PT Pertamina (Persero) said there are four oil and gas companies interested to participate in managing the Mahakam block. The Company targets the sale of participating interest in the Mahakam block to be completed this year.
Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that it has received a statement of interest to join the Mahakam block from four companies. But until now, it has not determined who the company selected as a partner. It is still in talks with potential partners.
"Being discussed, not knowing the details, is still being discussed. Not only Inpex (who are interested), there are four companies, "he said on halal halal halalbihalal at the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), Jakarta.
One of the interested oil and gas companies is Inpex Corporation. Previously, Inpex was the partner of Total E&P Indonesie in working on the oil and gas block in East Kalimantan. In contrast, Total E&P lndonesie has long declared no interest in joining the Mahakam Block.
Because it is still in the conversation stage, Syamsu Alam claimed to be unable to confirm when the release of shares of participation (share down) Mahakam block is completed. However, it hopes there will be an agreement with potential partners for the Mahakam Block this year.
the Mahakam Block
"Hopefully finished this year," he said.
Director General of Oil and Gas at the Ministry of Energy and Mineral Resources, Djoko Siswanto, previously stated that Pertamina must be 51% majority shareholder in Mahakam block. In addition, the Regional Owned Enterprises (BUMD) must also obtain a 10% Indonesian participation right. The rest, Pertamina may release its share ownership to its partners.
"So Inpex can own up to 39%," said Djoko.
However, the amount of participation rights that Inpex ultimately has will refer to the results of negotiations with Pertamina. As it is known, Pertamina has signed a new Mahakam Block contract valid from 1 January 2018 at the end of 2015. Under the contract, the company promised a signature bonus of US $ 41 million.
In addition, state revenue from production bonuses includes US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent .
In addition, state revenue from production bonuses includes US $ 5 million from a cumulative production of 500 million barrels of oil equivalent, of US $ 4 million from cumulative production of 750 million barrels of oil equivalent, and US $ 4 million from a cumulative production of 1,000 million barrels of oil equivalent .
As for the first three-year investment plan, Pertamina pledged US $ 75.3 million. The details are respectively US $ 1.3 million, then US $ 33.5 million, and US $ 40.5 million. Currently, Pertamina begins to manage the Mahakam block in preparation for operator switching. This is to keep the oil and gas production in the block does not drop dramatically.
As of May 31, oil and gas production in the Mahakam block is still below the target set in the APBN. Referring to data of Special Unit for Upstream Oil and Gas Business Executor (SKK Migas), the realization of Mahakam Block oil production is 44,638 barrels per day (bpd), 92.47% from 48,271 bph target. Gas production realization was only 932.7 million standard cubic feet per day / mmscfd, or 84% of the target 1,100 mmscfd.
Termination Block
At the same time, Pertamina is also in the process of selecting partners for ten 2018-2019 oil and gas blocks terminated to the company. According to Alam, the company is still preparing criteria from potential partners and the value of the shares to be released in every oil and gas block. He said the company will hold a majority stake.
"The termination block 2018-2019 majority ownership of its shares. The remaining partner, "Alam said.
Previously, Alam explained, the bidding process of participation rights starts from the oil and gas block where the production sharing contract / PSC of the company has already started to be effective. The reason, although the PSC for the ten blocks of oil and gas has been signed, but the contract has not been fully effective since the existing contracts of several oil and gas blocks still apply. Therefore, the offering of such participation rights will be done gradually in accordance with the effectiveness of the Pertamina contract.
"It's starting a sharedown, is being prioritized. Of course offered that we already have a contract, "he said.
As reported previously, Pertamina has signed a contract for 11 oil and gas blocks that ended its contract in 2017-2019. For 2018 terminating oil and gas blocks, Pertamina is granted 100% rights for eight blocks, namely Tuban, Ogan Komering, Sanga-Sanga, Southeast Sumatra (SES), North Sumatra Offshore (NSO), East Kalimantan, Attaka and Central Block.
For the other two blocks assigned to Pertamina are the Jambi Merang and Raja-Pendopo Blocks. However, the existing contract of oil and gas block is only completed next year. Thus, Pertamina's contract is effective next year. The effective termination block participation contract is targeted for completion this year. We expect something to be done this year, "said Alam.
Djoko said, many oil and gas companies are interested to buy the termination block participation rights offered by Pertamina. Some of the oil and gas blocks of Pertamina that interest other oil and gas companies are Mahakam Block, Sanga-Sanga, East Kalimantan and Jambi Merang.
IN INDONESIA
Empat Perusahaan Bersaing Menjadi Mitra Pertamina
PT Pertamina (Persero) menyatakan terdapat empat perusahaan migas yang berminat untuk ikut serta mengelola Blok Mahakam. Perseroan menargetkan penjualan hak partisipasi (participating/Interest/PI) di Blok Mahakam bisa selesai tahun ini.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan, pihaknya telah menerima surat pernyataan minat untuk bergabung di Blok Mahakam dari empat perusahaan. Namun hingga saat ini, pihaknya belum menetapkan siapa perusahaan yang terpilih menjadi mitra. Pihaknya masih melakukan pembicaraan dengan para calon mitra tersebut.
“Sedang dibicarakan, belum tahu detailnya, masih dibicarakan. Tidak Inpex saja (yang berminat), ada empat perusahaan,” kata dia di sela halalbihalal di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) , Jakarta.
Salah satu perusahaan migas yang berminat adalah Inpex Corporation. Sebelumnya, Inpex merupakan mitra dari Total E&P Indonesie dalam mengerjakan blok migas di Kalimantan Timur tersebut. Sebaliknya, Total E&P lndonesie sudah sejak lama menyatakan tidak berminat bergabung mengelola Blok Mahakam.
Karena masih dalam tahap pembicaraan, Syamsu Alam mengaku belum dapat memastikan kapan proses pelepasan saham partisipasi (share down) Blok Mahakam ini selesai. Meski demikian, pihaknya berharap akan ada kesepakatan dengan calon mitra untuk Blok Mahakam pada tahun ini juga.
“Mudah-mudahan selesai tahun ini,” ujarnya.
Direktur jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto sebelumnya juga mengungkapkan bahwa Pertamina harus menjadi pemegang saham mayoritas 51% di Blok Mahakam. Selain itu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga harus memperoleh hak partisipasi Indonesia sebesar 10%. Sisanya, Pertamina boleh melepas kepemilikan sahamnya ke mitranya.
“Jadi Inpex bisa memiliki sampai 39%,” tutur Djoko.
Meski demikian, besaran hak partisipasi yang akhirnya dimiliki Inpex akan mengacu hasil negosiasi dengan Pertamina. Seperti diketahui Pertamina telah menandatangani kontrak baru Blok Mahakam yang berlaku mulai 1 Januari 2018 pada akhir 2015 lalu. Dalam kontrak itu, perseroan menjanjikan bonus tanda tangan US$ 41 juta. Selain itu juga penerimaan-negara dari bonus produksi meliputi US$ 5 juta dari kumulatif produksi 500 juta barel setara minyak, sebesar US$ 4 juta dari kumulalif produksi 750 juta barel setara minyak, dan US$ 4 juta dari kumulatif produksi 1.000 juta barel setara minyak.
Sementara untuk rencana investasi tiga tahun pertama, Pertamina menjanjikan dana sebesar US$ 75,3 juta. Rinciannya secara berurutan US$ 1,3 juta, kemudian US$ 33,5 juta, dan US$ 40,5 juta. Saat ini, Pertamina mulai ikut mengelola Blok Mahakam untuk persiapan peralihan operator. Hal ini untuk menjaga agar produksi migas di blok tersebut tidak turun drastis.
Hingga 31 Mei lalu, produksi migas di Blok Mahakam tercatat masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN. Mengacu pada data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) , realisasi produksi minyak Blok Mahakam yakni 44.638 barel per hari (bph), 92,47% dari target 48.271 bph. Sementara realisasi produksi gas hanya 932,7 million standard cubic feet per day/ mmscfd, atau 84% dari target 1.100 mmscfd.
Blok Terminasi
Pada saat yang sama, Pertamina juga sedang memproses seleksi mitra untuk sepuluh blok migas terminasi 2018-2019 yang ditugaskan ke perseroan. Menurut Alam, perseroan kini masih menyusun kriteria dari calon mitra dan nilai dari saham yang akan dilepas di setiap blok migas. Dikatakannya perseroan akan memegang saham mayoritas.
“Yang blok terminasi 2018-2019 mayoritas kepemilikan sahamnya. Partner sisanya,” ujar Alam.
Sebelumnya, Alam menjelaskan, proses penawaran hak partisipasi ini dimulai dari blok migas di mana production sharing contract/PSC perseroan yang sudah mulai efektif. Pasalnya, meski PSC untuk sepuluh blok migas itu sudah ditandatangani, namun kontrak belum seluruhnya berlaku efektif mengingat kontrak eksisting beberapa blok migas masih berlaku. Sehingga penawaran hak partisipasi tersebut akan dilakukan bertahap sesuai dengan efektitnya kontrak Pertamina.
“Sudah dimulai sharedown, sedang disusun prioritasnya. Tentu yang ditawarkan yang kami sudah punya kontraknya,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina telah menandatangani kontrak untuk 11 blok migas yang berakhir kontraknya pada 2017-2019. Untuk blok migas terminasi 2018, Pertamina diberi hak 100% untuk delapan blok, yakni Tuban, Ogan Komering, Sanga-Sanga, Southeast Sumatera (SES), North Sumatera Offshore (NSO), East Kalimantan, Attaka, dan Tengah.
Untuk blok yang telah berakhir kontrak lamanya dan kontrak baru berlaku efektif adalah Blok Tuban, Ogan Komering, dan Attaka. Namun, pengelolaan Blok Attaka digabung dengan Blok East Kalimantan yang kontraknya akan terminasi pada 24 Oktober nanti. Selanjutnya, kontrak Blok Sanga-Sanga akan habis pada 7 Agustus, SES pada 5 September, blok Tengah pada 4 Oktober, dan NSO pada 15 Oktober.
Untuk dua blok lain yang ditugaskan ke Pertamina adalah Blok Jambi Merang dan Raja-Pendopo. Namun, kontrak eksisting kedua blok migas ini baru selesai pada tahun depan. Sehingga, kontrak Pertamina mulai efektif pada tahun depan.
Penawaran hak partisipasi blok terminasi yang sudah efektif kontrak Pertamina tersebut ditargetkan selesai tahun ini. Kami harapkan ada yang bisa
selesai tahun ini,” tegas Alam.
Djoko menuturkan, banyak perusahaan migas yang berminat membeli hak partisipasi blok terminasi yang ditawarkan oleh Pertamina. Beberapa blok migas Pertamina yang diminati perusahaan migas lain tersebut adalah Blok Mahakam, Sanga-Sanga, East Kalimantan, dan Jambi Merang.
Investor Daily, Page-9, Saturday, June 23, 2018
No comments:
Post a Comment