Since the passenger waiting room at Kualanamu Airport, Deliserdang, North Sumatra, to land at Malikulsaleh Airport, North Aceh, the Director of Engineering and Operations of PT Perta Arun Gas Budiana looks relaxed, happy and no load.
The same attitude was shown whenever given the opportunity to speak in a meeting in his company's meeting room with various parties related to natural gas issues.
On that occasion, he repeatedly interspersed his words by saying that the current supply of natural gas to North Sumatra is no problem.
According to him, the core problem of the frenzy about the gas is on the aspects of communication made by each party. So is the attitude of openness. This is an excellent opportunity for us to provide information with all honesty and we PT Perta Arun Gas is honest, "he said.
He said that all this time his company has served customers with the best. He hoped this condition could be a learning for each side that what really happened was the maintenance and repair of the refinery.
He explained that PT Perta Arun Gas mill refinery is an old refinery. Therefore, it plans to do maintenance in April. However due to customer consideration, they delay maintenance.
"What is done now is planned shutdown, which is a planned shutdown. We plan it on 4 to 23 December 2017. Alhamdulillah can be finished on 19. Under these conditions, we are still trying to supply gas to PGN but it flowed by 3.5 MMSCFD. "
In the future, PT Perta Arun Gas will invite related parties to jointly find the right schedule to make repairs and maintenance of the refinery.
According to him, scheduled refinery maintenance can be one solution to the problem of supply retardation does not happen again. Although PT Perta Arun Gas does not deal directly with customers, it also empathizes with the situation experienced by industrialists in Medan.
He explained that in conducting its operational activities, PT Perta Arun Gas manages the Gas Treating Unit, Condensate Recovery Unit and Sulfur Recovery Unit at the Arun Refinery. The Treating Unit Gas Storage Facility is managed for gas supply from the NSB well, while the Sulfur Recovery Unit is for the supply of the NSO wells.
When PAG was initially managed on April 10, 2017, the gas processing facilities at the Arun Refinery had been very long maintained and repaired so that it decided to start doing so in 2017 so that it is projected to complete in 2018.
Adi Harianto, General Manager of PHE NSB and PHE NSO, revealed that the NSB well is 45 years old so that after the shutdown can not directly provide the expected gas pressure.
"If the NSO wells the pressure is up to 1200 psi, while the NSB is only 40 so it operates slowly."
However, the gas pressure at the NSB well has reached 60 and added with only 50 from the NSO is currently considered to be good enough to channel natural gas to Medan.
IN INDONESIA
Kisah Kilang Tua di Lhokseumawe yang Bikin Panik di Medan
Sejak di ruang tunggu penumpang di Bandara Kualanamu, Deliserdang, Sumatra Utara, hingga mendarat di Bandara Malikulsaleh, Aceh Utara, Direktur Teknik dan Operasi PT Perta Arun Gas Budiana terlihat santai, gembira dan tanpa beban.
Sikap yang sama pun ditunjukkannya setiap kali diberi kesempatan berbicara dalam pertemuan di ruang rapat perusahaannya dengan berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan gas bumi.
Pada kesempatan itu, dia berkali-kali menyelingi ucapannya dengan mengatakan bahwa saat ini pasokan gas bumi ke Sumatera Utara sudah tidak ada masalah.
Menurutnya, inti persoalan dari hiruk-pikuk soal gas ini adalah pada aspek komunikasi yang dilakukan oleh masing-masing pihak. Begitu juga dengan sikap keterbukaan. Ini kesempatan yang sangat baik untuk kita memberikan informasi dengan segala kejujuran dan kami PT Perta Arun Gas ini jujur,” katanya.
Dia mengatakan bahwa selama ini perusahaannya sudah melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya. Dia berharap kondisi ini dapat menjadi pembelajaran bagi masing-masing pihak bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah adanya pemeliharaan dan perbaikan kilang.
Dia menjelaskan, kilang millik PT Perta Arun Gas merupakan kilang tua. Oleh karena itu, pihaknya berencana melakukan pemeliharaan pada April . Namun karena mempertimbangkan customer, mereka menunda pemeliharaan.
“Yang dilakukan kini adalah planned shutdown, yakni penghentian yang direncanakan. Kami merencanakannya pada 4 sampai 23 Desember 2017. Alhamdulillah bisa selesai tanggal 19. Dalam kondisi tersebut, kami masih berupaya suplai gas ke PGN tetapi dialirkan sebanyak 3,5 MMSCFD."
Pada masa yang akan datang, PT Perta Arun Gas akan mengajak para pihak terkait agar bersama-sama mencari jadwal yang tepat untuk melakukan perbaikan dan perawatan kilang.
Menurutnya, perawatan kilang yang terjadwal dapat menjadi salah satu solusi agar persoalan ketersendatan pasokan tidak terulang lagi. Meskipun PT Perta Arun Gas tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, pihaknya turut berempati dengan keadaan yang sempat dialami industriawan di Medan.
Dia menjelaskan, dalam melakukan aktivitas operasionalnya, PT Perta Arun Gas mengelola Fasilitas Pemerosesan Gas Treating Unit, Condensate Recovery Unit dan Sulfur Recovery Unit di Kilang Arun. Fasilitas Pemerosesan Gas Treating Unit dikelola untuk pasokan gas dari sumur NSB, sedangkan Sulfur Recovery Unit bagi pasokan dari sumur NSO.
Saat awal dikelola PAG pada 10 April 2017, fasilitas-fasilitas pemrosesan gas di Kilang Arun tersebut sudah sangat lama tidak mengalami perawatan dan perbaikan sehingga pihaknya memutuskan untuk mulai melakukannya pada 2017 sehingga diproyeksikan tuntas pada 2018.
Adi Harianto, General Manager PHE NSB dan PHE NSO, mengungkapkan bahwa sumur NSB sudah berusia 45 tahun sehingga setelah shutdown tidak dapat langsung memberikan tekanan gas yang diharapkan.
“Kalau sumur NSO itu tekanannya sampai 1.200 psi, sedangkan NSB hanya 40 sehingga beroperasinya pelan-pelan.”
Namun demikian, tekanan gas di sumur NSB sudah mencapai 60 dan ditambah dengan hanya 50 dari NSO saat ini dinilai sudah cukup baik mengalirkan gas bumi sampai ke Medan.
Bisnis Indonesia, Page-6, Friday, Jan 5, 2018
No comments:
Post a Comment