The government's steps related to the completion of the new termination block contract for the period of 2019 2026 is said to be one of the drivers of exploration investment in Indonesia.
Head of SKK Migas Amien Sunaryadi said the current exploratory drivers in Indonesia also came from the exact commitment of the Cooperation Contract Contractor (KKKS) and the auction results and the new termination block contract.
"The greatest commitment must come from a new contract termination. You see, the KKKS will try to push their production to be even bigger, " he said.
Throughout the current year, Indonesia has recorded a definite investment commitment and winning auction and termination block worth US $ 933.66 million. This figure consists of 2017 auction results worth US $ 23.57 million, direct auction 2018 worth US $ 44.65 million, new contracts 8 termination blocks 2018 worth US $ 556.45 million, and new contracts 4 blocks termination 2019 worth US $ 308.99 million.
Meanwhile, the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) is pushing for a new termination block contract until 2026 to be completed by the end of the year after completing the new 2019 termination block contract yesterday, the ESDM Ministry will finalize the new 2020 termination block contract by early June 2018. By 2020 , there are 6 oil and gas blocks that will be terminated, among others, South Jambi Block, Brantas, Salawati Bird's Head, Malacca Strait, Makassar Strait, and Onshore Salawati Basin.
Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, Djoko Siswanto, said that almost all operators who terminated in 2020 had proposed a new management contract plan. Only Conocophillips alone have not submitted.
"The plan, Conocophillips will be filed as well. Previously, Conocophillips had proposed, but there is a change in the scheme of the contract with the gross share or gross split so they will adjust, "he said.
Conocophillips through Conocophillips (South Jambi) Ltd. becomes the manager of South Jambi Block which will be terminated in 2020. Djoko also noted that Pertamina has also proposed new contracts in several 2019 termination blocks such as Salawati Kepala Burung and most likely in South Jambi.
"For sure, Pertamina has proposed in Block Salawati Bird's Head."
Currently, the Bird's Head Salawati Block is managed by Pertamina Petrochina Joint Opelation Body. On the other hand, rising world oil prices that climbed during the year is expected to encourage future exploration activities.
Amien said the oil price increase will certainly affect the exploration activities. The reason, upstream oil and gas companies get more revenue along with rising oil prices.
"However, the impact will not be instantaneous. If oil prices rise this year. Signs of exploration will be seen next year, "he said.
BAD PERFORMANCE
Meanwhile, SKK Migas notes that there are 74 oil and gas blocks that do not perform well until the contract expires. It happened in the last three years. Amien said the number of oil and gas blocks in Indonesia currently has 244 work areas, the value has been reduced by 74 working areas compared with three years ago which amounted to 318 work areas.
The problem of the poor 74 oil and gas blocks is due to two reasons: First KKKS [Contractor Cooperation Contract/CCC] has conducted exploration according to certain commitments, but did not get any discovery at all until the contract was terminated. Secondly, the KKKS has signed contracts, but does not undertake exploration and execute commitments under contract until terminated.
"This second factor is more due to financial factors in its operation. The majority of such KKKS are domestic companies, "he said.
Amien explained, it will again auction the 74 blocks of oil and gas. However, before it is ready to be auctioned, SKK Migas will conduct a cleanup or clear up of previous KKKS's assets.
"Because there are still some assets such as explosives for exploration. It must be clear-up first, then calculated the obligations, later after all the oil and gas blocks will be auctioned again, "he explained.
The process of clear up the oil and gas blocks is said to take approximately one year. Altogether, 74 work areas have a certain commitment value of about US $ 400 million. Later on, KKKSs who do not undertake certain commitments under the contract must keep paying the rest to the government with a similar value. Amien noted, of the total US $ 400 million that some of it has been paid, but there are still others who have not and will continue to be pursued to be paid.
"The exact number I am not very memorized," said Amin.
IN INDONESIA
Kontrak Baru Dorong lnvestasi Eksplorasi
Langkah pemerintah terkait dengan penyelesaian kontrak baru blok terminasi periode 2019 2026 disebut menjadi salah satu pendorong investasi eksplorasi di Indonesia.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, pendorong eksplorasi di Indonesia saat ini juga datang dari komitmen pasti Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan hasil lelang dan kontrak baru blok terminasi.
“Paling besar komitmen pasti datangnya dari kontrak baru terminasi. Soalnya, Para KKKS akan berupaya mendorong produksinya menjadi lebih besar lagi,”
ujarnya.
Sepanjang tahun berjalan ini, Indonesia sudah mencatatkan komitmen pasti investasi dan pemenang lelang dan blok terminasi senilai US$ 933,66 juta. Angka itu terdiri atas hasil lelang 2017 senilai US$ 23,57 juta, lelang direct offer 2018 senilai US$ 44,65 juta, kontrak baru 8 blok terminasi 2018 senilai US$ 556,45 juta, dan kontrak baru 4 blok terminasi 2019 senilai US$ 308,99 juta.
Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mendorong agar kontrak baru blok terminasi sampai 2026 bisa selesai pada akhir tahun setelah menyelesaikan kontrak baru blok terminasi 2019 kemarin, Kementerian ESDM akan menyelesaikan kontrak baru blok terminasi 2020 pada awal Juni 2018. Pada 2020, ada 6 blok migas yang akan terminasi antara lain, Blok South Jambi, Brantas, Salawati Kepala Burung, Malaka Strait, Makassar Strait, dan Onshore Salawati Basin.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, hampir semua operator eksis yang terminasi pada 2020 sudah mengajukan rencana kontrak pengelolaan yang baru. Hanya Conocophillips saja yang belum mengajukan.
“Rencananya, Conocophillips akan mengajukan juga. Sebelumnya, Conocophillips sempat mengajukan, tetapi ada perubahan skema kontrak dengan bagi hasil kotor atau gross split sehingga mereka akan sesuaikan,” ujarnya.
Conocophillips melalui Conocophillips (South Jambi) Ltd. menjadi pengelola Blok South Jambi yang akan terminasi pada 2020 nanti. Djoko pun mencatat, Pertamina juga sudah mengajukan kontrak baru di beberapa blok terminasi 2019 seperti, Salawati Kepala Burung dan kemungkinan besar di South Jambi.
“Untuk yang pastinya, Pertamina sudah ajukan di Blok Salawati Kepala Burung.”
Saat ini, Blok Salawati Kepala Burung dikelola oleh Joint Opelation Body Pertamina Petrochina. Di sisi lain, peningkatan harga minyak dunia yang menanjak sepanjang tahun berjalan ini diperkirakan bisa mendorong kegiatan eksplorasi ke depannya.
Amien mengatakan kenaikan harga minyak pastinya akan berpengaruh kepada kegiatan eksplorasi. Pasalnya, perusahaan hulu migas mendapatkan pendapatan lebih seiring dengan naiknya harga minyak.
“Namun, dampaknya tidak akan langsung seketika. Jika harga minyak naik pada tahun ini. Tanda-tanda eksplorasi akan terlihat pada tahun depan,” ujarnya.
KINERJA BURUK
Sementara itu, SKK Migas mencatat ada 74 blok migas yang tidak memiliki kinerja yang baik hingga masa kontraknya habis. Hal itu terjadi dalam tiga tahun terakhir. Amien mengatakan, jumlah blok migas di Indonesia saat ini ada 244 wilayah kerja, nilai itu sudah berkurang sebesar 74 wilayah kerja dibandingkan dengan tiga tahun lalu yang sebanyak 318 wilayah kerja.
Persoalan kinerja 74 blok migas yang buruk itu disebabkan oleh dua hal, Pertama KKKS [Kontraktor Kontrak Kerja Sama] sudah melakukan eksplorasi sesuai komitmen pasti, tetapi tidak mendapatkan penemuan sama sekali sampai kontraknya diterminasi. Kedua, KKKS sudah tanda tangan kontrak, tetapi tidak melakukan eksplorasi dan menjalankan komitmen sesuai kontrak sampai diterminasi.
“Faktor kedua ini lebih disebabkan oleh faktor finansial dalam operasinya. Mayoritas KKKS yang seperti itu adalah perusahaan domestik,” ujarnya.
Amien menjelaskan, pihaknya akan kembali melelang 74 blok migas tersebut. Namun, sebelum siap untuk dilelang, SKK Migas akan melakukan pembersihan atau clear up dari aset KKKS sebelumnya.
“Karena masih ada beberapa aset seperti bahan peledak untuk eksplorasi. Itu semua harus di-clear up dulu, lalu dihitung kewajiban-kewajiban, nanti setelah semua bersih blok migas itu akan dilelang lagi,” jelasnya.
Proses clear up blok migas itu disebut membutuhkan waktu kurang lebih setahun. Secara keseluruhan, 74 wilayah kerja itu memiliki nilai komitmen pasti sekitar US$ 400 juta. Nantinya, para KKKS yang tidak menjalankan komitmen pasti sesuai kontrak harus tetap membayar sisanya kepada pemerintah dengan nilai serupa. Amien mencatat, dari total US$ 400 juta itu sebagiannya sudah dibayar, tetapi masih ada sisanya yang belum dan akan terus dikejar untuk dibayarkan.
“Jumlah pastinya saya tidak terlalu hafal,” kata Amin.
BisnisIndonesia, Page-30, Tuesday, May 15, 2018
No comments:
Post a Comment