ExxonMobil Cepu Ltd.'s performance, operator of the Banyu Urip Field, Cepu Block in Bojonegoro, East Java, is projected to overtake PT Chevron Pacific Indonesia, which operates the Rokan Block in Riau this year.
Until 2018, Chevron is still the largest crude oil producer in Indonesia, which is 209,476 barrels per day (bpd), while ExxonMobil is in second place with 208,732 bpd. However, the condition will turn around. Chevron Pacific Indonesia targets production of ready to sell (lifting) oil as much as 190,000 bpd this year, down from 2018 realization.
ExxonMobil Cepu Ltd.'s
ExxonMobil Cepu Ltd. set the oil lifting target in 2019 at 216,000 bpd or up compared to last year's 208,732 bpd realization. The target is based on 2019 work and budget program (work program and budget / WP & B) submitted by contractors to SKK Migas.
Head of the Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) Dwi Soetjipto said that the composition of the order of contributors to national oil and gas production this year will change compared to 2018.
"As seen in the 2019 target, there is a shift that is expected by ExxonMobil Cepu to increase by 216,000 bopd [barrel oil per day], in addition the order [oil production ranking] is the same [2018]," he said at a hearing with Commission VII of the House of Representatives.
In addition, the oil and gas target based on this year's WP & B was set at 784,547 bpd and natural gas for 1.26 million barrels of oil equivalent per barrel (boepd).
The oil and gas lifting target is still above the figures included in the 2019 APBN macro assumption which amounted to 775,000 bpd for petroleum and 1.25 million boepd for natural gas. The BP Berau gas lifting target, the operator of Tangguh Field, is 188 million cubic feet per day (MMscfd), down from the 2018 target of 192 MMscfd.
the Mahakam Block
In contrast, PT Pertamina Hulu Mahakam, operator of the Mahakam Block, actually raised the gas lifting target in 2019 to 196 MMscfd compared to last year's 149 MMscfd. Dwi assessed that the achievement of oil and gas production in 2019 was supported by the main activities in the upstream oil and gas sector, namely 4,328 kilometers of 2D seismic survey, 4,693 km2 of 3D seismic, and 57 wells of exploration drilling. Oil and gas exploitation activities this year consist of 969 wells, repairs of 29,256 wells, and development of 345 wells.
2D & 3D seismic survey
In addition, SKK Migas targets 13 operational projects, namely the Betara Complex by PetroChina International Jabung Ltd. in the I / 2019 quarter, Terang Sirasun Batur Phase 2 by Kangean Energy Indonesia in the first quarter / 2019, Ario Damar-Sriwijaya Phase 2 by PT Tropik Energi Pandan in quarter II / 2019, and Temelat Gas Flow to Gunung Kembang Selatan by PT Medco E & P Indonesia in quarter II / 2019.
Furthermore, the Bukit Tua Phase 3 project by Petronas Carigali Ketapang II Limited in quarter II / 2019, Kedung Keris Fun Well Steam by Exxon Cepu Limited in quan III / 2019, Buntal 5 by Medco E & P Natuna Ltd. in quanal III / 2019, Gajah Putri Bison-Iguana by Premier Oil Natuan Sea BV in the III / 2019 quarter.
KEDUNG KERIS FIELD
Vice President Public and Government Affair, Exxon Mobil Indonesia, Erwin Maryoto, said that oil lifting from the Cepu Block is based on the optimal capacity in the environmental impact analysis (Amdal) with a maximum of 220,000 bpd. However, oil production in stable conditions is above 210,000 bpd.
"Indeed, it can now be 220,000 bpd, but sometimes there are shutdowns and all kinds of shutdowns," he said. Besides relying on Banyu Urip, ExxonMobil is also preparing to operate the Kedung Keris field in the third / 2019 quarter. "
Erwin explained, currently the development of Kedung Keris is still completing the installation of the pipeline, while the well drilling is ready. He is optimistic that the Kedung Keris Field will be operational by the end of the year.
Erwin said, a combination between Banyu Urip and Kedung Keris was carried out to keep the pace of production down. President of the Indonesian Petroleum Association (IPA) Tumbur Parlindungan said the government must ensure that there are new oil and gas fields operating this year to support the lifting target. According to him, if it relies on existing fields, 2019 oil and gas lifting is difficult to rise.
"IPA members do not report on their work plans, so numbers are uncertain and where performance targets are obtained. To be sure, there must be a new field to encourage national oil and gas lifting. "
IN INDONESIAN
Exxon Geser Dominasi Chevron Tahun Ini
Kinerja ExxonMobil Cepu Ltd., operator Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur, diproyeksikan menyalip PT Chevron Pacific Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau pada tahun ini.
Hingga 2018, Chevron masih menjadi produsen minyak mentah terbesar di Indonesia, yaitu 209.476 barel per hari (bph), sedangkan ExxonMobil di posisi kedua sebesar 208.732 bph. Namun, kondisi itu akan berbalik. Chevron Pacific Indonesia menargetkan produksi siap jual (lifting) minyak sebanyak 190.000 bph pada tahun ini atau turun dari realisasi 2018.
ExxonMobil Cepu Ltd. menetapkan target lifting minyak pada 2019 sebesar 216.000 bph atau naik dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 208.732 bph. Target tersebut berdasarkan program kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) 2019 yang diajukan para kontraktor ke SKK Migas.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan bahwa komposisi urutan penyumbang produksi migas nasional pada tahun ini akan berubah dibandingkan dengan 2018.
“Terlihat pada target 2019, ada pergeseran yang diharapkan ExxonMobil Cepu naik 216.000 bopd [barrel oil per day], selain itu urutannya [peringkat produksi minyak] sama [dengan 2018],” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat.
Selain itu, target lifiing minyak berdasarkan WP&B pada tahun ini diettapkan 784.547 bph dan gas bumi 1,26 juta barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd).
Target lifting migas tersebut masih berada di atas angka yang dimasukkan dalam asumsi makro APBN 2019 yang masing-masing sebesar 775.000 bph untuk minyak bumi dan 1,25 juta boepd untuk gas bumi. Target lifting gas BP Berau, operator Iapangan Tangguh, sebesar 188 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau turun dibandingkan dengan target 2018 sebesar 192 MMscfd.
Sebaliknya, PT Pertamina Hulu Mahakam, operator Blok Mahakam, justru menaikkan target lifting gas pada 2019 menjadi 196 MMscfd dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 149 MMscfd. Dwi menilai bahwa capaian produksi migas pada 2019 didukung dengan kegiatan utama di sektor hulu migas, yakni survei seismik 2D sepanjang 4.328 kilometer, seismik 3D seluas 4.693 km2, dan pengeboran eksplorasi sebanyak 57 sumur. Kegiatan eksploitasi migas pada tahun ini terdiri dari sumur kerja ulang sebanyak 969 sumur, perbaikan sumur 29.256 kegiatan, dan pengembangan sumur migas sebanyak 345 sumur.
Selain itu, SKK Migas menargetkan 13 proyek beroperasi, yakni Kompleks Betara oleh PetroChina International Jabung Ltd. pada kuartal I/2019, Terang Sirasun Batur Phase 2 oleh Kangean Energy Indonesia pada kuartal I/2019, Ario Damar-Sriwijaya Phase 2 oleh PT Tropik Energi Pandan pada kuartal II/2019, dan Pengaliran Gas Temelat ke Gunung Kembang Selatan oleh PT Medco E&P Indonesia pada kuartal II/2019.
Selanjutnya, proyek Bukit Tua Phase 3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Limited pada kuartal II/2019, Fun Well Steam Kedung Keris oleh Exxon Cepu Limited pada kuanal III/2019, Buntal 5 oleh Medco E&P Natuna Ltd. pada kuanal III/2019, Bison-Iguana-Gajah Putri oleh Premier Oil Natuan Sea BV pada kuartal III/2019.
KEDUNG KERIS
Vice President Public and Govemment Affair Exxon Mobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan, lifting minyak dari Blok Cepu berdasarkan kapasitas optimal dalam analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) maksimal sebesar 220.000 bph. Namun, produksi minyak dalam kondisi stabil berada di atas 210.000 bph.
“Memang sekarang bisa 220.000 bph, tetapi terkadang ada shutdown [penghentian operasi fasilitas produksi] dan segala macam,” katanya. Selain mengandalkan Banyu Urip, ExxonMobil juga bersiap untuk mengoperasikan lapangan Kedung Keris pada kuartal III/2019.”
Erwin menjelaskan, saat ini pengembangan Kedung Keris masih menyelesaikan pemasangan pipa, sedangkan pengeboran sumur sudah siap. Dia optimistis, Lapangan Kedung Keris sudah bisa beroperasi pada akhir tahun.
Erwin mengatakan, kombinasi antara Banyu Urip dan Kedung Keris dilakukan untuk menahan laju penurunan produksi. Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA) Tumbur Parlindungan mengatakan, pemerintah harus memastikan ada lapangan migas baru yang beroperasi pada tahun ini untuk mendukung target lifting. Menurutnya, jika mengandalkan lapangan yang sudah ada, lifting migas 2019 sulit naik.
“Anggota IPA tidak melaporkan rencana kerja mereka, jadi secara angka belum tahu pasti dan mana target kinerja didapatkan. Yang pasti, harus ada lapangan baru untuk mendorong lifting migas nasional.”
Bisnis Indonesia, Page-24, Friday, Jan 11, 2019
Thanks for providing recent updates regarding the concern, I look forward to read more. toddler slides review
ReplyDelete