PT PLN (Persero) declared the decision on infrastructure projects as well as gas procurement for power plants in Central Indonesia will be set in June-July this year. Due to changes in gas volume for this project should still be discussed with PTPertarnina (Persero) as a potential winner.
PLN's Strategic Procurement Director Supangkat Iwan Santoso said the change in the volume of gas demand in Central Indonesia was due to the company's decision to use hydropower as a peak load support in Sulawesi. In fact, gas demand in Sulawesi is initially very large and is an anchor of this project.
"With Makassar peaker replaced hydro, so much less needs. With these different volumes, they (prospective winners) are still willing to accept or not. We are still talking about the target, if it can be in June-July there is an answer, "he said in Jakarta.
In the initial announcement of the auction, PLN seeks 200 million cubic feet per day / mmscfd of gas supply for several clusters, namely East Kalimantan and South Kalimantan, Sulawesi and Nusa Tenggara. In this project, potential investors should be able to guarantee gas supply while providing infrastructure and transportation.
This scheme was taken because to supply Central Indonesia with small and dispersed generators, the required gas supply must be entirely in the form of liquefied natural gas (LNG). Later, investors must build LNG Hub to accommodate LNG on a medium scale, providing ships that will distribute it to PLN plants, including building regasification facilities near power stations. This method makes LNG project becomes more economical because its volume is not too small.
According to Iwan, the talks with Pertamina related to the capacity that was once offered quite large, has now changed significantly. Discussions need to be made to ensure that the project is still feasible to work on Pertamina's standards. Although admittedly, it is rather difficult. Therefore, it took him at least three months from now to discuss this with Pertamina.
"So this (changes in gas volume) changes the design capacity. The change is significant, half is not there, "said Iwan.
Nevertheless, the company opens opportunities for Pertamina to withdraw from this project. If this happens, then it was forced to re-auction the infrastructure and gas procurement project in IndonesiaTengah itu.
"Yes (re-auctioned), with new conditions," he said.
Based on the record, the auction of supply procurement and gas infrastructure for Central Indonesia has been started by PLN since 2016. PLN targeted the auction to finish last year, so gas supply can be realized starting 2019. In this auction, Pertamina managed to get rid of 10 other participants who passed the prequalification. Including Pertamina, there are 11 consortiums of companies passing prequalification.
In detail, Osaka Gas Co Ltd, PT Medco Energi International Tbk, Natural Gas Fenosa SDG SA, Marubeni Corporation, and Socar consortium, Petroleum SA, PT Humpuss Transportasi Kimia, PT PP (Persero) Tbk and PT Toba Sejahtera.
The other participants who passed the consortium were PT Bukaka Teknik Utama Tbk, Tokyo Gas Co Ltd, and Mitsui Co Ltd, a consortium of PT Perusahaan Gas Negara (Persero) and International Power Ltd, the consortium of Itochu Corporation and PT Energasindo Heksa Karya, a consortium of Shell Gas & Power Development BV and PT Energi Dian Kemala, as well as a consortium of Mitsubishi Corporation, Brunei National Petroleum Company Sdn Bhd and Diamond Gas International Pte Ltd.
Auction
In addition to Central Indonesia, Iwan said, the company is also working on similar gas projects for power plants in Bangka, Belitung and Pontianak, as well as power plants in Papua.
"It still goes according to plan. If that (Indonesia) east also started in five locations, "he said.
For gas project in Papua, he said, will utilize gas owned by local government. Therefore, the project is only auctioning its gas infrastructure project.
"Maybe only the EPC was auctioned because our operator," said Iwan.
As for the project in Bangka-belitung-Pontianak, Iwan did not elaborate. He just said, it has selected the auction participants of this project.
"Participants enter offers shortly," he added.
Previously, Senior Manager of Oil and Gas Procurement Division at PLN Solikin explained that the company plans to build LNG logistics system in three clusters in Eastern Indonesia, North Maluku, North Papua and Maluku-Papua Selatan. The number of plants that will be served this LNG facility will reach 30 units spread across the three clusters earlier.
IN INDONESIA
PLN Segera Tentukan Nasib Proyek Gas Indonesia Tengah
PT PLN (Persero) menyatakan keputusan soal proyek infrastruktur sekaligus pengadaan gas untuk pembangkit listrik di Indonesia Tengah akan ditetapkan pada Juni-Juli tahun ini. Karena perubahan volume gas untuk proyek ini masih harus dibicarakan dengan PTPertarnina (Persero) sebagai
calon pemenang.
Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, perubahan volume kebutuhan gas di Indonesia Tengah karena perseroan memutuskan memakai pembangkit listrik tenaga air sebagai pendukung beban puncak di Sulawesi. Padahal, kebutuhan gas di Sulawesi ini awalnya sangat besar dan merupakan anchor dari proyek ini.
“Dengan Makassar peaker diganti hydro, jadi jauh berkurang kebutuhannya. Dengan Volume berbeda ini, mereka (calon pemenang) masih mau menerima atau tidak. lni masih kami bicarakan, target kalau bisa di bulan Juni-Juli ada jawaban,” kata dia di Jakarta.
Dalam pengumuman awal lelang, PLN mencari pasokan gas sebesar 200 juta kaki kubik per hari/mmscfd untuk beberapa kluster, yakni Kalimantan
Timur dan Kalimantan Selatan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Dalam proyek ini, calon investor harus bisa menjamin pasokan gas sekaligus menyediakan infrastruktur dan transportasinya.
Skema ini diambil lantaran untuk memasok Indonesia Tengah yang pembangkitnya kecil-kecil dan tersebar, pasokan gas yang dibutuhkan seluruhnya harus dalam bentuk gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Nantinya, investor harus membangun LNG Hub untuk menampung LNG dalam skala menengah, menyediakan kapal yang akan mendistribusikannya ke pembangkit-pembangkit PLN, termasuk membangun fasilitas regasitikasi di dekat pembangkit. Metode ini membuat proyek LNG menjadi lebih ekonomis karena volumenya tidak terlalu kecil.
Menurut Iwan, pembicaraan dengan Pertamina ini terkait kapasitas yang dulunya ditawarkan cukup besar, kini berubah signifikan. Pembahasan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa proyek ini masih layak dikerjakan sesuai standar Pertamina. Walaupun diakuinya, hal ini agak sulit. Karena itulah, pihaknya butuh waktu setidaknya tiga bulan dari sekarang untuk membahas ini dengan Pertamina.
“Jadi ini (perubahan volume gas) mengubah kapasitas desain. Perubahannya signifikan, separuhnya tidak ada,” tutur Iwan.
Meski demikian, perseroan membuka peluang bagi Pertamina untuk mundur dari proyek ini. Jika hal ini terjadi, maka pihaknya terpaksa harus melelang ulang proyek infrastuktur sekaligus pengadaan gas di IndonesiaTengah itu.
“lya (dilelang ulang) , dengan kondisi yang baru,” ujarnya.
Berdasarkan catatan, lelang pengadaan pasokan dan infrastruktur gas untuk Indonesia Tengah ini sudah dimulai PLN sejak 2016 lalu. PLN sempat menargetkan lelang selesai tahun lalu, sehingga pasokan gas dapat direalisasikan mulai 2019. Dalam lelang ini, Pertamina berhasil menyingkirkan 10 peserta lain yang lolos prakualifikasi. Termasuk Pertamina, terdapat 11 konsorsium perusahaan yang lolos prakualifikasi.
Rincinya, Osaka Gas Co Ltd, PT Medco Energi Internasional Tbk, Gas Natural Fenosa SDG SA, Marubeni Corporation, dan konsorsium Socar ,Petroleum SA, PT Humpuss Transportasi Kimia, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Toba Sejahtera.
Selanjutnya peserta lain yang lolos yakni konsorsium PT Bukaka Teknik Utama Tbk, Tokyo Gas Co Ltd, dan Mitsui Co Ltd, konsorsium PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) dan International Power Ltd, konsorsium Itochu Corporation dan PT Energasindo Heksa Karya, konsorsium Shell Gas & Power Development BV dan PT Energi Dian Kemala, serta konsorsium Mitsubishi Corporation, Brunei National Petroleum Company Sdn Bhd, dan Diamond Gas
International Pte Ltd.
Lelang
Selain di Indonesia Tengah, Iwan menuturkan, perseroan juga mengerjakan proyek gas sejenis untuk pembangkit di Bangka, Belitung, dan Pontianak, serta pembangkit di Papua.
“Ini masih terus sesuai rencana. Kalau yang (Indonesia) timur juga dimulai di lima lokasi,” kata dia.
Untuk proyek gas di Papua, dikatakannya, akan memanfaatkan gas milik pemerintah daerah. Sehingga, khusus proyek ini, pihaknya hanya melelang
proyek infrastruktur gasnya saja.
“Mungkin hanya EPC-nya saja dilelang karena operatornya kami,” ujar Iwan.
Sementara untuk proyek di Bangka-belitung-Pontianak, Iwan tidak merincinya. Dia hanya mengatakan, pihaknya sudah menyeleksi peserta lelang proyek ini.
“Peserta memasukkan penawaran sebentar lagi,” tambahnya.
Sebelumnya, Manajer Senior Pengadaan Divisi Minyak dan Gas PLN Solikin menjelaskan, perseroan berencana membangun sistem logistik LNG dalam tiga kluster di Indonesia Timur, yakni Maluku Utara, Papua Utara, dan Maluku-Papua Selatan. Jumlah pembangkit yang akan dilayani fasilitas LNG ini nantinya mencapai 30 unit yang tersebar di tiga kluster tadi.
Investor Daily, Page-9, Wednesday, May 30, 2018
No comments:
Post a Comment