google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 PGN Budgeted US $ 500 Million in Investment - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Tuesday, February 5, 2019

PGN Budgeted US $ 500 Million in Investment



PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk will invest around US $ 500 million, up 10 percent from last year's realization. The investment budget will be used for the construction of pipes with an additional target of around 700 kilometers (km). PGN President Director Gigih Prakoso said this year's investment plan was focused on developing a pipeline. 

    The company will increase the length of the pipeline, both distribution and transmission. One of the mistakes is by completing the pipeline projects undertaken by PT Pertamina Gas (Pertagas).

"The investment budget is around US $ 500 million. There is a 10% increase from 2018 realization, "he said.

He explained, there are at least three pipelines that Pertagas worked on that will be completed this year. In the fields, Gresik-Semarang Pipe, Duri-Dumai, and Grissik-PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). In addition, it will also add distribution pipes to consumers. Thus, the length of PGN's pipeline segment of around 9,500 km will increase.

"Later it will probably increase by around 700 km this year, this is all, transmission, distribution, to pipes to consumers," said Gigih.

Pertagas began building the Grissik-Pusri Gas pipeline in July last year. This pipe was built to provide gas supply for energy and raw material needs of PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) in South Sumatra. The Grissik-Pusri gas pipeline that passes through Banyuasin and Musi Banyusin Regency is designed with a diameter of 20 inches and a length of 176 kilometers (Km).



The pipeline will deliver gas from ConocoPhillips (COPI) Grissik Gas Plant in Grissik, Musi Banyuasin 30 million cubic feet per day (million standard cubic feet per day / mmscfd) in the first year. Furthermore, the gas supply can increase to 70 mmscfd.

For Pipa Duri-Dumai with an investment of US $ 52.2 million, Pertagas works with PGN. The US $ 76 million Duri-Dumai pipeline has a diameter of 24 inches and a length of 64 km. The starting point of the transmission pipe is in the Grissik-Duri Pipe Meter Station and ends at Kilari Unit II Dumai. 

    The gas flowed through this pipeline comes from the Corridor Block which is managed by ConocoPhillips in South Sumatra. In addition, there will be additional gas from the Bentu Block which is operated by PT Energi Mega Persada (EMP). The total gas supply that can flow to the transmission pipeline network can reach 200 mmscfd.

The gas supply will be used by PT Pertamina (Persero) and PGN. Pertamina will use 57 mmscfd of gas and can increase to 120 mmscfd to meet the needs of Dumai Refinery. While PGN will deliver 37 mmscfd of gas to meet the needs of customers both industrial, commercial, small customers and households. Furthermore, the Gresik-Semarang transmission pipe is planned to have a capacity of up to 500 mmscfd and length 267 km.

The investment value of this project reaches US $ 250 million. The pipeline, which is equipped with 19 future connections, has the potential to channel gas to industries in seven districts / cities along the Central Java and East Java pipelines. 

     The gas supply for this pipe comes from the Jambaran-Tiung Biru Project which will be channeled to PT PLN (Persero) 100 mmscfd and 72 mmscfd industries. Construction of the distribution pipeline was also carried out to open new markets.

"There are many new markets, areas that we have developed in Central Java, Duri, Dumai, and North Sumatra," he said.

Integration

After completing the acquisition of 51% of Pertagas shares at the end of last year, Gigih revealed, PGN immediately had control of Pertagas. With this control, it wants the entire Pertagas project to be integrated with the PGN project, both for the distribution pipeline project or transmission. Furthermore, his party will determine the pattern of operation between Pertagas and PGN.

He explained, one of the options, it would divide the management of the transmission pipeline to Pertagas and the distribution pipeline by PGN, or vice versa.

"PGN is on the distribution side, or we submit a new project in the transmission sector to Pertagas," he said.

With transmission pipes held entirely by Pertagas, it is expected that operational costs will be more edition. Gigih added that his party would also regulate the market which would be managed by PT Pertagas Niaga. So far, Pertagas Niaga has been said to tend to sell liquefied natural gas (LNG) in retail. Pertagas in the future can be focused on working on this market.

"PGN also has an idea (PT Gagas Energi Indonesia), we can give Gagak the assignment of the SPBG handle," he said.
Last December, PGN officially took ownership of 51% of the shares of PT Pertamina Gas (Pertagas) and four of its subsidiaries with a transaction value of Rp 20.18 trillion Four Pertagas subsidiaries namely PT Perta Arun Gas, PT Perta-Gas, PT Perta-Samtan Gas , and PT Perta Kalimantan Gas. Initially, PGN would only take over Pertagas and one of its subsidiaries, PT Pertagas Niaga. With this acquisition, PGN officially became a gas subholding.

However, the payment of this acquisition will be carried out in two stages. In the first stage, PGN has paid 50% of the total purchase price or equivalent to IDR 10.09 trillion in cash. As for the second stage, the company will issue a Promissory Note of 50% of the total purchase price within a period of six months.

IN INDONESIAN

PGN Anggarkan Investasi US$ 500 Juta


PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk bakal mengeluarkan dana investasi sekitar US$ 500 juta, naik 10% dari realisasi tahun lalu. Anggaran investasi ini akan digunakan untuk pembangunan pipa dengan target tambahan sekitar 700 kilometer (km). Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, rencana investasi tahun ini difokuskan untuk pengembangan jaringan pipa. Perusahaan akan menambah panjang ruas pipa, baik distribusi maupun transmisi. Salah satimya yakni dengan merampungkan proyek-proyek pipa yang dikerjakan PT Pertamina Gas (Pertagas).

“Anggaran investasinya sekitar US$ 500 juta. Ada kenaikan 10% dari realisasi 2018,” katanya.

Dia merinci, setidaknya ada tiga proyek pipa yang digarap Pertagas yang akan diselesaikan pada tahun ini. Rincinya, Pipa Gresik-Semarang, Duri-Dumai, dan Grissik-PT Pupuk Sriwijaya (Pusri). Selain itu, pihaknya juga akan menambah pipa distribusi ke konsumen. Sehingga, panjang ruas pipa PGN sekitar 9.500 km akan meningkat.

“Nanti mungkin akan bertambah sekitar 700 km tahun ini, ini semuanya, transmisi, distribusi, sampai pipa-pipa ke konsumen,” tutur Gigih.

Pertagas mulai bangun pipa Gas Grissik-Pusri pada Juli tahun lalu. Pipa ini dibangun guna memberikan pasokan gas untuk kebutuhan energi dan bahan baku PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Sumatera Selatan. Pipa gas Grissik-Pusri yang melewati Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyusin ini didesain berdiameter 20 inchi dan panjang 176 kilometer (Km).

Pipa akan mengalirkan gas dari Grissik Gas Plant ConocoPhillips (COPI) di Grissik, Musi Banyuasin 30 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) pada tahun pertama. Selanjutnya, pasokan gas dapat bertambah menjadi 70 mmscfd.

Untuk Pipa Duri-Dumai dengan nilai investasi US$ 52,2 juta, Pertagas mengerjakannya bersama PGN. Pipa Duri-Dumai senilai US$ 76 juta ini memiliki diameter 24 inch dan panjang 64 km. Titik awal pipa tranmisi di Duri Meter Station Pipa Grissik-Duri dan berakhir di Kilari Unit II Dumai. Gas yang dialirkan melalui pipa ini berasal dari Blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhillips di Sumatera Selatan. Selain itu, akan ada tambahan gas dari Blok Bentu yang dioperasikan oleh PT Energi Mega Persada (EMP). Total pasokan gas yang dapat mengalir ke jaringan pipa transmisi tersebut bisa mencapai 200 mmscfd.

Pasokan gas tersebut akan digunakan PT Pertamina (Persero) dan PGN. Pertamina akan menggunakan gasnya 57 mmscfd dan bisa naik menjadi 120 mmscfd untuk memenuhi kebutuhan Kilang Dumai. Sementara PGN akan menyalurkan gasnya 37 mmscfd untuk memenuhi kebutuhan pelanggan baik industri, komersial, pelanggan kecil, dan rumah tangga. Selanjutnya, Pipa transmisi Gresik-Semarang rencananya memiliki kapasitas hingga 500
mmscfd dan panjang 267 km. 

Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 250 juta. Pipa yang dilengkapi dengan 19 future connection ini berpotensi menyalurkan gas bagi industri di tujuh kabupaten/kota sepanjang Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terlewati pipa. Pasokan gas untuk pipa ini berasal dari Proyek Jambaran-Tiung Biru
yang akan dialirkan ke PT PLN (Persero) 100 mmscfd dan industri 72 mmscfd. Pembangunan pipa distribusi juga dilakukan untuk membuka pasar baru.

“Pasar baru banyak, daerah-daerah yang kami kembangkan Jawa Tengah, Duri, Dumai, dan Sumatera Utara,” kata dia.

Integrasi

Pasca rampungnya akuisisi 51% saham Pertagas pada akhir tahun lalu, Gigih mengungkapkan, PGN langsung memiliki kendali pada Pertagas. Dengan adanya kendali ini, pihaknya menginginkan agar seluruh proyek Pertagas dapat diintegrasi dengan proyek PGN, baik untuk proyek pipa distribusi
maupun transmisi. Selanjutnya, pihaknya akan menentukan pola operasi antara Pertagas dan PGN.

Dia menjelaskan, salah satu opsinya, pihaknya akan membagi pengelolaan pipa transmisi ke Pertagas dan pipa distribusi oleh PGN, atau sebaliknya.

“PGN di sisi distribusinya, atau ada proyek baru di bidang transmisi kami serahkan ke Pertagas untuk membangun,” tutur dia. 

Dengan pipa transmisi dipegang seluruhnya oleh Pertagas, maka diharapkan biaya operasionalnya lebih edisiensi. Gigih menambahkan, pihaknya juga akan mengatur pasar yang akan dikelola oleh PT Pertagas Niaga. Selama ini, Pertagas Niaga disebutnya cenderung menjual gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) secara retail. Pertagas ke depannya bisa difokuskan untuk menggarap pasar ini.

“PGN juga punya Gagas (PT Gagas Energi Indonesia), Gagak bisa kami kasih penugasan handle SPBG,” ujarnya.

Pada Desember lalu, PGN resmi mengambil alih kepemilikan 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas) dan empat anak usahanya dengan nilai transaksi Rp 20,18 triliun Empat anak usaha Pertagas yakni PT Perta Arun Gas, PT Perta Daya Gas, PT Perta-Samtan Gas, dan PT Perta Kalimantan Gas. Awalnya PGN hanya akan mengambil alih Pertagas dan satu anak usahanya, PT Pertagas Niaga. Dengan akuisisi ini, PGN secara resmi menjadi subholding gas. 

Namun, pembayaran akuisisi ini akan dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, PGN telah membayar sebesar 50% dari total harga pembelian atau ekuivalen Rp 10,09 triliun secara tunai. Adapun untuk tahap kedua, perusahaan akan menerbitkan Promissory Note sebesar 50 % dari total harga pembelian dalam jangka waktu enam bulan.

Investor Daily, Page-9, Saturday, Jan 12, 2019

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel