google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 2019, Pertamina is Ready to Sign the Blok Bokan Contract - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Tuesday, January 15, 2019

2019, Pertamina is Ready to Sign the Blok Bokan Contract



PT Pertamina (Persero) claimed to be ready to sign a gross split (production sharing contract / PSC) contract for the Rokan Block. The government has determined Pertamina as the manager of this block to replace PT Chevron Pacific Indonesia after the existing contract expired in 2021.

PT Chevron Pacific Indonesia

Pertamina's Senior Vice President of Upstream Business Development Ida Yusmiati said, the signing of the Rokan Block PSC was still awaiting government direction, in this case the Minister of Energy and Mineral Resources (ESDM) Ignasius Jonan. However, his party was ready to sign the Block Rokan contract for the period 2021-2041.

"Next year maybe (PSC signature) because this is the last. The new company is ready, just waiting for the ESDM Ministry. Signing (PSC) next year, "said Ida Yusmiati in Jakarta, Wednesday (12/28) night.

Pertamina Corporate Secretary Syahrial Mukhtar had revealed that the Rokan Block would be managed by a new Pertamina subsidiary. The establishment of a subsidiary is due to the very large size of the Rokan Block so that there needs to be one unit that focuses on working on this oil and gas block. Later, this new subsidiary will sign the Rokan Block contract.

the Rokan Block

The new Rokan Block contract uses a PSC gross split scheme, different from the previous one using the cost recovery scheme. Revenue sharing for contractors is set at 65% for oil and 70% for gas. While the government allotment is 35% for oil and 30% for gas. While the potential for state revenues from Block Rokan during Pertamina's management reaches US $ 57 billion.

In Blok Rokan, Pertamina promises a signature bonus of US $ 784 million or Rp. 11.3 trillion. In addition, Pertamina also has a definite work commitment (KKP) for the first five years worth US $ 500 million or around Rp 7.2 trillion.

Referring to the definite work commitment promised to the government, Pertamina has planned a number of activities, as contained in the ESDM Ministerial Decree 1923K / 10 / MEM / 2018. Some of these activities were enhanced oil recovery / EOR worth US $ 4 million, drilling of 11 exploration wells of US $ 69.8 million, drilling of five Telisa wells of US $ 18.1 million, stage-1 CEOR 7 pattern US $ 247 million, and Kulin stage-1 steam flood or Rantau Bais US $ 88.6 million.

To be able to sign the Blok Rokan PSC, the ESDM Ministry's Director General of Oil and Gas Djoko Siswanto previously said that Pertamina had to pay a signature bonus and the performance bond of the KKR Performance bond was set at 10% of the promised work commitment (US $) $ 50 million or Rp 720 billion. Djoko stated that the company had made a payment.

"Already (paid for signature bonuses and performance bonds)," he said.

At present, the Rokan Block has oil reserves of 500 million to 1.5 billion barrels of oil equivalent per day. Until the end of last June, production Oil and gas block oil in Riau is recorded at 207,148 bpd or 97% of the target of 213,551 bpd. Block Rokan oil production is projected to only be reach 205,952 bph or 96.4% of the target target for the end of 2018.

Maratua Block

In addition to the Rokan Block, Ida said, the company will also sign a contract for the exploration block that the company has just won, the Maratua Block. The company will also prepare a new subsidiary that manages the block in North Kalimantan. After that, the PSC contract will signed next year too.

"Now contract preparation. I think January-February (at the latest, signature contract), "She said.

In the Maratua Block, Pertamina has a definite commitment of US $ 5.1 million and a signature bonus of US $ 21 million. Activities funded with this definite commitment are 3D G & G and seismic studies covering 500 km2.

"Through seismic activities and the G & G Study by Pertamina, it is hoped that it can strengthen efforts to prove reserves in the Maratua Block and Pertamina can obtain greater potential reserves than before," said Pertamina Dharmawan H Director, H Samsu.

Maratua Block is an oil and gas working area of ​​7,835.07 square kilometers located in the Tarakan Basin. The North Kalimantan area (Kaltara) which is the location of the Tarakan Basin has potential cumulative production. Around the area, Pertamina also has 4 active working areas in the Kaltara area, namely Pertamina EP Asset 5 in Bunyu, PHE Nunukan, JOB Pertamina-Medco EP Simenggaris, and East Ambalat Block.

IN INDONESIAN

2019, Pertamina Siap Teken Kontrak Blok Bokan


PT Pertamina (Persero) mengaku siap menandatangani kontrak kerja sama (production sharing contract/ PSC) skema bagi hasil kotor (gross split) untuk Blok Rokan. Pemerintah telah menetapkan Pertamina sebagai pengelola blok ini menggantikan PT Chevron Pacific Indonesia pasca kontrak eksisting berakhir pada 2021.

Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Ida Yusmiati menuturkan, penandatanganan PSC Blok Rokan masih menunggu arahan pemerintah, dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Namun, pihaknya sudah siap meneken kontrak Blok Rokan untuk periode 2021-2041 tersebut.

“Tahun depan mungkin (tanda tangan PSC) karena ini yang terakhir. Perusahaan baru sudah siap, hanya menunggu Kementerian ESDM saja. Signing
(PSC) tahun depan bisa,” kata Ida Yusmiati di Jakarta, Rabu (28/12) malam.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Syahrial Mukhtar sempat mengungkapkan, Blok Rokan akan dikelola anak usaha baru Pertamina. Pembentukan anak usaha lantaran ukuran Blok Rokan yang sangat besar sehingga perlu ada satu unit yang fokus menggarap blok migas ini. Nantinya, anak usaha baru ini lah yang akan meneken kontrak Blok Rokan.

Kontrak baru Blok Rokan ini menggunakan PSC skema bagi hasil kotor (gross split), berbeda dari sebelumnya yang memakai skema cost recovery. Bagi hasil untuk kontraktor ditetapkan sebesar 65% untuk minyak dan 70% untuk gas. Sementara jatah pemerintah yakni 35% untuk minyak dan 30% untuk gas. Sementara potensi penerimaan negara dari Blok Rokan selama dikelola Pertamina mencapai US$ 57 miliar.

Di Blok Rokan, Pertamina menjanjikan bonus tanda tangan sebesar US$ 784 juta atau Rp 11,3 triliun. Selain itu, Pertamina juga memiliki komitmen kerja pasti (KKP) untuk lima tahun pertama senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun.

Mengacu komitmen kerja pasti yang dijanjikan kepada pemerintah, Pertamina sudah merencanakan sejumlah kegiatan, sebagaimana ada didalam Keputusan Menteri ESDM 1923K/ 10/ MEM/2018. Beberapa kegiatan itu yakni studi pengurasan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery/ EOR) senilai US$ 4 juta, pengeboran 11 sumur eksplorasi US$ 69,8 juta, pengeboran lima sumur Telisa US$ 18,1 juta, stage-1 CEOR 7 pattern US$ 247 juta, dan stage-1 steam flood Kulin atau Rantau Bais US$ 88,6 juta. 

Untuk bisa menandatangani PSC Blok Rokan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto sebelumnya mengatakan, Pertamina harus membayarkan bonus tanda tangan dan performance bond KKR Performance bond ini ditetapkan sebesar 10% dari nilai komitmen kerja pasti (KKP) yang dijanjikan atau sebesar US$ 50 juta atau Rp 720 miliar. Djoko menyatakan, perseroan sudah melakukan pembayaran. 

“Sudah (dibayar bonus tanda tangan dan performance bond) ,” ujar dia.

Saat ini, Blok Rokan memiliki cadangan minyak sebesar 500 juta hingga 1,5 miliar barel setara minyak per hari. Sampai akhir Juni lalu, produksi minyak blok migas di Riau ini tercatat sebesar 207.148 bph atau 97% dari target 213.551 bph. Produksi minyak Blok Rokan diproyeksikan hanya akan mencapai 205.952 bph atau 96,4% dari target nada akhir tahun 2018.

Blok Maratua

Selain Blok Rokan, Ida menuturkan, pihaknya juga akan menandatangani kontrak untuk blok eksplorasi yang baru dimenangkan perseroan, yakni Blok Maratua. Perseroan juga akan menyiapkan anak usaha baru yang mengelola blok di Kalimantan Utara ini. Setelahnya, kontrak PSC akan
ditandatangani pada tahun depan juga.

“Sekarang persiapan kontrak. Saya rasa Januari-Februari (paling lambat. tanda tangan kontrak),” tutur dia.

Di Blok Maratua, Pertamina memiliki komitmen pasti US$ 5,1 juta dan bonus tanda tangan US$ 21juta. Kegiatan yang didanai dengan komitmen pasti ini adalah studi G&G dan seismik 3D seluas 500 km2. 

“Melalui kegiatan seismik dan Studi G&G oleh Pertamina, diharapkan dapat memperkuat upaya pembuktian cadangan di Blok Maratua dan Pertamina dapat memperoleh potensi cadangan yang lebih besar dari sebelumnya,” kata Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu.

Blok Maratua adalah Wilayah kerja migas seluas 7.835,07 kilometer persegi yang terletak di Cekungan Tarakan. Area Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan lokasi Cekungan Tarakan memiliki kumulatif produksi yang potensial. Di sekitar wilayah tersebut, Pertamina juga memiliki 4 Wilayah kerja aktif di area Kaltara yaitu Pertamina EP Aset 5 di Bunyu, PHE Nunukan, JOB Pertamina-Medco EP Simenggaris, dan Blok East Ambalat.

Investor Daily, Page-9, Saturday, Dec 29, 2018

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel