google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Pertamina to Build PLTG US $ 2 Billion in Bangladesh - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Saturday, February 10, 2018

Pertamina to Build PLTG US $ 2 Billion in Bangladesh



    PT Pertamina will build a 1,400 megawatt (MW) gas power plant (PLTG) in Bangladesh next year. The investment value of this project is estimated at US $ 2 billion.

    The realization of this project is marked by the signing of a memorandum of understanding between Pertamina and the Bangladesh Power Development Board (BPDP). The signing was done by Vice President of Power New Renewable Energy Pertamina Ginanjar and Chairman of BPDP Khaled Mahmood, witnessed by President Joko Widodo and Prime Minister of the Republic of Bangladesh Sheikh Hasina in Dhaka.

    The investment value of this PLTG project is estimated at US $ 2 billion or around Rp 26.3 trillion. Project construction is targeted from 2019.

"The construction period for three years after the financial close, is expected to begin construction next year," said Ginanjar.

    Pertamina will build and develop a 1,400 MW capacity PLTG. The project will be connected with a liquefied natural gas (LNG) facility, consisting of Floating Storage and Regasification Units (FSRU), mooring and off loading infrastructure, and subsea or onshore gas pipelines.

    While BPDB will act as a buyer of electricity generated by the integrated facilities. Not only to build PLTG, Pertamina will also supply gas for the project.

"The gas source is from Pertamina portfolio," he said.

    This cooperation is a follow up of the previous memorandum of understanding in the energy sector signed by the Indonesian Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) with the Ministry of Electricity, Energy and Mineral Resources of Bangladesh on September 15, 2017.

    At that time, Bangladesh's Minister of Electricity, Energy and Mineral Resources Nasrul Hamid offered to cooperate with Indonesia for electricity. Minister Nasrul explained that his company targets to increase its installed power plant capacity to 24 thousand megawatts (MW) by 2021 and reach 40 thousand MW by 2031. Not only does the capacity increase, the country also has a policy to use LNG in power plants. This is because LNG is considered quite competitive with coal in terms of price and more environmentally friendly.

"What we are looking for is a competitive price. We are very pleased if Pertamina wants to build gas infrastructure as well as power plants from gas, "Nasrul said.

IN INDONESIA

Pertamina Bangun PLTG US$ 2 Miliar di Banglades


    PT Pertamina akan membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 1.400 megawatt (MW) di Bangladesh pada tahun depan. Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2 miliar.

    Realisasi proyek ini ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Pertamina dan Bangladesh Power Development Board (BPDP). Penandatanganan dilakukan oleh Vice President Power New Renewable Energy Pertamina Ginanjar dan Chairman of BPDP Khaled Mahmood, disaksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Bangladesh Sheikh Hasina di Dhaka.

    Adapun nilai investasi dari proyek PLTG ini diperkirakan sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26,3 triliun. Konstruksi proyek ditargetkan mulai 2019.

“Masa konstruksi selama tiga tahun setelah financial close, diharapkan sudah bisa mulai konstruksi tahun depan,” kata Ginanjar.

    Pertamina akan membangun dan mengembangkan PLTG kapasitas 1.400 MW. Proyek ini akan terhubung dengan fasilitas penerima gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), yang terdiri dari unit penampungan dan regasifikasi terapung (Floating Storage and Regasification Unit/FSRU), infrastruktur mooring dan off loading, serta jalur pipa gas subsea maupun onshore.

    Sementara BPDB akan bertindak sebagai pembeli listrik yang dihasilkan oleh fasilitas terintegrasi tersebut. Tidak sekedar membangun PLTG, Pertamina juga akan memasok kebutuhan gas untuk proyek tersebut.

“Sumber gasnya dari portfolionya Pertamina,” ujar dia.

    Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman sebelumnya di sektor energi yang ditandatangani Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia dengan Kementerian Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh pada 15 September 2017 lalu.

    Pada saat itu, Menteri Listrik, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid menawarkan kerja sama kelistrikan kepada Indonesia. Pasalnya, Menteri Nasrul menjelaskan, pihaknya menargetkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit listriknya menjadi 24 ribu megawatt (MW) pada 2021 dan mencapai 40 ribu MW pada 2031. 

      Tidak sekedar menambah kapasitas, negaranya juga memiliki kebijakan untuk menggunakan LNG di pembangkit listrik. Hal ini karena LNG dinilai cukup bersaing dengan batubara dari sisi harga dan lebih ramah lingkungan.

“Yang kami cari adalah harga yang kompetitif. Kami sangat senang jika Pertamina mau membangun infrastruktur gas sekaligus pembangkit listrik dari gas,” ujar Nasrul.

Investor Daily, Page-9, Tuesday, Jan 30, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel