PT Pertamina (Persero) through its subsidiary, PT Pertamina Hulu Energi, is ready to take over the management of the Southeast Sumatra Block (SES) which ends its contract on 5 September. Pertamina will try to boost the production of this block.
Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said the transition process of the SES Block is now underway. Pertamina continues to evaluate, namely the condition of the surface of the soil (surface) and underground (subsurface), to arrange work programs. The reason, one of the concerns of the company is the level of oil and gas production from the block off the coast of South Sumatra.
"The first step is to reduce the decline before it can increase production. Because all age-terminated blocks are mature, it is not easy to increase production without seeing upside potential as an effort to increase reserves, "he said in Jakarta on Thursday (21/6).
Currently, the SES Block is still managed by CNOOC SES Ltd with its partners until September 5th. However, Pertamina has signed a new contract on 20 April. At the time of signing a production sharing contract (PSC), Pertamina promised the first three year investment commitment of US $ 130 million. Referring to the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) regarding the determination of 2018 termination block management, Pertamina is projected to spend US $ 13 million.
The activities that will be carried out in this first year are GGRP / flow unit study, enhanced oil recovery (EOR) study, 5 well water injection conversion, and 7 well workover. In the second year, the investment will be US $ 56 million. This fund will be used for 5 well water injection conversion, 3D / 4D 200 square kilometer seismic, 3 well infill drilling, 5 well well workover, and 2 well field reactivation. In the third year, investments amounting to US $ 61 million, namely for water injection conversion 5 wells, infill drilling 3 wells, workover 5 wells, 3 well yield reactivation, and 4 pilot EOR pilots.
In relation to the exact activities that PHE will undertake this year, PHE Development Director Atif Saifudin said that his side would have to drill the well. This is to maintain oil and gas production in the SES Block. Currently, oil and gas production of the block is recorded at around 30 thousand barrels of oil equivalent per day / BOEPD. Unfortunately, he can not specify how many wells will be drilled.
"Because the drilling plan is divided into several years. We are selective too, if the field is not production we close yes, "he said.
In managing the SES Block, Afif revealed that it opens opportunities for other oil and gas companies to join as partners. However, the selection and determination of this partner is the authority of Pertamina as the holding company. As far as it has not got a partner for the SES Block.
Termination Blocks
Of the eight 2018 termination blocks granted to Pertamina, PHE was tasked with managing four oil and gas blocks namely Tuban Block, Ogan Komering, Southeast Sumatra and North Sumatra Offshore.
PHE has managed to take over the management of the Tuban and Ogan Komering Blocks on May 20th. While in North Sumatra Offshore Block there is no need for transition because the block is currently managed by PHE. In these two blocks, PHE will spend US $ 42.25 million in Tuban Block and US $ 23.3 million in Ogan Komering Block in the first three years.
IN INDONESIA
Pertamina Siap Mulai Kelola Blok SES
PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi, siap mengambil alih pengelolaan Blok Southeast Sumatera (SES) yang berakhir kontraknya 5 September nanti. Pertamina akan berupaya untuk menggenjot produksi blok ini.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, proses transisi pengelolaan Blok SES saat ini sudah dimulai. Pertamina terus melakukan evaluasi, yaitu kondisi muka tanah (surface) maupun bawah tanah (subsurface), untuk menyusun program kerja. Pasalnya, salah satu yang menjadi perhatian perseroan adalah tingkat produksi migas dari blok di lepas pantai Sumatera Selatan ini.
“Langkah awal adalah upaya-upaya untuk mengurangi decline sebelum nantinya mampu meningkatkan produksi. Karena semua blok yang terminasi umurnya memang sudah tua (mature field) jadi tidak mudah untuk meningkatkan produksi tanpa melihat upside potential sebagai upaya penambahan cadangan,” kata dia di Jakarta, Kamis (21/6).
Saat ini, Blok SES masih dikelola oleh CNOOC SES Ltd bersama mitranya hingga 5 September nanti. Namun, Pertamina telah meneken kontrak baru pada 20 April lalu. Pada saat menandatangani kontrak kerja sama (production sharing contract/ PSC), Pertamina menjanjikan komitmen investasi tiga tahun pertama sebesar US$ 130 juta. Mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang penetapan pengelolaan blok terminasi 2018, Pertamina diproyeksikan akan mengeluarkan dana sebesar US$ 13 juta.
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahun pertama ini yakni GGRP/flow unit study, studi pengurasan migas tahap lanjut (enhanced oil recovery/ EOR), water injection conversion 5 sumur, serta workover 7 sumur. Selanjutnya di tahun kedua, investasi yang akan dikeluarkan sebesar US$ 56 juta.
Dana ini akan dihunakan untuk water injection conversion 5 sumur, seismik 3D/ 4D 200 kilometer persegi, infill drilling 3 sumur, workover 5 sumur, dan field reactivation 2 sumur. Pada tahun ketiga, investasi yang dikeluarkan sebesar US$ 61 juta, yakni untuk water injection conversion 5 sumur, infill drilling 3 sumur, workover 5 sumur, yield reactivation 3 sumur, dan EOR pilot 4 area.
Terkait kegiatan apa saja pastinya yang akan dikerjakan PHE tahun ini, Direktur Pengembangan PHE Atif Saifudin menuturkan, pihaknya pasti akan melakukan pengeboran sumur. Hal ini untuk mempertahankan produksi migas di Blok SES. Saat ini, produksi migas blok tersebut tercatat sekitar 30 ribu barel setara minyak per hari/BOEPD. Sayangnya, dia tidak dapat merinci berapa banyak sumur yang akan dibor.
“Karena rencana pengeboran dibagi beberapa tahun. Kami selektif juga, kalau lapangan sudah tidak produksi ya kami tutup," tutur dia.
Dalam mengelola Blok SES, Afif mengungkapkan bahwa pihaknya membuka peluang untuk perusahaan migas lain bergabung sebagai mitra. Namun, pemilihan dan penentuan mitra ini merupakan wewenang Pertamina sebagai induk perusahaan. Sejauh pihaknya belum mendapat mitra untuk Blok SES.
Dari delapan blok terminasi 2018 yang diberikan ke Pertamina, PHE mendapat tugas mengelola empat blok migas yakni Blok Tuban, Ogan Komering, Southeast Sumatera, dan North Sumatera Offshore. PHE telah berhasil mengambil alih pengelolaan Blok Tuban dan Ogan Komering pada 20 Mei lalu.
Sementara di Blok North Sumatera Offshore tidak perlu ada transisi karena blok tersebut saat ini juga dikelola PHE. Di dua blok ini, PHE akan mengeluarkan dana sebesar US$ 42,25 juta di Blok Tuban dan US$ 23,3 juta di Blok Ogan Komering pada tiga tahun pertama.
Investor Daily, Page-9, Friday, June 22, 2018
No comments:
Post a Comment