This is the right time for upstream oil and gas companies to intensify exploration. For the first time since the fall of oil prices by the end of 2014, oil prices are at 70 dollars per barrel. On the one hand, the government cut the contract of 74 oil and gas blocks in the last three years.
Head of Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) Amien Sunaryadi said the current high oil price has the potential to increase revenue for upstream oil and gas companies. Therefore, he encouraged companies to intensify exploration for the discovery of new oil and gas reserves.
"High oil prices will help exploration. We are optimistic that next year's exploration will increase, "said Amien after signing the contract of Pekawai Block and West Yamdena Block in Jakarta.
Oil and Gas Block In Indonesia
Amien acknowledged, not all exploration can successfully find oil and gas reserves in significant amounts. In the last three years, there are 74 oil and gas block contracts terminated (termination). One reason is that the holder of the contract has already carried out the exploration, but did not get results.
"Another cause is that the company does not keep the promise to carry out exploration until the specified time limit. The reason is because they have no funds. The majority are private companies originating from Indonesia, "said Amien.
Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, Djoko Siswanto, said that the investment value for exploration in both blocks is US $ 12.5 million or equivalent to Rp 172.5 billion. The second contract of the block was won by PT Saka Energi Indonesia, a subsidiary of PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
"For Pekawai Block, geology and geophysics study will be conducted and one exploration well. As in West Yamdena Block, the commitment is geological and geophysical study, including the acquisition of two-dimensional seismic data, "said Djoko.
President Director of Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan said that so far, oil and gas production has reached 56,000 barrels of oil equivalent per day (BOEPD). For Saka Energy, the use of profit-sharing schemes based on gross production for the Pekawai Block and West Yamdena Block is the first time in Indonesia.
IN INDONESIA
Harga Menjadi Stimuius Kegiatan Eksplorasi
Saat ini merupakan waktu yang tepat bagi perusahaan hulu minyak dan gas bumi untuk menggiatkan eksplorasi. Untuk pertama kalinya sejak jatuhnya harga minyak pada akhir 2014, harga minyak berada di level 70 dollar AS per barrel. Di satu sisi, pemerintah memutus kontrak 74 blok minyak dan gas bumi dalam kurun tiga tahun terakhir.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, tingginya harga minyak saat ini berpotensi menambah pemasukan bagi perusahaan hulu migas. Karena itu, ia mendorong perusahaan untuk menggiatkan eksplorasi demi penemuan cadangan migas yang baru.
”Harga minyak tinggi akan membantu eksplorasi. Kami optimistis eksplorasi tahun depan akan naik,” kata Amien seusai penandatanganan kontrak Blok Pekawai dan Blok West Yamdena di Jakarta.
Amien mengakui, tidak semua eksplorasi bisa sukses menemukan cadangan migas dalam jumlah signifikan. Dalam tiga tahun terakhir, ada 74 kontrak blok migas yang diputus (terminasi). Salah satu penyebabnya adalah pemegang kontrak sudah meIaksanakan eksplorasi, tetapi tidak mendapat hasil.
”Penyebab lainnya adalah perusahaan tersebut tidak menepati janji melaksanakan eksplorasi sampai batas waktu yang ditentukan. Penyebabnya karena mereka tidak punya dana. Mayoritas adalah perusahaan swasta yang berasal Indonesia,” ujar Amien.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengatakan, terkait penandatangan kontrak Blok Pekawai dan Blok West Yamdena, nilai investasi untuk eksplorasi di kedua blok tersebut 12,5 juta dollar AS atau setara Rp 172,5 miliar. Kontrak kedua blok tersebut dimenangkan PT Saka Energi Indonesia, yang merupakan anak perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
”Untuk Blok Pekawai, akan dilaksanakan Studi geologi dan geofisika serta satu sumur eksplorasi. Adapun di Blok West Yamdena, komitmen yang dijalankan adalah studi geologi dan geofisika, termasuk akuisisi data seismik dua dimensi,” ucap Djoko.
Direktur Utama Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan mengatakan, sejauh ini, produksi migas sudah mencapai 56.000 barrel setara minyak per hari (BOEPD). Bagi Saka Energi, penggunaan skema bagi hasil berdasar produksi bruto (gross split) untuk Blok Pekawai dan Blok West Yamdena adalah yang pertama kalinya di Indonesia.
Kompas, Page-20, Tuesday, May 15, 2018
No comments:
Post a Comment