google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 2019, Pertamina's Upstream Oil and Gas Investment Reaches US $ 3 Billion - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, November 9, 2018

2019, Pertamina's Upstream Oil and Gas Investment Reaches US $ 3 Billion



PT Pertamina (Persero) plans to invest in its upstream oil and gas sector in 2019, around US $ 2.5-3 billion. This value increased compared to investment this year which reached US $ 2.4 billion. The increase in investment is in line with the increase in oil production to 414 thousand barrels per day (bpd).

Pertamina's Senior Vice President Strategic Planning and Operation Evaluation Meidawati said that the upstream oil and gas up to US $ 3 billion investment target in the next year is still limited to the company's internal plans. This number must be discussed again with shareholders, namely the Ministry of BUMN.

"As a whole, up to US $ 2.5-3 billion as a whole, but this is still internal, because we have to ask for BUMN approval," said Meidawati in Jakarta.

Meidawati said, the investment value depends on the production target to be achieved next year. Next year, his party set a target for higher oil production compared to this year. Next year's oil production is targeted to reach 414 thousand bpd, increased 3.5% from this year 400 thousand bpd. 

    However, the gas production in 2019 is actually only set at 2,069 million cubic feet per day (million standard cubic feel per day / mmscfd), lower by 32.5 percent from this year's 3,069 mmscfd.

He explained that the cause of the decline in gas production was affected by the decline in deposits in Musi and a decline in production in the Mahakam Block.

"If the oil rises because there is Banyu Urip. PHE (Pertamina Hulu Energi) rose, from the international up, then from PHI (Pertamina Hulu Indonesia) also rose "he said.

Banyu Urip Field; The Cepu block

Banyu Urip Field; The Cepu block is managed by a subsidiary of Pertamina, PT Pertamina EP Cepu as the 45% participating interest holder in the Cepu Block. According to SKK Migas data, next year, the Cepu Block oil production is estimated to reach 220 thousand bpd, up from July's 205,643 bpd.

Furthermore, still referring to the same data, PT Pertamina Hulu Indonesia through PT Pertamina Hulu Mahakam which manages the Mahakam Block is targeted to produce 48 thousand bpd of oil. PHI also manages the Sanga-Sanga and East Kalimantan-Attaka Blocks, two termination blocks handed over to Pertamina.

East Kalimantan-Attaka Blocks

While Pertamina EP's oil production is targeted at 82 thousand bpd, up from this year's target of 77,934 bpd. Internationally, Pertamina has oil and gas blocks in several countries. In Iraq, the company has shares in West Qurna-1 Field. In Algeria, this state-owned oil and gas company controls 65% of the shares in the MLN Field and 16.9% in the EMK Field.

West Qurna-1 Iraq

While in Malaysia, the company holds shares in BlokK, Kikeh Block, SNR Block sK3o9 Block and SK311 Block. Pertamina also controls the French oil and gas company Maurel & Prom which has oil and gas blocks in a number of countries.

Kikeh Block - Malaysia

"For PIEP (PT Pertamina" International EP) production increases from assets in Algeria. PIEP oil production rose from 108 thousand bpd to 112 thousand bph, "said Meidawati.

Pertamina's data shows that the oil production of this state-owned oil and gas company has continued to rise since 2014. At that time, Pertamina's oil production was still 270 thousand bpd. The realization of this oil production continued to increase to 278 thousand bpd in 2015, 3.12 thousand bpd in 2016, 342 thousand in 2017, and reached 383 thousand bpd until the end of September 2018.

Rely on Sukowati

Meanwhile, Pertamina EP President Director Nanang Abdul Manaf revealed that most of the oil and gas fields that he manages are more than 40 years old or known as the old field. Therefore, the biggest challenge faced by his party is to reduce the rate of decline in production. 

    In general in 2017, the rate of production decline was only 2.5%. So, hopefully this year there will be an increase in production. Until last July, he noted that there was an increase in oil and gas production of around 5%.

"This is his hope from the new field and new assets, namely Sukowati. This is a detailed strategy, how we make efforts to increase Pertamina EP production, "he said.

He said, there are a number of steps to optimize the old oil and gas field with injection technology, such as the use of Electrical Submersible Pump (ESP) to Enhanced Oil Recovery (EOR). Sukowati Field for example, it will boost production to reach 10 thousand bpd. Although it is still far from the initial production of Sukowati Field which amounted to 40 thousand bpd, this field production had dropped dramatically to 6 thousand bpd.

"We will start at 9 thousand bpd. Our hope is how we can execute the program that we have planned, so that this can happen and the peak will be able to reach 12 thousand bpd, "he said.

One strategy that will be carried out at Sukowati Field is carbon dioxide injection. Aside from being the most suitable technology for this field, Pertamina also has a large source of carbon dioxide from the Jambaran-Tiung Biru Project that was worked on by Pertamina EP Cepu (PEPC).

Pertamina targets its oil and gas production to reach 1.9 million barrels of oil equivalent per day by 2025. In particular, oil production is targeted to reach 822 thousand bpd and gas 5.71 billion cubic feet per day.

IN INDONESIAN

2019, Investasi Hulu Migas Pertamina Capai US$ 3 Miliar


PT Pertamina (Persero) merencanakan investasi untuk sektor hulu migasnya pada 2019 sekitar US$ 2,5-3 miliar. Nilai tersebut naik dibandingkan investasi di tahun ini yang mencapai US$ 2,4 miliar. Peningkatan investasi sejalan dengan kenaikan produksi minyak menjadi 414 ribu barel per hari (bph).

Senior Vice President Strategic Planning and Operation Evaluation Pertamina Meidawati mengatakan, target investasi hulu migas hingga US$ 3 miliar di tahun depan itu masih sebatas rencana internal perusahaan. Angka tersebut masih harus dibicarakan lagi dengan pemegang saham, yakni Kementerian BUMN.

“Untuk hulu secara keseluruhan sebesar US$ 2,5-3 miliar, tapi ini masih internal, karena harus minta persetujuan BUMN,” kata Meidawati di Jakarta.

Meidawati mengungkapkan, nilai investasi tergantung dari target produksi yang hendak dicapai pada tahun depan. Pada tahun depan, pihaknya menetapkan target produksi minyak lebih tinggi dibandingkan dengan tahun ini. Produksi minyak tahun depan ditargetkan mencapai 414 ribu bph, meningkat 3,5% dari tahun ini 400 ribu bph. 

    Namun, produksi gas 2019 justru hanya ditetapkan 2.069 juta kaki kubik per hari hari (million standard cubic feel per day/ mmscfd), lebih rendah 32,5% dari tahun ini 3.069 mmscfd.

Dia menerangkan penyebab menurunnya produksi gas itu dipengaruhi oleh penurunan resevoar di Musi serta penurunan produksi di Blok Mahakam. 

“Kalau minyaknya naik karena ada Banyu Urip. PHE (Pertamina Hulu Energi) naik, dari internasional naik, kemudian dari PHI (Pertamina Hulu Indonesia) juga naik" ujarnya.

Lapangan Banyu Urip; Blok Cepu dikelola oleh anak usaha Pertamina, PT Pertamina EP Cepu sebagai pemegang hak partisipasi sebesar 45% di Blok Cepu. Sesuai data SKK Migas, pada tahun depan, produksi minyak Blok Cepu diperkirakan bisa mencapai 220 ribu bph, naik dari posisi Juli sebesar 205.643 bph.

Selanjutnya, masih mengacu data yang sama, PT Pertamina Hulu Indonesia melalui PT Pertamina Hulu Mahakam yang mengelola Blok Mahakam ditargetkan menghasilkan minyak 48 ribu bph. PHI juga mengelola Blok Sanga-Sanga dan East Kalimantan-Attaka, dua blok terminasi yang diserahkan ke Pertamina. 

Sementara produksi minyak Pertamina EP ditargetkan sebesar 82 ribu bph, naik dari target tahun ini 77.934 bph. Di internasional, Pertamina telah memiliki blok migas di beberapa negara. Di Irak, perseroan memiliki saham di Lapangan West Qurna-1. Di Aljazair, persahaan migas milik negara ini menguasai 65% saham di Lapangan MLN dan 16,9% di Lapangan EMK. 

Sementara di Malaysia, perseroan memegang kepemilikan saham di BlokK, Blok Kikeh, Blok SNR Blok sK3o9 dan Blok SK311. Pertamina juga menguasai perusahaan migas Perancis, Maurel&Prom yang memiliki blok migas di sejumlah negara.

“Untuk PIEP (PT Pertamina “International EP) kenaikan produksi dari aset di Aljazair. Produksi minyak PIEP naik dari 108 ribu bph menjadi 112 ribu bph,” kata Meidawati.

Data Pertamina menunjukkan bahwa produksi minyak perusahaan migas milik negara ini terus naik sejak 2014 lalu. Pada saat itu, produksi minyak Pertamina masih sebesar 270 ribu bph. Realisasi produksi minyak ini terus meningkat menjadi 278 ribu bph pada 2015, 3.12 ribu bph pada 2016, 342 ribu pada 2017, dan mencapai 383 ribu bph sampai akhir September 2018.

Andalkan Sukowati

Sementara itu, Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, sebagian besar lapangan migas yang dikelolanya umurnya lebih dari 40 tahun atau yang dikenal dengan lapangan tua. Karenanya, tantangan terbesar yang dihadapi pihaknya yakni menekan laju penurunan produksi. Secara umum di 2017 lalu, tingkat penurunan produksi hanya 2,5%. Sehingga, harapannya di tahun ini ada peningkatan produksi. Hingga Juli kemarin, pihaknya mencatat ada kenaikan produksi migas sekitar 5%. 

“Ini harapannya dari lapangan baru dan aset baru, yaitu Sukowati. Ini strategi detailnya, bagaimana kami melakukan upaya peningkatan produksi Pertamina EP” ujarnya. 

Dikatakannya, ada sejumlah langkah untuk optimalisasi lapangan migas tua dengan teknologi injeksi, seperti penggunaan Electrical Submersible Pump (ESP) hingga Enhanced Oil Recovery (EOR). Lapangan Sukowati misalnya, pihaknya bakal menggenjot produksinya hingga mencapai 10 ribu bph. Meski masih jauh dari produksi awal Lapangan Sukowati yang sebesar 40 ribu bph, produksi lapangan ini sempat turun drastis menjadi 6 ribu bph.

“Kami akan starting di 9 ribu bph. Harapan kami bagaimana bisa eksekusi program yang kami rencanakan ini, supaya ini bisa terjadi dan puncaknya itu akan bisa mencapai 12 ribu bph,” ujarnya.

Salah satu strategi yang akan dilakukan di Lapangan Sukowati, yakni injeksi karbondioksida. Selain merupakan teknologi yang paling cocok untuk lapangan ini, Pertamina juga memiliki sumber karbondioksida cukup besar dari Proyek Jambaran-Tiung Biru yang dikerjakan Pertamina EP Cepu.

Pertamina menargetkan produksi migasnya bisa mencapai 1,9 juta barel setara minyak per hari pada 2025. Rincinya, produksi minyak ditargetkan mencapai 822 ribu bph dan gas 5,71 miliar kaki kubik per hari.

Investor Daily, Page-9, Friday, Nov 9, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel