Pertamina is believed to be able to manage the Mahakam Block, post-managing of Total Indonesians earlier this year. Therefore, Pertamina has the experience and technology capable to re-increase the production of the block has been declining.
"I'm sure, let alone managed by SOEs. They have a sense of responsibility to continue to increase production to provide benefits for the people of Indonesia, "said Vice Chairman of Commission VII DPR Herman Khaeron in his written statement in Jakarta.
Mahakam block
According to Herman, whoever manages the block, it must do the development of oil wells. If not, of course production will continue to decline. For this reason he is convinced, because in Pertamina's work plan related to the management of Mahakam block, among others emphasize on increasing or maintaining average daily production.
"The work plan was submitted by the SOEs at the time of the takeover. We believe in their commitment, "Herman continued.
Herman's belief is also based on various experiences in block management over the years. Including the Madura Block proved to be improved production. In addition, of course human resources (HR) which has been proven reliable in the field.
"Human resources remain and they have been proven. This is just a transition management and for that we believe in the ability of Pertamina "he said.
Since the transfer of management earlier this year, Pertamina does take concrete steps. Including, certainty will drill a new well in Handil Square, one from the working area (WK) Mahakam.
From Handil Field, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) will increase its supply especially crude oil. The current supply of Handil Mix Crude type ranges from 17,000 barrels per day (BPH). PHM does target 69 drilling wells this year.
In the work plan and budget (WP & B) is targeted at 42,000 barrels per day or BPH. While 916 million cubic feet per day (MMscfd) for gas. In addition to drilling, 132 workover wells, and 5623 repair wells will also be done.
Separately, members of the National Energy Council (DEN) Tumiran also consider the possibility of managing the Mahakam block by Pertamina. Instead of managing it, that is the hard work of the Government that Pertamina must respond to with its commitment.
"It's positive. Going forward, we can learn from here that the old areas that have been completed the contract period, we leave it to Pertamina. Because all for the country, "said Tumiran.
Related to the current production decline, according to Tumiran is a natural thing considering the age of the Mahakam block is already old. But all should give confidence because it could be increased production is done through the addition of new wells blocked it.
"If there is any oil decline, we see the reservoir problem. However, with their experience, of course they know what to do to re-increase production. Therefore, we must all be optimistic, "continued Tumiran.
IN INDONESIA
Dewan Perwakilan Rakyat Dukung Pertamina Kelola Blok Mahakam
Pertamina diyakini mampu mengelola Blok Mahakam, pasca alih kelola dari Total lndonesie awal tahun ini. Sebab, Pertamina memiliki pengalaman dan teknologi yang mampu untuk kembali menaikkan produksi blok tersebut yang sudah menurun.
”Saya yakin, apalagi dikelola oleh BUMN. Mereka memiliki rasa tanggungjawab untuk terus meningkatkan produksi sampai memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Menurut Herman, siapa pun yang mengelola blok tersebut, memang harus melakukan development terhadap sumur minyak. Jika tidak, tentu produksi akan terus mengalami penurunan. Untuk itulah dia yakin, karena dalam rencana kerja Pertamina terkait pengelolaan Blok Mahakam, antara lain menekankan pada peningkatan atau mempertahankan produksi rata-rata harian.
”Rencana kerja tersebut disampaikan BUMN itu pada saat pengambilalihan. Kita percaya pada komitmen mereka,” lanjut Herman.
Kepercayaan Herman juga didasarkan atas berbagai pengalaman dalam pengelolaan blok selama ini. Termasuk di antaranya Blok Madura yang terbukti bisa ditingkatkan produksinya. Selain itu, tentu saja sumber daya manusia (SDM) yang selama ini terbukti andal di lapangan.
”SDM tetap dan mereka sudah terbukti. Ini hanya peralihan manajemen dan untuk itu kita percaya pada kemampuan Pertamina" kata dia.
Sejak alih kelola awal tahun ini, Pertamina memang melakukan berbagai langkah konkret. Termasuk di antaranya, kepastian akan mengebor sumur baru di Lapangan Handil, satu dari wilayah kerja (WK) Mahakam.
Dari Lapangan Handil, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) akan meningkatkan pasokan khususnya minyak mentah. Adapun saat ini pasokan jenis Handil Mix Crude berkisar 17.000 barel per hari (BPH). PHM memang menargetkan 69 pengeboran sumur sepanjang tahun ini.
Dalam rencana kerja dan anggaran (WP&B) ditargetkan sebesar 42.000 barel per hari atau BPH. Sementara 916 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas. Selain pengeboran, 132 workover sumur, dan 5 .623 perbaikan sumur juga akan dilakukan.
Terpisah, anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran juga menganggap positif alih kelola Blok Mahakam oleh Pertamina. Alih kelola tersebut, yaitu buah kerja keras Pemerintah yang harus direspons Pertamina dengan komitmennya.
”Ini positif. Ke depan, kita bisa belajar dari sini bahwa wilayah-wilayah tua yang sudah selesai masa kontrak, kita serahkan saja kepada Pertamina. Karena semua untuk negara,” ujar Tumiran.
Terkait penurunan produksi saat ini, menurut Tumiran adalah hal yang wajar mengingat usia Blok Mahakam memang sudah tua. Namun semua harus memberikan kepercayaan karena bisa saja peningkatan produksi dilakukan melalui penambahan sumur-sumur baru diblok tersebut.
”Kalau pun ada penurunan minyak, itu kita lihat masalah reservoirnya. Namun, dengan pengalamannya, tentu mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk kembali meningkatkan produksi. Makanya, kita semua harus optimistis,” lanjut Tumiran.
Koran Sindo, Page-19, Wednesday, Jan 24, 2018
No comments:
Post a Comment