google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Cisem Project As Soon As Groundbreaking - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Tuesday, November 13, 2018

Cisem Project As Soon As Groundbreaking



PT Rekayasa Industri (Rekind) targets the Cirebon-Semarang gas pipeline project (Cisem) to start groundbreaking at the end of December 2018. Rekind Managing Director Yanuar Budinorman said the process of discussing the project development plan had entered the final stage, including an agreement with potential gas pipeline users ( shipper), gas allocation, and licensing process.

At present, his party together with the Downstream Oil and Gas Regulatory Agency (BPH Migas) is discussing the calculation of rental rates for gas transportation or toll fee.

"So we have finalized everything. Maybe in 1-2 weeks. we consign with BPH Migas to determine toll fees. Toll fee was found, we hope that by the end of December it will begin, "Yanuar said.

Construction of the plan will begin from Semarang (Central Java) and continue to extend to Cirebon (West Java). The construction process of the Rekind's first transmission gas pipeline project is estimated to take around 2.5 years. Thus, the project is expected to be operational by 2021.

Regarding prospective gas pipeline facilities, Rekind cooperates with PT Bayu Buana Gemilang and PT Pertamina Gas (Pertagas). Rekind has signed an initial agreement with Bayu Buana Gemilang and in the near future the agreement will be followed up in a gas transport agreement (GTA). HOA with Pertagas will also be signed soon.

If this provision has been agreed upon, Bayu Buana Gemilang and Pertagas will channel gas to the Cirebon-Semarang pipeline facility or as a shipper, then distribute it to gas buyers. The gas distribution in the Cirebon-Semarang pipeline is expected to meet gas demand in West Java and Central Java. One of the areas that is the destination of the gas market, said Yanuar, is Kendal, Central Java.

In the distribution of gas in West Java and Central Java, Rekind also works with West Java regional-owned enterprises, PT Energi Negeri Mandiri and Central Java BUMD, PT Sarana Pembangunan Central Java and also with Pertagas, the auction for the gas pipeline project Cirebon-Semarang was won by Rekind since 2006.

But after 12 years have passed, there has been no development of the 682 kilometer (km) gas pipeline project. The project was abandoned for a long time because of constrained gas supply and buyers. Meanwhile, Rekind is targeting the gas allocation from the Jambaran-Tiung Biru field to be channeled through Cirebon-Semarang gas pipeline project.

Cepu Block by PT Pertamina EP Cepu (PEPC) 

Currently there are two gas sources being explored. The two gas sources, namely gas, amounted to 20 MMscfd from Jambaran-Tiung Biru Field in the Cepu Block managed by PT Pertamina EP Cepu (PEPC) and gas as much as 20 MMscfd from Madura BD Field on the Madura Strait Block managed by Husky CNOOC Madura Limited (HCML).

"That 20 MMscfd from Jambaran-Tiung Biru is one of them. We're working on it, another 20 MMscfd plus from Husky. So because we have partnered with Pertagas and BBG who are looking for their sources, they already know the source from anywhere, "he said.

IN INDONESIAN

Proyek Cisem Seegera Groundbreaking


PT Rekayasa Industri (Rekind) menargetkan proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) mulai groundbreaking pada akhir Desember 2018. Direktur Utama Rekind Yanuar Budinorman mengatakan, proses pembahasan rencana pembangunan proyek tersebut telah memasuki tahap akhir, termasuk mengenai kesepakatan dengan calon pengguna pipa gas (shipper), alokasi gas, dan proses perizinan.

Saat ini, pihaknya bersama Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) sedang membahas perhitungan tarif sewa pengangkutan gas atau
toll fee. 

“Jadi kami sudah finalisasi semua. Mungkin dalam 1-2 pekan ini. kami konsinyering dengan BPH Migas untuk tentukan toll fee. Toll fee ketemu, kami harapkan akhir Desember ini mulai dimulai” ujar Yanuar.

Pembangunan rencananya akan dimulai dari Semarang (Jawa Tengah) dan diteruskan memanjang sampai Cirebon (Jawa Barat). Proses kontruksi proyek pipa gas transmisi pertama Rekind tersebut diperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun.  Dengan demikian diharapkan proyek tersebut sudah dapat beroperasi pada 2021.

Terkait calon pengguna fasilitas pipa gas, Rekind menjalin kerja sama dengan PT Bayu Buana Gemilang dan PT Pertamina Gas (Pertagas). Rekind telah menandatangani perjanjian awal dengan Bayu Buana Gemilang dan dalam waktu dekat perjanjian tersebut akan ditindaklanjuti ke dalam kesepakatan pengangkutan gas (Gas Transport Agreement/GTA). HOA dengan Pertagas juga akan segera ditandatangani.

Jika ketentuan ini telah disepakati, Bayu Buana Gemilang dan Pertagas akan mengalirkan gas ke fasilitas pipa Cirebon-Semarang atau sebagai shipper, untuk kemudian didistribusikan kepada para pembeli gas. Distribusi gas pada jalur pipa Cirebon-Semarang ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gas di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Salah satu daerah yang menjadi tujuan pasar gas tersebut, kata Yanuar, adalah Kendal, Jawa Tengah.

Dalam pendistribusian gas di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah, Rekind juga bekerja sama dengan badan usaha milik daerah (BUMD) Jawa Barat, PT Energi Negeri Mandiri dan BUMD Jawa Tengah, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dan juga dengan Pertagas, Adapun lelang proyek pipa gas Cirebon-Semarang dimenangkan oleh Rekind sejak 2006. 

Namun setelah 12 tahun berlalu, belum ada perkembangan proyek pipa gas sepanjang 682 kilometer (km) itu. Proyek tersebut lama terbengkalai karena terkendala pasokan gas dan pembeli. Sementara itu, Rekind mengincar alokasi gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru untuk dialirkan melalui proyek pipa gas Cirebon-Semarang milik Rekind.

Saat ini sudah ada dua sumber gas yang sedang dijajaki. Dua sumber gas tersebut, yakni gas sebesar 20 MMscfd dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru di Blok Cepu yang dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan gas sebanyak 20 MMscfd dari Lapangan Madura BD di Blok Madura Strait yang dikelola oleh Husky CNOOC Madura Limited (HCML).

“Itu 20 MMscfd dari Jambaran-Tiung Biru salah satunya. Kami lagi usahakan, 20 MMscfd lagi plus dari Husky. Jadi karena kami sudah bermitra dengan Pertagas dan BBG yang mencari sumbernya mereka, tapi sudah tahu sumber dari mana saja," katanya.

Bisnis Indonesia, Page-24, Monday, Nov 12, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel