One of the oil and gas blocks whose contract expires in 2019 is considered to be the most potential oil and gas block with the largest oil / condensate production rate, compared to the other three oil and gas blocks, Pendopo, Bula Block and Seram Non Bula Block.
Recorded in 2017, oil / condensate production levels from Jambi Merang block reached 3,706 barrels per day and natural gas is about 73 million standard cubic feet per day (MMSCFD). Block whose contract expires on February 9, 2019, has field operations such as Kenawang and Ivory Coast fields located in Bayung Lencir, Musi Banyuasin.
"Jambi Merang Block, has the largest oil and gas production potential among the three other 2019 oil and gas blocks terminated and it has been set to be managed by Pertamina. That's a good block, 100% given to Pertamina, and later use the contract of oil and gas gross split scheme, "said Head of Communications, Public Information and Cooperation Service, Ministry of ESDM Agung Pribadi, as quoted by the official website of Ministry of Energy and Mineral Resources, esdm.go.id.
Profit sharing of oil and gas gross split of Jambi Merang Block for petroleum is for petroleum 53.5% of Government and 46.5% Contractor. While for natural gas 48.5% of the Government and 51.5% of the Contractor. The Contractor's portion includes the operating costs incurred by the Contractor. The investment value of the first 5 years work commitment for Jambi Merang Block is also the largest among the other 3 blocks, which is US $ 239.3 million.
"The investment commitment of Jambi Merang block for 5 years reaches US $ 239 million, that's huge. It is a proof of Pertamina's commitment to oil and gas exploration so that Indonesia's oil and gas reserves can be improved, "Agung added.
For information on oil and gas production levels of other 2019 oil and gas blocks in 2017, namely Raja / Pendopo Block (oil 571 barrels per day and gas 0.17 mmscfd), Seram Non Bula Block (oil of 1.972 barrels per day and gas 1.48 mmscfd ), and Bula Block (oil of 270 barrels per day). In addition to getting Jambi Merang block, Pertamina also get the King / Pendopo block. So, from 4 blocks of oil and gas termination in 2019, Pertamina get 2 blocks. While the other 2 blocks are Bula, and Seram Non Bula, Pertamina does not apply for the management of both blocks.
IN INDONESIA
Jambi Merang, Blok Migas Terminasi 2019 yang Paling Potensial
Salah satu blok migas yang kontraknya akan berakhir pada 2019, dinilai merupakan blok migas yang paling potensial dengan tingkat produksi minyak bumi/kondensat yang terbesar, dibanding tiga blok migas lainnya yakni Raja/ Pendopo, Blok Bula, dan Blok Seram Non Bula.
Tercatat pada tahun 2017, tingkat produksi minyak/kondensat dari blok Jambi Merang mencapai 3.706 barel per hari dan gas bumi sekitar 73 juta standard cubic feet per day (MMSCFD). Blok yang kontraknya berakhir pada 9 Februari 2019 tersebut, memiliki lapangan operasi antara lain lapangan Sungai Kenawang dan Pulau Gading yang terletak di Bayung Lencir, Musi Banyuasin.
“Blok Jambi Merang, memiliki potensi produksi migas yang terbesar diantara 3 blok migas terminasi tahun 2019 lainnya dan itu telah ditetapkan untuk dikelola Pertamina. Itu blok bagus, 100% diberikan ke Pertamina, dan nanti menggunakan kontrak migas skema gross split,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Kementerian ESDM Agung Pribadi, seperti dikutip situs resmi Kementerian ESDM, www, esdm.go.id.
Bagi hasil kontrak migas gross split Blok Jambi Merang, untuk minyak bumi yaitu, untuk minyak bumi sebesar 53,5% bagian Pemerintah dan 46,5% bagian Kontraktor. Sedangkan untuk gas bumi sebesar 48,5% bagian Pemerintah dan 51,5% bagian Kontraktor. Bagian Kontraktor tersebut sudah termasuk biaya operasi yang ditanggung penuh oleh Kontraktor. Nilai investasi komitmen kerja 5 tahun pertama untuk Blok Jambi Merang juga yang terbesar diantara 3 blok lainnya, yaitu US$ 239,3 juta.
“Komitmen pasti investasi blok Jambi Merang untuk 5 tahun mencapai US$ 239 juta, itu besar sekali. Itu adalah bukti komitmen Pertamina untuk eksplorasi migas agar cadangan migas Indonesia dapat ditingkatkan,” tambah Agung.
Sebagai informasi tingkat produksi migas 3 blok migas terminasi tahun 2019 lainnya pada tahun 2017 yaitu Blok Raja/Pendopo (minyak 571 barel per hari dan gas 0,17 mmscfd), Blok Seram Non Bula (minyak 1.972 barel per hari dan gas 1,48 mmscfd) , dan Blok Bula (minyak 270 barel per hari). Selain mendapatkan blok Jambi Merang, Pertamina juga mendapatkan blok Raja/ Pendopo. Jadi, dari 4 blok migas terminasi tahun 2019, Pertamina mendapatkan 2 blok. Sedangkan 2 blok lainnya yaitu Bula, dan Seram Non Bula, Pertamina memang tidak mengajukan permohonan pengelolaan kedua blok tersebut.
Investor Daily, Page-9, Monday, May 14, 2018
No comments:
Post a Comment