google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 2 New Options for Aramco - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

Wednesday, January 15, 2020

2 New Options for Aramco



PT Pertamina (Persero) ensured the submission of two refinery project development options in order to continue its cooperation with Saudi Aromco. Pertamina President Director Nicke Widyawati said that with Saudi Aramco at present the company already has two cooperation options. According to him, the first option is the initial cooperation scheme, as discussed so far at the Cilacap Refinery.



There is one more option, if there is no agreement on the valuation price. There is a similar scheme as in Balikpapan. So the existing refineries are not spin off, so the scheme will only build the facilities, "he said at the 2019 Pertamina Energy Forum press conference.

For the second option, Pertamina and Aramco do not need to spin off or not enter the valuation of existing refineries. Under this scheme, cooperation with Saudi Aramco is limited to new units. However, Pertamina and Saudi Aramco are continuing negotiations on the work on the Cilacap Refinery Project, mainly about valuation.

"We hope that with these two options, an agreement with Aramco can happen immediately before the end of 2019.

Ignatius Tallulembang, Director of the Pertamina Processing and Petrochemical Megaproject, said Aramco was still focused on completing the asset valuation process at the Cilacap Refinery. Later, with this new scheme the two companies will form a joint venture to build a new refinery facility in Cilacap without including Pertamina's existing assets.

Pertamina still wants to be the majority owner of the Cilacap RDMP project. In the Cilacap Refinery project Pertamina has a 55% majority stake and Saudi Aramco 45%. The division is in accordance with the agreement of the two companies in the head of agreement signed at the end of 2015. According to the notes, the finding of an agreement on the asset valuation of the Cilacap refinery did not immediately open up new partnership opportunities in the development plan of one of the national strategic projects.

Luhut Binsar Pandjaitan

Because of the nearly three-year agreement establishing a Pertamina-Aramco joint venture in the Cilacap Refinery Development Master Plan (RDMP) project, the future of this oil and gas cooperation is still a big question mark. Maritime and Investment Coordinating Minister Luhut Binsar Pandjaitan said the government was still awaiting the results of the valuation of Pertamina refinery assets by international financial consultants. However, based on provisional estimates, Luhut said there are still differences in asset valuations of around US $ 1.5 billion.

"(With) Aramco we are evaluating because the difference is still US $ 1.5 billion. So let's see, "he said.

Erick Thohir

Signs of the search for new partners were planned by SOE Minister Erick Thohir on October 29 after attending a coordination meeting with the Coordinating Minister for Maritime and Investment.

IN INDONESIA

2 Opsi Baru untuk Aramco


PT Pertamina (Persero) memastikan pengajuan dua opsi pengembangan proyek kilang demi melanjutkan kerja samanya dengan Saudi Aromco. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dengan Saudi Aramco saat ini pihaknya sudah memiliki dua opsi kerja sama. Menurutnya, opsi pertama adalah skema kerja sama awal, seperti yang sudah dibahas selama ini di Kilang Cilacap. 

Ada satu opsi lagi, jika tidak ada kesepakatan di harga  valuasi. Ada skema yang sama seperti di Balikpapan. Jadi eksisting kilangnya tidak di spin off, jadi skemanya nanti hanya membangun fasilitasnya saja, “ ujarnya dalam konferensi pers Pertamina Energy Forum 2019.

Untuk opsi kedua, Pertamina dan Aramco tidak perlu melakukan spin off atau tidak memasukkan valuasi kilang eksisting. Dalam skema ini, kerja sama dengan Saudi Aramco hanya sebatas untuk unit baru. Namun Pertamina dan Saudi Aramco masih melanjutkan negosiasi kerja sama pengerjaan Proyek Kilang Cilacap, utamanya soal valuasi. 

“Kita harapkan dengan adanya dua opsi ini kesepakatan dengan Aramco bisa segera terjadi sebelum akhir tahun 2019. 

Ignatius Tallulembang, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, mengatakan Aramco masih fokus untuk menyelesaikan proses valuasi aset di Kilang Cilacap. Nantinya, dengan skema baru ini kedua perusahaan membentuk perusahaan patungan untuk membangun fasilitas kilang baru di Cilacap tanpa memasukan perhitungan aset eksisting milik Pertamina. 

Pertamina tetap berkeinginan menjadi pemilik mayoritas proyek RDMP Cilacap. Pada proyek Kilang Cilacap Pertamina memiliki saham mayoritas 55% dan Saudi Aramco 45%. Pembagian tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan dalam head of agreement yang ditandatangani akhir 2015. Menurut catatan, tidak segera ditemukannya kesepakatan pada valuasi aset kilang Cilacap membuka peluang kemitraan baru dalam rencana pengembangan salah satu proyek strategis nasional itu. 

Karena Hampir tiga tahun perjanjian pembentukan perusahaan patungan Pertamina-Aramco dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap, masa depan kerja sama migas ini masih menjadi tanda tanya besar. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah masih menunggu hasil valuasi aset Kilang Pertamina oleh konsultan keuangan internasional. Hanya saja, berdasarkan perkiraan sementara, Luhut menyebut masih ada perbedaan valuasi aset sekitar US$1,5 miliar. 

“(Dengan) Aramco kami sedang evaluasi karena selisihnya masih ada US$1,5  miliar. Jadi mari kita lihat,” tuturnya.

Tanda-tanda pencarian mitra baru pun telah direncanakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 29 Oktober lalu  seusai mengikut rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi. 

Bisnis Indonesia, Page-3, Wednesday, Nov 27, 2019

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel