google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 2022 Peak of Natural Gas Supply - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Monday, October 29, 2018

2022 Peak of Natural Gas Supply



Overcome the Relying Deficit of New Projects

Domestic gas needs continue to increase. In fact, based on Indonesia's gas balance, there are two gas import scenarios. Namely, scenario I in 2027 and II in 2025 with a deficit below 500 million standard cubic feet per day (MMSCFD). The Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) noted that natural gas supply in the 2018-2027 period will reach its peak in 2022 at 8,661 mmscfd. This figure increased compared to Indonesia's gas production in 2018 which reached 7,452 mmscfd.

A number of projects will support homeland gas production during this period. Among other things, Siwah Alur Field, Rambong, and Lulu Rayeu (Medco Blok A) are producing this year. The project can reach peak production of 67.4 mmscfd. Then, Field MDA & MBH and MDK (HCML), Jambaran Tiung Biru, Badik Field, and West Badik (PHE Nunukan) in 2019. Jambaran Tiung Biru has a peak production of 330 mmscfd.

HCML

Then, BP Berau Expansion (LNG Train 3) in 2020 and the Merakes Field (Eni East Sepinggan and Red Kido Smoke) peaked at 709 mmscfd, 391 mmscfd and 170 mmscfd respectively. There is also a Gendalo, Gandang and Gehem Field (GDR Chevron Project) gas project which is projected to operate in 2022.



After 2022, gas production has gradually declined to 8,048 mmscfd in 2027. However, by 2027, Abadi Field (INPEX Masela) operates with a production of 1,200 mmscfd. The East Natuna Block also operates that year. The operation of these projects is expected to meet domestic gas needs in Indonesia.

"Not all of the shortage regions and shortages are handled. For example, 2025 region 3. Connect the pipeline between Gresik and Semarang, the supply will come from Surabaya. This is no longer a shortage," explained EMR Deputy Minister Arcandra Tahar.

Based on Indonesia's gas balance, region 3 or Central Java is one area that does not have the potential for large gas reserves. In 2018 to 2027, there has been no additional gas supply from the region. This year, gas supply in the region reached 79.98 mmscfd. Hopefully, with the connection of the Gresik-Semarang pipeline, the demand for gas in Region 3 can be met from the supply of region 4 or East Java.

IN INDONESIAN

2022 Puncak Pasokan Gas Bumi


Atasi Defisit Andalkan Proyek-Proyek Baru

Kebutuhan gas domestik terus meningkat. Bahkan, berdasar neraca gas Indonesia, ada dua skenario impor gas. Yakni, skenario I pada 2027 dan II pada 2025 dengan defisit di bawah 500 million standard cubic feet per day (mmscfd). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pasokan gas bumi dalam kurun waktu 2018-2027 akan mencapai puncaknya pada 2022 sebesar 8.661 mmscfd. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan produksi gas Indonesia pada 2018 yang mencapai 7.452 mmscfd.

Sejumlah proyek akan menopang produksi gas tanah air pada masa tersebut. Di antaranya, Lapangan Alur Siwah, Rambong, dan Lulu Rayeu (Medco Blok A) yang berproduksi tahun ini. Proyek itu bisa mencapai produksi puncak sebesar 67,4 mmscfd. Lalu, Lapangan MDA & MBH serta MDK (HCML), Jambaran Tiung Biru, Lapangan Badik, dan West Badik (PHE Nunukan) pada 2019. Jambaran Tiung Biru memiliki produksi puncak 330 mmscfd.

Kemudian, BP Berau Expansion (LNG Train 3) pada 2020 serta Lapangan Merakes (Eni East Sepinggan dan Asap Kido Merah) puncaknya masing-masing sebesar 709 mmscfd, 391 mmscfd, dan 170 mmscfd. Juga ada proyek gas Lapangan Gendalo, Gandang, dan Gehem (IDD Project Chevron) yang diproyeksikan beroperasi pada 2022.

Setelah 2022, produksi gas berangsur turun menjadi 8.048 mmscfd pada 2027. Namun, pada 2027, Lapangan Abadi (INPEX Masela) beroperasi dengan produksi sebesar 1.200 mmscfd. Blok East Natuna juga beroperasi di tahun itu. Beroperasinya proyek-proyek tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gas domestik di Indonesia. 

"Tidak semua region shortage dan yang shortage kami atasi. Misalnya, 2025 region 3. Sambung pipa antara Gresik dan Semarang, maka suplai akan berasal dari Surabaya. Ini tidak shortage lagi,” urai Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar.

Berdasar neraca gas Indonesia, region 3 atau Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang tidak memiliki potensi cadangan gas yang besar. Pada 2018 hingga 2027, belum ada tambahan pasokan gas yang berasal dari wilayah tersebut. Tahun ini pasokan gas diwilayah itu mencapai 79,98 mmscfd. Diharapkan, dengan tersambungnya pipa ruas Gresik-Semarang, kebutuhan gas pada Region 3 dapat terpenuhi dari pasokan region 4 atau Jawa Timur.

Jawa Pos, Page-5, Tuesday, Oct 2, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel