai Refinery in 2025. For Tuban Refinery, Pertamina has cooperated with Rosneft Oil Company in its construction. Meanwhile, in completing the Cilacap Refinery, the company cooperates with Saudi Aramco.

PetroChina is a big player in the processing business. In the official Iaman mentioned in 2011 and the company originating from China completed a number of large-scale processing and petrochemical projects. So now PetroChina has the ability to process crude oil up to 155 million tonnes.

Some of PetroChina's refinery projects are in the range of 10 million tons. First, PetroChina has a Liaoyang Petrochemical refinery project which is PetroChina's seventh refinery with a capacity of 10 million tons. Then, Fushun Petrochemical also has a processing capacity of 10 million tons.

IN INDONESIA

PetroChina Akan Garap Proyek Kilang di Indonesia


Bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero), PetroChina Indonesia akan menggarap proyek kilang bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Langkah ini sekaligus perluasan bisnis di mana selama ini PetroChina fokus pada proyek hulu migas. Presiden PetroChina Indonesia Gong Bencai mengatakan, pihaknya memang berencana masuk ke bisnis hilir migas di Indonesia; 

Untuk itu, pihaknya akan bekerja sama dengan Pertamina, salah satunya untuk terlibat dalam proyek-proyek kilang yang sedang dikerjakan oleh perusahaan migas milik Pemerintah Indonesia.

“Ahli hilir dari kantor pusat Petrochina akan datang pada pekan depan untuk bertemu dengan Pertamina,” kata dia.
Vice President Supply Chain Management and Operations Support PetroChina Gusminar menambahkan, pihaknya sudah berdiskusi dengan tim Pertamina yang mengerjakan megaproyek pengolahan. Dari diskusi tersebut, perseroan disebutnya memberi kesempatan kepada PetroChina untuk terlibat dalam proyek kilang yang sedang dikerjakan.

“Yang diberikan kepada kami bukan Kilang Bontang, ada beberapa refinery lain. Kami belum tahu detailnya, tetapi ada beberapa lokasi yang di buka kepada kami, seperti Kilang Dumai-Riau,” ujarnya.

Pertamina dikatakannya bukan menolak tawaran PetroChina untuk terlibat dalam pembangunan Kilang Bontang. Namun, Pertamina masih menyelesaikan masalah lahan dan lainnya terkait proyek kilang di Kalimantan Timur itu.

“Sehingga dari Pertamina diarahkan pada proyek yang sudah clear dulu,” tambah Gusminar.

Seperti diketahui, Pertamina mengerjakan enam proyek kilang sekaligus, yaitu unit baru maupun peningkatan kapasitas dan kualitas dari kilang yang ada. Pembangunan dua unit baru di Tuban-Jawa Timur dan Bontang-Kalimantan Timur, serta perbaikan empat kilang eksisting yang tersebar di Balongan-Jawa Barat; Balikpapan-Kalimantan Timur; Dumai-Riau; serta Cilacap-Jawa Tengah.
Dana yang dibutuhkan untuk merampungkan proyek ini sangat besar, yakni sekitar US$ 30 miliar.

Seluruh proyek kilang ini ditargetkan selesai pada 2025. Tepatnya, Kilang Balikpapan dan Balongan diproyeksikan baru selesai pada 2021, disusul Kilang Cilacap dan Tuban pada 2024, serta Kilang Bontang dan Kilang Dumai pada 2025. Untuk Kilang Tuban, Pertamina telah menggandeng Rosneft Oil Company dalam pembangunannya. Sementara dalam merampungkan Kilang Cilacap, perseroan bekerja sama dengan Saudi Aramco.

PetroChina merupakan pemain besar di bisnis pengolahan. Dalam Iaman resminya disebutkan pada 2011 lalu perusahaan yang berasal dari Tiongkok merampungkan sejumlah proyek pengolahan dan petrokimia berkapasitas besar. Sehingga kini PetroChina memiliki kemampuan untuk mengolah minyak mentah hingga 155 juta ton.

Beberapa proyek kilang PetroChina ini berkapasitas di kisaran 10 juta ton. Pertama, PetroChina memiliki proyek kilang Liaoyang Petrochemical yang merupakan kilang ketujuh milik PetroChina dengan kapasitas 10 juta ton. Kemudian, Fushun Petrochemical juga memiliki kapasitas pengolahan sebesar 10 juta ton.

Investor Daily, Page-9, Friday, Jan 12, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel