Quarter-III, Pertamina Begins to Manage Two Blocks of Termination

PT Pertamina (Persero) will begin officially to eliminate the management of two termination blocks in the third quarter of this year, the Sanga-Sanga Block from August and South East Sumatera Block (SES) starting September. The company's first three year investment commitment in the two blocks reached US $ 367 million.

Upstream Director of Pertamina Syamsu Alam said that so far, the preparation of the Sanga-Sanga Block management transition is going well. At the beginning of this month, his side has organized workers in the Sanga-Sanga Block.

the Sanga-Sanga Block.

"We hope it works well, because we've had some previous experience," he said.

The transfer of management in the South East Sumatera Block also started well. Pertamina continues to evaluate, through the condition of the surface of the soil (surface) and underground (subsurface), to arrange work programs. Because one of the concerns of the company is the level of oil and gas production from this offshore block of South Sumatra.

"The first step is to reduce the decline before it can increase production. Because all age-terminated blocks are mature, so it's not easy to increase production without seeing upside potential as an effort to increase reserves, "he explained.

In these two blocks, Pertamina promised the first three year investment commitment of US $ 367 million. Pertamina will issue an investment of up to US $ 237 million. Referring to the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) regarding the determination of 2018 termination block management, Pertamina is projected to spend US $ 750 thousand in the first year for G & G Study and advance 3D seismic reprocessing.

In the second year, Pertamina will spend up to US $ 105.25 million because it will start drilling wells. In detail, the company will drill one exploration well and 25 exploitation wells, as well as G & G Studies. In the following year, Pertamina will spend US $ 131 million to drill three exploration wells and 29 exploitation wells.

Furthermore, in South Sumatra Offshore Block, Pertamina promised the first three year investment commitment of US $ 130 million. The Company will disburse US $ 13 million in the first year for GGRP / flow unit study, an enhanced oil recovery (EOR) study, 5 well water injection conversion, and 7 Wells workover.

In the second year, the investment will be disbursed US $ 56 million. This fund will be used for 5 well water injection conversion, 3D / 4D 200 square kilometer seismic, 3 well infill drilling, 5 well wellover work, and 2 well field reactivation. In the third year, investments amounting to US $ 61 million, namely for water injection conversion 5 Wells, infill drilling 3 Wells, workover 5 well field reactivation 3 Wells, and EOR pilot 4 areas.

In relation to the exact activities that PHE will undertake this year, PHE Development Director Atif Saifudin once said, it will definitely drill the Well. This is to maintain oil and gas production in the SES Block. Currently, the oil and gas production of the block is recorded at 30 thousand barrels of oil equivalent per day (barrel oil equals per day / BOEPD). Unfortunately, he can not specify how many wells will be drilled.

"Because the drilling plan is divided into several years. We are selective too, if the field is not production, we will close, "he said.

As is known, Pertamina has signed a new production sharing contract (PSC) for South East Sumatera Block and Sanga-Sanga on 20 April. However, the company officially becomes the manager after the existing two-block contract expires. The Sanga-Sanga Block contract will expire on August 7, 2018. Then, the next SES Block contract is completed on September 5th. 

     The government handed over the management of all eight 2018 termination blocks to Pertamina. Furthermore, four oil and gas blocks, namely Tuban Block, Ogan Komexing, Southeast Sumatera, and North Sumatera Offshore, are undertaken by PT Pertamina Hulu Energi. While the management of Sanga-Sanga, Central, and East Kalimantan-Attaka Blocks is held by PT Pertamina Hulu Indonesia.

Find Partners

At the same time, the effective signing of the terminated block termination PSC contract, Pertamina is also looking for partners to work on the eight oil and gas blocks. According to Alam, the bidding process of participation rights starts from the oil and gas block in which the company's PSC is already running effectively. The reason, although the PSC for the ten blocks of oil and gas have been signed, but the contract has not been fully started effectively considering the existing contracts of several oil and gas blocks still apply.

The Company is still preparing criteria from prospective partners and the value of the shares to be released in every oil and gas block. Later, the company will hold a majority stake.

"The termination block 2018-2019 majority ownership of its shares. The remaining partner, "Alam said.

For blocks that have terminated the old contract and the new contract is effective is the Tuban Block, Ogan Komering, and Attaka. However, the management of the Attaka Block is combined with the East Kalimantan Block whose contract will terminate on 24 October. Later, once the contract expires and management switches to Pertamina, the company can offer partnerships in the Sanga-Sanga Block, SES and NSO. The effective termination block participation contract is targeted for completion this year.

"We expect something to be done this year," Alam said.

Djoko said, many oil and gas companies are interested to buy the termination block participation rights offered by Pertamina. Some of the oil and gas blocks of Pertamina that interest other oil and gas companies are Mahakam Block, Sanga-Sanga, East Kalimantan and Jambi Merang.

IN INDONESIA

Kuartal-III, Pertamina Mulai Kelola Dua Blok Terminasi

PT Pertamina (Persero) akan mulai secara resmi mengamhil alih pengelolaan dua blok terminasi pada kuartal ketiga tahun ini, yakni Blok Sanga-Sanga mulai Agustus dan Blok South East Sumatera (SES) mulai September. Komitmen investasi tiga tahun pertama perseroan di dua blok ini mencapai US$ 367 juta.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, sejauh ini, persiapan transisi pengelolaan Blok Sanga-Sanga berjalan dengan baik. Pada awal bulan ini, pihaknya sudah menyelenggarakan pekerja di Blok Sanga-Sanga. 

“Kami berharap berjalan dengan baik, karena kami sudah ada beberapa pengalaman sebelumnya,” kata dia.

Pengalihan pengelolaan di Blok South East Sumatera juga dimulai baik. Pertamina terus melakukan evaluasi, melalui kondisi muka tanah (surface) maupun bawah tanah (subsurface), untuk menyusun program kerja. Karena salah satu yang menjadi perhatian perseroan adalah tingkat produksi migas dari blok di lepas pantai Sumatera Selatan ini.

“Langkah awal adalah upaya-upaya untuk mengurangi decline sebelum nantinya mampu meningkatkan produksi. Karena semua blok yang terminasi umurnya memang sudah tua (mature field), jadi tidak mudah untuk meningkatkan produksi tanpa melihat upside potential sebagai upaya penambahan cadangan,” jelasnya.

Di dua blok ini, Pertamina menjanjikan komitmen investasi tiga tahun pertama sebesar US$ 367 juta. Pertamina akan mengeluarkan investasi hingga US$ 237 juta. Mengacu pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang penetapan pengelolaan blok terminasi 2018, Pertamina diproyeksikan akan mengeluarkan dana sebesar US$ 750 ribu di tahun pertama untuk Studi G&G dan advance 3D seismic reprocessing.

Pada tahun kedua, Pertamina akan mengeluarkan dana hingga US$ 105,25 juta karena akan mulai mengebor Sumur. Rincinya, perseroan akan mengebor satu sumur eksplorasi dan 25 sumur eksploitasi, serta Studi G&G. Pada tahun berikutnya, Pertamina akan menggelontorkan US$ 131 juta untuk mengebor tiga Sumur eksplorasi dan 29 Sumur eksploitasi.

Selanjutnya di Blok South Sumatera Offshore, Pertamina menjanjikan komitmen investasi tiga tahun pertama sebesar US$ 130 juta. Perseroan akan mengucurkan US$ 13 juta pada tahun pertama untuk GGRP/flow unit study, Studi pengurasan migas tahap lanjut (enhanced oil recovery/ EOR), water injection conversion 5 sumur, serta workover 7 Sumur.

Selanjutnya di tahun kedua, investasi yang akan dikucurkan sebesar US$ 56 juta. Dana ini akan dipakai untuk water injection conversion 5 sumur, seismik 3D/ 4D 200 kilometer persegi, infill drilling 3 Sumur, workover 5 Sumur, dan field reactivation 2 sumur. Pada tahun ketiga, investasi yang dikeluarkan sebesar US$ 61 juta, yakni untuk water injection conversion 5 Sumur, infill drilling 3 Sumur, workover 5 sumur field reactivation 3 Sumur, dan EOR pilot 4 area.

Terkait kegiatan apa saja pastinya yang akan dikerjakan PHE tahun ini, Direktur Pengembangan PHE Atif Saifudin sempat menuturkan, pihaknya pasti akan melakukan pengeboran Sumur. Hal ini untuk mempertahankan produksi migas di Blok SES. 

     Saat ini, produksi migas blok tersebut tercatat sekitar 30 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equvalent per day/BOEPD). Sayangnya, dia tidak dapat merinci berapa banyak sumur yang akan dibor. 

“Karena rencana pengeboran dibagi beberapa tahun. Kami selektif juga, kalau lapangan sudah tidak produksi, kami akan tutup,” tutur dia. 

Seperti diketahui, Pertamina telah menandatangani kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC) baru untuk Blok South East Sumatera dan Sanga-Sanga pada 20 April lalu. Namun, perseroan resmi menjadi pengelola setelah kontrak eksisting dua blok ini berakhir. Kontrak Blok Sanga-Sanga akan berakhir pada 7 Agustus 2018. 

   Kemudian, berikutnya kontrak Blok SES selesai pada 5 September. Pemerintah menyerahkan pengelolaan seluruh delapan blok terminasi 2018 ke Pertamina. Selanjutnya, empat blok migas, yakni Blok Tuban, Ogan Komexing, Southeast Sumatera, dan North Sumatera Offshore, dikerjakan oleh PT Pertamina Hulu Energi. Sementara pengelolaan Blok Sanga-Sanga, Tengah, dan East Kalimantan-Attaka dipegang PT Pertamina Hulu Indonesia. 

Cari Mitra

Bersamaan, mulai efektifnya kontrak PSC blok terminasi yang telah diteken, Pertamina juga mencari mitra untuk menggarap delapan blok migas tersebut. Menurut Alam, proses penawaran hak partisipasi ini dimulai dari blok migas di mana PSC perseroan yang sudah berjalan efektif. Pasalnya, meski PSC untuk sepuluh blok migas itu sudah ditandatangani, namun kontrak belum seluruhnya dimulai secara efektif mengingat kontrak eksisting beberapa blok migas masih berlaku.

Perseroan kini masih menyusun kriteria dari calon mitra dan nilai dari saham yang akan dilepas di setiap blok migas. Nantinya, perseroan akan memegang saham mayoritas. 

“Yang blok terminasi 2018-2019 mayoritas kepemilikan sahamnya. Partner sisanya,” ujar Alam.

Untuk blok yang telah berakhir kontrak lamanya dan kontrak baru berlaku efektif adalah Blok Tuban, Ogan Komering, dan Attaka. Namun, pengelolaan Blok Attaka digabung dengan Blok East Kalimantan yang kontraknya akan terminasi pada 24 Oktober nanti. Nantinya, begitu kontrak berakhir dan pengelolaan beralih ke Pertamina, maka perseroan bisa menawarkan kemitraan di Blok Sanga-Sanga, SES, dan NSO. Penawaran hak partisipasi blok terminasi yang sudah efektif kontrak Pertamina tersebut ditargetkan selesai tahun ini.

“Kami harapkan ada yang bisa selesai tahun ini,” tegas Alam.

Djoko menuturkan, banyak perusahaan migas yang berminat membeli hak partisipasi blok terminasi yang ditawarkan oleh Pertamina. Beberapa blok migas Pertamina yang diminati perusahaan migas lain tersebut adalah Blok Mahakam, Sanga-Sanga, East Kalimantan, dan Jambi Merang.

Investor Daily, Page-9, Thursday, June 28, 2018