The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) sets out two of the four Oil and Gas Working Areas (WK Migas) whose termination contract terminates in 2019 to be handed over to Pertamina. Both oil and gas WKs or oil and gas blocks handed over to Pertamina in 100% are WK Jambi Merang which is the most potential and WK Raja / Pendopo.
"The other two WKs, namely Seram Non Bula and WK Bula, are managed by existing contractors because Pertamina does not apply for the management of the two oil and gas blocks," said Head of Communications, Public Information Services and Cooperation Agency of the Ministry of ESDM Agung Pribadi through a press release from the Ministry of Energy and Mineral Resources .
Previously, the Ministry of Energy and Mineral Resources announced the management of 4 oil and gas contracts whose contract ended in 2019. The four WKs are WK Seram Non Bula, WK Bula, WK Jambi Merang, and WK Raja / Pendopo. Existing WK Seram Non Bula operators are Citic Seram Energy Ltd (end of 31st October 2019) and WK Bula Kalrez Petroleum (Seram) Ltd (end of contract 31st October 2019).
Kalrez Petroleum (Seram)
The existing operator of WK Raja / Pendopo is joint operation body (JOB) of Pertamina-Golden Spike Energy Indonesia Ltd (end of contract 5 July 2019), and WK Jambi Merang is JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang (end of contract 9 February 2019). After the decree, both oil and gas WKs are fully managed by Pertamina when the contract expires. Agung added that the contract period for the 4 WK is 20 years by using the oil and gas sharing sharing contract of gross split scheme.
For a total signature bonus to be received by the government of US $ 20,298,000 (Rp 285 billion). As for the estimated total investment commitment of 5 year definite work is US $ 308,992,000 or about Rp 4.3 trillion.
"On 4 WK, the government requested oil and gas production levels continue to be improved."
IN INDONESIA
Dua Blok Migas akan Diserahkan ke Pertamina
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan dua dari empat Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (WK migas) yang kontrak kerja samanya berakhir (terminasi) pada 2019 diserahkan pengelolaannya kepada Pertamina. Kedua WK migas atau blok migas yang diserahkan kepada Pertamina secara 100% itu ialah WK Jambi Merang yang merupakan paling potensial dan WK Raja/Pendopo.
“Kedua WK lain yaitu Seram Non Bula dan WK Bula ditetapkan dikelola kontraktor existing karena Pertamina pun tidak mengajukan permohonan pengelolaan kedua blok migas itu,” ujar Kepala biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi melalui siaran pers dari laman Kementerian ESDM.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mengumumkan pengelolaan 4 WK migas yang kontrak kerja samanya berakhir pada 2019. Keempat WK itu ialah WK Seram Non Bula, WK Bula, WK Jambi Merang, dan WK Raja/Pendopo. Operator existing WK Seram Non Bula ialah Citic Seram Energy Ltd (akhir kontrak 31 Oktober 2019) dan WK Bula yakni Kalrez Petroleum (Seram) Ltd (akhir kontrak 31 Oktober 2019).
Operator existing WK Raja/Pendopo ialah joint operating body (JOB) Pertamina-Golden Spike Energy Indonesia Ltd (akhir kontrak 5 Juli 2019), dan WK Jambi Merang ialah JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang (akhir kontrak 9 Pebruari 2019). Setelah ketetapan itu, kedua WK migas tersebut dikelola penuh oleh Pertamina saat kontraknya berakhir. Agung menambahkan jangka waktu kontrak untuk 4 WK tersebut ialah 20 tahun dengan menggunakan kontrak bagi hasil migas skema gross split.
Untuk total bonus tanda tangan yang akan diterima pernerintah sebesar US$20.298.000 (Rp 285 miliar). Adapun perkiraan total investasi komitmen kerja pasti 5 tahun ialah sebesar US$ 308.992.000 atau sekitar Rp 4,3 triliun.
“Atas 4 WK itu, pemerintah meminta tingkat produksi migas terus ditingkatkan.”
Media Indonesia, Page-17, Monday, May 14, 2018
No comments:
Post a Comment