The average Indonesian Crude Price (ICP) soared to US $ 5.56 per barrel from US $ 61.87 per barrel in March to US $ 67.43 per barrel. In line, ICP SLC also increased from US $ 62.85 per barrel to US $ 68.39 per barrel.
The increase in ICP is in line with rising crude oil prices in world markets. In April, Dated Brent prices rose from US $ 65.9 per barrel to US $ 71.8 per barrel, Brent (ICE) increased from US $ 66.72 per barrel to US $ 71.76 per barrel, WTI rose from US $ 62.77 per barrel to US $ 66.33 per barrel, and OPEC basket increased from US $ 63.76 per barrel to US $ 68.3 per barrel.
According to the Indonesian Oil Price Team, the increase in crude oil prices in the international market is due to increased demand. OPEC's April publication saw world oil demand grow even higher by 30,000 barrels per day (bpd) compared to the previous month's forecast of 1.63 million bpd. The International Energy Agency published the same month reporting a 1.5 million bpd growth in oil demand.
"The demand for the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) in the first quarter of 2018 has been revised up 315 thousand bpd," said the Indonesian Oil Price Team in its official statement,
On the other hand, the Energy Information Administration (EIS) reported a drop in distillate fuel oil stocks in the United States by 6.3 million barrels to 122.7 million barrels last month. The decline in stocks also occurred to gasoline by 2.8 million barrels to 236.8 million barrels. The IEA also noted an increase in refinery activity, mainly in the United States and the Middle East region.
The growth of the global economy also raised world oil prices. Based on OPEC publications last month, the global economy grew by 3.8%. This economic growth occurred in Europe, Britain and Brazil. Oil prices are also affected by geopolitical tensions in the Middle East.
"That is, increasing geopolitical tensions in the Middle East region due to air strikes from the United States, France and Britain to Syria. The bombing is the largest intervention by Western countries against Syria and its allies, including Russia, "explained the Indonesian Oil Price Team.
Particularly in the Asia-Pacific region, the rise in crude oil prices is also influenced by several other factors. First, the increase in oil demand in India, where the oil is used to meet the needs of government infrastructure development. In addition, an increase in oil demand is also occurring in South Korea used for petrochemical industry needs.
IN INDONESIA
April, ICP Melejit Naik US$ 5,56 Per Barel
Rata-rata harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) kembali meroket naik sebesar US$ 5,56 per barel, dari US$ 61,87 per barel pada Maret menjadi US$ 67,43 per barel. Sejalan, ICP SLC juga meningkat dari US$ 62,85 per barel menjadi US$ 68,39 per barel.
Peningkatan ICP ini sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia. Pada April lalu, harga Dated Brent naik dari US$ 65,9 per barel menjadi US$ 71,8 per barel, Brent (ICE) meningkat dari US$ 66,72 per barel menjadi US$ 71,76 per barel, WTI naik dari US$ 62,77 per barel menjadi US$ 66,33 per barel, serta Basket OPEC meningkat dari US$ 63,76 per barel menjadi US$ 68,3 per barel.
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, peningkatan harga minyak mentah di pasar internasional disebabkan oleh meningkatnya permintaan. Publikasi OPEC April lalu mencatat pertumbuhan permintaan minyak dunia lebih tinggi 30 ribu barel per hari (bph) dibandingan dengan perkiraan bulan sebelumnya, yakni menjadi 1,63 juta bph. Publikasi International Energy Agency pada bulan yang sama juga melaporkan pertumbuhan permintaan minyak sebesar 1,5 juta bph.
“Permintaan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada kuartal pertama 2018 telah direvisi naik 315 ribu bph,” kata Tim Harga Minyak Indonesia dalam keterangan resminya.
Di sisi lain, Energy Information Administration (EIS) melaporkan adanya penurunan stok distillate fuel oil di Amerika Serikat sebesar 6,3 juta barel menjadi 122,7 juta barel pada bulan lalu. Penurunan stok juga terjadi untuk gasoline sebesar 2,8 juta barel menjadi 236,8 juta barel. IEAjuga mencatat adanya peningkatan aktivitas kilang pengolahan, utamanya di Amerika dan kawasan Timur Tengah.
Pertumbuhan perekonomian global juga menaikkan harga minyak dunia. Berdasarkan publikasi OPEC bulan lalu, perekonomian global tumbuh sebesar 3,8%. Pertumbuhan perekonomian ini teijadi di kawasan Eropa, Inggris dan Brazil. Harga minyak juga dipengaruhi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
“Yakni, meningkatnya ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah akibat penyerangan udara dari Amerika Serikat, Perancis dan lnggris kepada Suriah. Pemboman tersebut merupakan intervensi terbesar oleh negara-negara Barat terhadap Suriah dan sekutunya-sekutunya termasuk Rusia,” jelas Tim Harga Minyak Indonesia.
Khusus kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Pertama, peningkatan permintaan minyak di India, di mana minyak tersebut digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur pemerintah. Selain itu, kenaikan permintaan minyak juga terjadi di Korea Selatan yang digunakan untuk kebutuhan industri petrokimia.
Investor Daily, Page-9, Monday, May 7, 2018
No comments:
Post a Comment