google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 The Upstream Pertamina Investment target decreased - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Monday, March 4, 2019

The Upstream Pertamina Investment target decreased



At a time of stagnation in oil production, PT Pertamina (Persero) actually lowered its investment target for oil and gas up to 19.1% this year to US $ 2.5 billion compared to last year's target of US $ 3.1 billion.

The investment target is down because many of Pertamina's upstream oil and gas projects have been completed in 2018. In addition, the company reasoned that efficiency efforts also helped reduce the value of investment in upstream oil and gas.

the Rokan Block

Upstream Director of Pertamina Dharmawan Samsu said that the company's upstream oil and gas investment in 2018 was allocated to the Rokan Block, which reached US $ 800 million. The funds are for signature bonuses to take over the Rokan Block from Chevron. 



     Pertamina has begun to take over 100% of the participation rights of Blok Rokan and PT Chevron Pacific Indonesia from August 2021. Pertamina will also make a transition to operations in the legendary oil and gas working area.

"For the Pertamina EP Cepu Jembaran-Tiung Biru field project, there is indeed efficiency there. If this year there are no [funds issued for] the Rokan Block so that it looks down, "he said.

the Jambaran-Tiung Biru project in Bojonegoro, East Java

According to him, the Jambaran-Tiung Biru project in Bojonegoro, East Java Indonesian was able to save US $ 500 million, from the investment plan of US $ 2.05 billion because of efficiency. 

     Pertamina will allocate around US $ 3010.2 million for the development of Jambaran-Tiung Biru. Pertamina's upstream oil and gas investment realization in 2018 amounted to US $ 2.9 billion or 93.5% of the target of US $ 3.1 billion

Although it is still below the target, Darmawan said, all projects throughout 2018 have been realized. In addition to being distributed for upstream oil and gas strategic projects, Pertamina's capital expenditure is also directed towards exploration activities. 

     This year, Pertamina also conducts joint studies for three oil and gas fields. Dharmawan said that his party had submitted an offer for two exploration blocks from the study results together with the government.

Upstream Performance

Meanwhile, the production target for the company's oil and gas sales is 922,000 barrels of oil equivalent per day or slightly growth compared to last year's 921,000 boepd. The oil and gas production target consists of 414,000 barrels of oil per day (bpd), up 5.6% compared to last year's 392,000 bpd.

In contrast, the natural gas production target for this year fell to 2,943 million cubic feet per day (MMscfd) compared to last year's 3,054 MMscfd.

The oil and gas production target includes Pertamina's oil and gas fields abroad, namely PT Pertamina Internasional EP. PT Pertamina Internasional EP targets oil production to reach 112,000 bpd and natural gas at 300 MMscfd. 

    In 2018, the contribution of oil from Pertamina's assets from abroad, especially its three assets in Algeria, Iraq, Malaysia, amounted to 102,000 bpd (oil) and 299 MMscfd (natural gas).

"Slightly below the target for gas production, but oil has increased. We will keep it in gas. The number of wells to be drill in 2019 is twice the amount drilled in 2018. "

Ida Yusmiati, Senior Vice President of Pertamina's Upstream Business Development, said that there was no reduction in investment in upstream oil and gas and indeed there had already been investment projects completed. 

     Pertamina's investment plan is expected to support the total investment target for upstream oil and gas in 2018 which is set at US $ 14.79 billion, with the target of cost recovery being set at US $ 10.22 billion. 

     The total investment of upstream oil and gas in the country last year was US $ 12 billion from the target in the agreed work plan and budget (work plan & budgeting / WP & B) of US $ 14.2 billion, or 84%.

The lack of optimal realization of upstream oil and gas investment last year was also influenced by the cost recovery of US $ 11.7 billion (unaudited) or 112% of the 2018 State Budget target of US $ 10.1 billion.

     In addition to oil and gas, Pertamina's geothermal production performance in 2018 also increased significantly. In 2018, the company's geothermal production reaches 4,145 gigawatt hours (GWh) or an increase of 6% compared to 2017 which was recorded at 3,900 GWh.

Managing Director of PT Pertamina Geothermal Energy Ali Mundakir said that his company targets geothermal production in 2019 to be 4,551 GWh. One of the focuses of geothermal activities this year is the operation of Lumut Balai Geothermal Power Plant (PLTPB) in the I / 2019 quarter.

"We ensure that the 55 MW [megawatt] Hulu Lais Unit.1 PLTPB project, accelerating exploration activities in the 1x55 MW Seulawah Aceh Working Area, and existing field optimization with binary cycle technology," he said.

Regarding the management of Pertamina's old field, at least there will be a number of unusual approaches in the operation of upstream assets.

IN INDONESIAN

Target lnvestasi Hulu Pertamina Turun


Di saat stagnasi produksi minyak bumi, PT Pertamina (Persero) justru menurunkan target investasi sektar Hulu minyak dan gas pada tahun ini sebesar 19/1% menjadi US$2,5 miliar dibandingkan dengan target tahun lalu US$ 3,1 miliar.

Target investasi turun karena banyak proyek hulu migas Pertamina yang telah selesai pada 2018. Selain itu, perseroan beralasan bahwa upaya efisiensi juga turut mengurangi nilai investasi di hulu migas.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan bahwa investasi hulu migas perseroan pada 2018 lebih besar dialokasikan ke Blok Rokan, yaitu mencapai US$ 800 juta. Dana itu untuk bonus tanda tangan pengambilalihan Blok Rokan dari Chevron. 

     Pertamina mulai mengambil alih 100% hak partisipasi Blok Rokan dan PT Chevron Pacific Indonesia mulai Agustus 2021. Pertamina juga akan melakukan transisi operasi di wilayah kerja migas legendaris tersebut.

“Untuk proyek lapangan Jembaran-Tiung Biru milik Pertamina EP Cepu, memang ada efisiensi di sana. Kalau tahun ini tidak ada [dana yang dikeluarkan untuk] Blok Rokan sehingga terlihat turun,” katanya.

Menurutnya, proyek Jambaran-Tiung Biru di Bojonegoro, Jawa Timur mampu menghemat US$ 500 juta, dari rencana investas sebesar US$ 2,05 miliar karena ada efisiensi. Pertamina akan mengalokasikan dana sekitar US$ 3010,2 juta untuk pengembangan Jambaran-Tiung Biru. Realisasi investasi hulu migas Pertamina pada 2018 sebesar US$ 2,9 miliar atau 93,5% dari target US$ 3,1 miliar

Kendati masih di bawah target, Darmawan menyebut, semua proyek sepanjang 2018 sudah direalisasikan. Selain didistribusikan untuk proyek strategis hulu migas, belanja modal Pertamina juga diarahkan untuk kegiatan eksplorasi. Pada tahun ini, Pertamina juga melakukan studi bersama untuk tiga lapangan migas. Dharmawan mengatakan, pihaknya sudah mengajukan penawaran terhadap dua blok eksplorasi hasil studi bersama dengan pemerintah.

Kinerja Hulu

Sementara itu, target produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi perseroan pada tahun ini sebesar 922.000 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd) atau tumbuh sedikit dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 921.000 boepd. Target produksi migas itu terdiri dari minyak bumi sebesar 414.000 barel per hari (bph) naik 5,6% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 392.000 bph.

Sebaliknya, target produksi gas bumi pada tahun ini turun menjadi 2.943 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 3.054 MMscfd.

Target produksi migas itu sudah meliputi lapangan migas Pertamina yang berada di luar negeri, yaitu PT Pertamina Internasional EP. PT Pertamina Internasional EP menargetkan produksi minyak sebanyak 112.000 bph dan gas bumi 300 MMscfd. Pada 2018, kontribusi minyak dari aset Pertamina dari luar negeri terutama tiga asetnya yang ada di Aljazair, Irak, Malaysia sebanyak 102.000 bph (minyak) dan 299 MMscfd (gas bumi). 

“Sedikit di bawah target untuk [produksi] gas, tetapi minyak mengalami kenaikan. Kami akan pertahankan di gas. Jumlah sumur yang akan di bor pada 2019 itu dua kali dari jumlah yang dibor pada 2018.”

Ida Yusmiati, Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina, mengatakan bahwa tidak ada pengurangan investasi hulu migas dan memang sudah ada proyek investasi yang sudah diselesaikan. 

     Rencana investasi Penamina diharapkan dapat mendukung target total investasi hulu migas pada 2018 yang ditetapkan senilai US$14,79 miliar dengan target pengembalian biaya operasi (cost recovery) ditetapkan sebesar US$ 10,22 miliar. 

    Realisasi total investasi hulu migas di Tanah Air pada tahun lalu US$12 miliar dari target dalam rencana kerja dan anggaran (work plan & budgeting/ WP&B) yang disepakati sebesar US$14,2 miliar atau masih mencapai 84%.

Belum optimalnya realisasi investasi hulu migas pada tahun lalu juga dipengaruhi oleh cost recovery sebesar US$ 11,7 miliar (belum diaudit) atau 112% dari target APBN 2018 sebesar US$10,1 milliar. 

     Selain migas, kinerja produksi panas bumi Pertamina pada 2018 juga meningkat signifikan. Pada 2018, produksi panas bumi perseroan mencapai 4.145 gigawatt hour (GWh) atau meningkat 6% dibandingkan dengan 2017 yang tercatat 3.900 GWh.

Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Ali Mundakir mengatakan bahwa pihaknya menargetkan, produksi panas bumi pada 2019 sebesar 4.551 GWh. Salah satu fokus kegiatan panas bumi pada tahun ini adalah pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Lumut Balai pada kuartal I/2019.

“Kami memastikan proyek PLTPB Hulu Lais Unit.1 sebesar 55 MW [megawatt], mempercepat aktivitas eksplorasi di Wilayah Kerja Seulawah Aceh 1x55 MW, dan optimasi lapangan yang sudah ada dengan teknologi binary cycle,” katanya.

Terkait dengan pengelolaan lapangan tua milik Pertamina, setidaknya akan ada sejumlah pendekatan yang tidak biasa dalam pengoperasian aset-aset hulu. 

Bisnis Indonesia, Page-24, Friday, Jan 18, 2019

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel