PT Pertamina (Persero) agreed to buy 2.5 million barrels of oil per month from PT Chevron Pacific Indonesia and Rokan Block in Riau. So far, oil-based revenue sharing from the Rokan Block, which is Chevron's share, is always exported.
Senior Vice President of Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Hasto Wibowo said that the company had agreed to transfer crude oil exports from a number of cooperation contract contractors (KKKS) of 3.35 million barrels per month or around 112,000 barrels per day (bpd).
Petronas
Of the total, the oil supply from Chevron is the largest, while the rest comes from several other contractors, such as Petronas, and Medco. However, the company did not enter into an oil purchase agreement with ExxonMobil Indonesia.
Previously, nine KKKS had agreed to sell oil to Pertamina and leave one large contractor in the discussion phase with the government, namely Chevron Pacific Indonesia. At that time, Chevron was one of several oil and gas contractors who claimed they were still not can sell the oil that is the profit share of the giant company from the United States to Pertamina. At that time, Chevron said there were still tax problems in the process of selling oil to Pertamina.
"Regarding the selling price, of course we have compromised. If it is more expensive than imports, we choose to remain imported, "Hasto said.
According to him, with the agreement, the oil and gas SOE was able to reduce the volume of crude oil imports by around 4 million barrels per month. The average Pertamina crude oil imports of around 11 million barrels per month can be reduced to 7 million-7.5 million barrels per month.
"Costs will also decrease, overall for the country, foreign exchange is also safe."
Arcandra Tahar
Arcandra Deputy Minister of Energy and Mineral Resources Tahar once mentioned that there was the potential for contractor crude oil which had been exported so far to be transferred to Pertamina, such as Chevron and ExxonMobil.
CNOOC
Arcandra explained, Chevron has been gaining oil revenues of 92,000 bpd, ExxonMobil Indonesia 30,000 bpd, Petronas Carigali 13,400 bpd, CNOOC 13,000 bpd, Medco E & P Indonesia at 11,000 bpd, and Chevron Indonesia Company (CICO) 7,000 bpd.
Large oil and gas companies from the United States, such as Chevron and Exxon, are the biggest supporters of oil production in Indonesia. PT Pertamina EP occupies the third position of three cooperation contract contractors that produce oil a lot during 2018.
IN INDONESIAN
Chevron Siap Alihkan Minyak ke Pertamina
PT Pertamina (Persero) menyepakati untuk membeli minyak mentah jatah ekspor dari PT Chevron Pacific Indonesia sebanyak 2,5 juta barel per bulan yang berasal dan Blok Rokan di Riau. Selama ini, bagi hasil minyak dari Blok Rokan yang merupakan jatah Chevron selalu diekspor.
Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Hasto Wibowo mengatakan bahwa perseoan telah menyepakati pengalihan ekspor minyak mentah dari sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sebanyak 3,35 juta barel per bulan atau sekitar 112.000 barel per hari (bph).
Dari total tersebut, suplai minyak dari Chevron merupakan yang terbesar, sedangkan sisanya berasal dari beberapa kontraktor lain, seperti Petronas, dan Medco. Namun perseroan tidak melakukan kesepakatan pembelian minyak dengan ExxonMobil Indonesia.
Sebelumnya, sembilan KKKS telah setuju untuk menjual minyak ke Pertamina dan menyisakan satu kontraktor besar dalam tahap pembahasan dengan pemerintah, yakni Chevron Pacific Indonesia. Saat itu, Chevron merupakan salah satu dari beberapa kontraktor migas yang mengaku masih belum
bisa menjual minyak yang menjadi bagi hasil perusahaan raksasa dari Amerika Serikat itu ke Pertamina. Saat itu, Chevron menyatakan masih ada masalah perpajakan dalam proses penjualan minyak ke Pertamina.
“Terkait dengan harga jual tentu sudah kami kompromikan. Kalau lebih mahal dari impor, kami pilih tetap impor,” kata Hasto.
Menurutnya, dengan kesepakatan itu, BUMN migas itu mampu mengurangi volume impor minyak mentah sekitar 4 juta barel per bulan. Rerata impor minyak mentah Pertamina sekitar 11 juta barel per bulan bisa ditekan menjadi 7 juta-7,5 juta barel per bulan.
“Beban biaya juga akan berkurang, secara keseluruhan untuk negara, devisa juga aman."
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar pernah menyebutkan ada potensi minyak mentah milik kontraktor yang selama ini diekspor bisa dialihkan ke Pertamina, seperti Chevron dan ExxonMobil.
Arcandra menjelaskan, selama ini Chevron mendapatkan bagi hasil minyak sebesar 92.000 bph, ExxonMobil Indonesia 30.000 bph, Petronas Carigali 13.400 bph, CNOOC 13.000 bph, Medco E&P Indonesia sebesar 11.000 bph, dan Chevron Indonesia Company (CICO) 7.000 bph.
Perusahaan migas besar dari Amerika Serikat, seperti Chevron dan Exxon, menjadi pendukung terbesar produksi minyak di Indonesia. PT Pertamina EP menduduki posisi ketiga dari tiga kontraktor kontrak kerja sama yang banyak memproduksi minyak sepanjang 2018.
Bisnis Indonesia, Page-24, Thursday, Jan 10, 2019
No comments:
Post a Comment