PT Pertamina Hulu Energi (PHE) targets oil and gas production this year to reach 218 thousand barrels of oil equivalent per day/BOEPD, up 5.8% from last year's 206 thousand boepd realization. The increase in production comes from Blok Offshore North West Java (ONWJ) and Offshore South East Sumatra (OSES).
PHE Managing Director Meidawati said, this year, the company's oil production is targeted at 79 thousand barrels per day (bpd) and gas 804 million cubic feet per day (million standard cubic feet per day / MMSCFD). PHE's oil and gas production contributes 19% each there is an oil production target of PT Pertamina (Persero) of 79 thousand bpd and 27% of the gas production target of 2,944 MMSCFD.
"Then for oil and gas, PHE contributed 218 MBOEPD, from the target of 922 thousand BOEPD or 24%," he said in Jakarta.
It prepared a number of strategies to achieve these targets. Some strategies include the effectiveness of work programs, increased oil and gas production and lifting, project supervision, gas commercialization, accelerated exploration status for reserves, preventive action for legal cases, and completion of taxation partnerships and stakeholder relations. This, according to Meidawati, is reflected in the increasing number of work plans that will be executed in 2019.
Some of these activities are drilling for Pertamina Upstream Energy, which targets 13 thousand BOEPD of oil and gas exploration in 13 wells, drilling for 45 wells development, and 47 wells.
"The increase in production comes from ONWJ Block and OSES," said Meidawati.
Comparing data from the Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas), the ONWJ Block production target is set at 18 thousand boepd for gas and 33 thousand bpd for oil. The target is up from last year's realization of 15 thousand boepd for gas and 29,439 bpd for oil. While Blok OSES oil production is targeted to increase to 32 thousand bpd from 2018 realization which is 30,657 bpd.
Still based on the same data, in Blok ONWJ, PHE successfully operated the SP project in October last year. This project has an estimated peak production of 30 mmscfd. While in the year PHE targets it can operate the YY Project in ONWJ Block with oil production of 4,605 bpd and 25.5 MMSCFD.
"The PHE target in 2019 is very challenging," said Meidawati.
PHE's oil and gas production target this year is higher than 2018. Last year, PHE posted oil and gas production as of 206 thousand boepd, namely oil 69 thousand bpd and gas 795 mmscfd. This 2018 achievement is very good. The realization of oil production was recorded at 99% of the target 70 thousand and 103% gas from the target of 771 mmscfd.
In terms of finance, PHE's net profit last year reached US $ 470 million. Meidawati said, there were many factors supporting the success of the performance achievements, including the existence of the PHE committee.
"All ranks at PHE have a commitment to work effectively and an efficient definition in this case is not just talking about saving, but the work can be completed, with optimal teaching costs efficiently. Also termination blocks managed by PHE also contribute to oil and gas production figures, "he explained.
Block Termination
According to Meidawati, PHE took over management of a number of terminated blocks in 2018. In details, OSES Block, Ogan Komering, and North Sumatera Offshore (NSO) and North Srunatera Block B (NSB). This year, the company also manages two more blocks, namely the Jambi Merang Block and Raja / Pendopo.
"In the future, the blocks will be managed using gross split schemes. This scheme is considered to be quite good because it is more efficient," he said.
He explained, the management of this termination block has its own challenges. First, the reservoir problem, given the rate of decline in the termination of oil and gas blocks is very high.
Second, very old production facilities. The third fact is human resources. It will reorganize the pattern of recruitment of human resources that previously managed the block to join Pertamina in accordance with the rules of the collective labor agreement (PKB) stipulated by PT Pertamina (Persero).
IN INDONESIAN
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Targetkan Produksi Migas 218 ribu BOEPD
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menargetkan produksi migas pada tahun ini sebesar 218 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/BOEPD) , naik 5,8% dari realisasi tahun lalu 206 ribu boepd. Peningkatan produksi berasal dari Blok Offshore North West Java (ONWJ) dan Offshore South East Sumatera (OSES).
Direktur Utama PHE Meidawati mengatakan, pada tahun ini, produksi minyak perusahaan ditargetkan sebesar 79 ribu barel per hari (bph) dan gas 804 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD). Kontribusi produksi minyak dan gas PHE ini masing-masing sebesar 19% terdapat target produksi minyak PT Pertamina (Persero) 79 ribu bph dan 27% dari target produksi gas 2.944 MMSCFD.
“Kemudian untuk migas, PHE memberikan kontribusi 218 MBOEPD, dari target sebesar 922 ribu BOEPD atau sebesar 24%,” kata dia di Jakarta.
Pihaknya menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut. Beberapa strategi diantaranya adalah efektititas program kerja, peningkatan produksi dan lifting migas, pengawasan proyek, komersialisasi gas, percepatan status eksplorasi untuk peningkatan cadangan, preventive action untuk kasus hukum, serta penyelesaian perpajakan partnership dan stakeholder relations. Hal ini, menurut Meidawati, tercermin dengan meningkatnya jumlah rencana kerja yang akan dieksekusi pada 2019.
Beberapa kegiatan ini adalah pengeboran Pertamina Hulu Energi Targetkan Produksi Migas 218 Ribu BOEPD eksplorasi sebanyak 13 sumur, pengeboran pengembangan 45 sumur, dan kerja ulang 47 sumur.
“Peningkatan produksi berasal dari Blok ONWJ dan OSES," tutur Meidawati.
Mengadu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), target produksi Blok ONWJ ditetapkan sebesar 18 ribu boepd untuk gas dan 33 ribu bph untuk minyak. Target tersebut naik dari realisasi tahun lalu yang tercatat sebesar 15 ribu boepd untuk gas dan 29.439 bph untuk minyak. Sementara produksi minyak Blok OSES ditargetkan naik menjadi 32 ribu bph dari realisasi 2018 yang sebesar 30.657 bph.
Masih berdasarkan data yang sama, di Blok ONWJ, PHE berhasil mengoperasikan proyek SP pada Oktober tahun lalu. Proyek ini memiliki estimasi puncak produksi sebesar 30 mmscfd. Sementara di tahun PHE menargetkan dapat mengoperasikan Proyek YY di Blok ONWJ dengan produksi minyak 4.605 bph dan 25,5 MMSCFD.
“Target PHE di 2019 ini sangat menantang,” tutur Meidawati.
Target produksi migas PHE tahun ini tercatat lebih tinggi dari realisasi 2018. Pada tahun lalu, PHE membukukan produksi migas sebesae 206 ribu boepd, yakni minyak 69 ribu bph dan gas 795 mmscfd. Capaian 2018 ini terbilang sangat bagus. Realisasi produksi minyak tercatat 99% dari target 70 ribu dan gas 103% dari target 771 mmscfd. Dari sisi keuangan, laba bersih PHE pada tahun lalu mencapai US$ 470 juta. Dikatakan Meidawati, banyak faktor penunjang keberhasilan capaian kinerja tersebut, antara lain adanya komitrnen PHE.
“Seluruh jajaran di PHE memiliki komitmen untuk bisa bekerja secara efektif dan Definisi efisien dalam hal ini bukan semata berbicara soal penghematan saja, melainkan pekerjaan tersebut bisa selesai, dengan biaya yang optimal ajaran efisien. Juga blok-blok terminasi yang di kelola PHE juga turut menyumbang angka produksi minyak dan gas,” jelas dia.
Blok Terminasi
Menurut Meidawati, PHE mengambil alih pengelolaan sejumlah blok terminasi pada 2018 lalu. Rincinya, Blok OSES, Ogan Komering, serta North Sumatera Offshore (NSO) dan North Srunatera Block B (NSB). Pada tahun ini, pihaknya juga kembali mengelola dua blok lagi, yakni Blok Jambi Merang dan Raja/Pendopo.
"Ke depannya, blok-blok tersebut akan clikelola dengan menggunakan skema gross split. Skema ini dinilai cukup bagus karena lebih eisien,” tutur dia.
Dia menjelaskan, pengelolaan blok terminasi ini memiliki tantangan tersendiri. Pertama, masalah reservoir, mengingat laju penurunan produksi (decline rate) blok migas terminasi ini sangat tinggi. Kedua, fasilitas produksi yang sangat tua. Fakto ketiga, adalah sumber daya manusia.
Pihaknya akan mengatur kembali bagaimana pola rekruitmen sumber daya manusia yang sebelumnya mengelola blok tersebut untuk bergabung dengan Pertamina sesuai dengan aturan perjanjian kerja bersama (PKB) yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero).
Investor Daily, Page-9, Tuesday, Jan 15, 2019
No comments:
Post a Comment