google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 Refinery Project Takes Up to 9 Years - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Tuesday, December 18, 2018

Refinery Project Takes Up to 9 Years



Wood Mackenzie considers that the construction of a relatively simple oil refinery takes 2-3 years, while refineries with high complexity can take around 4-9 years. Sushant Gupta, Director of Wood Mackenzie, a research and energy consultant agency, explained that the time needed for the construction of new refineries will depend on the capacity and companies that become partners.

Wood Mackenzie

"Simple oil refinery construction can be completed for 2-3 years. However, the construction of a very complex oil refinery takes around 4-9 years, "he said.

According to him, delaying the oil refinery project is not an extraordinary thing in Indonesia. In fact, there are often changes in investors or changes that will become partners in the joint venture formed by PT Pertamina (Persero).

Balikpapan Refinery

"However, we see that the Balikpapan Refinery revitalization project is 'certainty'. Therefore, it is very possible to happen [realization of revitalization
"Balikpapan refinery," he said.

Hyundai Engineering Co. Ltd.

Pertamina has appointed the SK Engineering & Construction Co. consortium. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri, and PT PP (Persero) Tbk. as the winner of the engineering tender for the design, procurement and construction of the Balikpapan Refinery worth US $ 4 billion or around Rp. 57.8 trillion.

PT Rekayasa Industri (Rekind)

Pertamina targets the completion of the Balikpapan Refinery revitalization of around 53 months or 4 years 5 months, which is completed in 2023. President Director of PT Rekayasa Industri (Rekind) Yanuar Budinorman said that his party would give the best of trust Pertamina appointed companies to revitalize the Pertamina refinery.

"We are happy to be able to take part in government programs in realizing energy security," he said.

The Balikpapan Refinery Project

The Balikpapan Refinery Project will focus on processing residues (low value products) into high-quality fuel oil. In addition, the quality of Solar processing will be increased by reducing the sulfur content so that it is more environmentally friendly. The company has also been involved in developing refineries in Indonesia.

Rekind also participated in the construction of the first unleaded oil processing facility in Indonesia through the Blue Sky Balongan Project in Balongan Refinery, West Java. In 2008, Rekind also worked on Pertamina's residue catalytic cracking offgas to propylene project (ROPP) project for the Balongan Refinery in Indramayu-West Java.

Through a project known as the use of exhaust gas, unused waste gas and oil refineries can be converted into high-value propylene (plastic raw material).

IN INDONESIAN

Proyek Kilang Memakan Waktu Hingga 9 Tahun


Wood Mackenzie menilai bahwa konstruksi kilang minyak yang relatif sederhana membutuhkan waktu 2-3 tahun, sedangkan kilang dengan kompleksitas tinggi bisa membutuhkan waktu sekitar 4-9 tahun. Sushant Gupta, Direktur Wood Mackenzie, lembaga riset dan konsultan energi, menjelaskan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk konstruksi kilang baru akan tergantung pada kapasitas dan perusahaan yang menjadi mitra.

“Konstruksi kilang minyak yang sederhana dapat diselesaikan selama 2-3 tahun. Namun, pembangunan kilang minyak yang sangat kompleks butuh waktu sekitar 4-9 tahun," katanya.

Menurutnya, penundaan proyek kilang minyak bukan menjadi hal yang luar biasa di Indonesia. Bahkan sering terjadi perubahan investor atau perubahan yang akan menjadi mitra dalam usaha patungan yang dibentuk PT Pertamina (Persero).

“Namun, kami melihat bahwa proyek revitalisasi Kilang Balikpapan sebagai 'kepastian'. Oleh karena itu, sangat mungkin terjadi [terealisasi revitalisasi Kilang Balikpapan,” katanya.

Pertamina telah menunjuk konsorsium SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk. sebagai pemenang tender perekayasa desain, pengadaan, dan konstruksi Kilang Balikpapan senilai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 57,8 triliun.

Pertamina menargetkan penyelesaian revitalisasi Kilang Balikpapan sekitar 53 bulan atau 4 tahun 5 bulan, yaitu rampung pada 2023. Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind) Yanuar Budinorman mengatakan, pihaknya akan memberikan yang terbaik atas kepercayaan Pertamina menunjuk perusahaan untuk merevitalisasi kilang Pertamina. 

“Kami senang bisa ikut ambil bagian dari program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi,” ujarnya.

Proyek Kilang Balikpapan akan difokuskan pada pengolahan residu (produk dengan nilai rendah) menjadi bahan bakar minyak berkualitas tinggi. Selain itu, kualitas pengolahan Solar akan ditingkatkan dengan mengurangi kandungan sulfur sehingga lebih ramah lingkungan. Perusahaan juga pernah terlibat dalam pengembangan kilang di Indonesia.

Rekind juga ikut dalam pembangunan fasilitas pemrosesan minyak tanpa timbal pertama di Indonesia melalui Proyek Balongan Blue Sky di Kilang Balongan, Jawa Barat. Pada 2008, Rekind juga mengerjakan proyek residue catalytic cracking offgas to propylene project (ROPP) milik Pertamina untuk Kilang Balongan di Indramayu-Jawa Barat.

Melalui proyek yang dikenal dengan pemanfaatan gas buang tersebut, gas buang yang tidak terpakai dan kilang minyak dapat diubah menjadi propilena (bahan baku plastik) yang bernilai tinggi.

Bisnis Indonesia, Page-24, Wednesday, Dec 12, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel