google.com, pub-9591068673925608, DIRECT, f08c47fec0942fa0 ExxonMobil Wants to Increase Production - MEDIA MONITORING OIL AND GAS -->

MARKET

Friday, January 17, 2020

ExxonMobil Wants to Increase Production



ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) is applying for an environmental impact analysis (Amdal) permit to produce oil to a maximum capacity of 235,000 barrels per day (BPD) in the Cepu Block. Their maximum production permit is currently 220,000 BPD.


EMCL has conducted a technical study with the Ministry of Environment and Forestry (KLHK). Furthermore, the company which is headquartered in Texas, United States (US), will hold a joint study with the community.

Louise McKenzie

"This process has many stages, but we hope that EIA will come out within a month or two," said Louise McKenzie, President of ExxonMobil Cepu Limited in Bojonegoro, East Java.


For information, the Cepu Block has two production sources namely the Banyu Urip Field and the Kedung Keris Field. EMCL acts as an operator. The company is partnering with Pertamina EP Cepu (PEPC) and the Cepu Block Participating Interest Cooperation Agency.

The Kedung Keris Field

The Kedung Keris Field appeared later in 2011 and is located east of the Banyu Urip Field. The project consists of a well site for the operation of a well and a 15 km underground pipeline connected to the Banyu Urip Central Processing Facility. Estimated oil reserves from the Kedung Keris Field reach 20 million barrels of oil.

Since November this year, EMCL began producing oil at the Kedung Keris Field. Production volumes in the early stages are around 5,000 BPD. They believe they can increase production volume to 10,000 BPD at peak production.


The Special Task Force for Upstream Oil and Gas Business Activities (SKK Migas) notes. The Cepu Block is now the backbone of the national oil production source with a contribution of around 25%. Even his position has shifted the Rokan Block managed by PT Chevron Pacific Indonesia.

At present, the Rokan Block produces around 190,000 BPD of oil. While the production of the Cepu Block has reached more than 216,000 BPD. Even though in 2018, the Rokan Block will still be the largest national contributor.

Dwi Soetjipto

"2019 has been overtaken by Exxon Cepu and at the same time Rokan continues to decline," said Dwi Soetjipto, Head of SKK Migas.

And it is proven that additional production from the Kedung Keris Field has further strengthened the position of the Cepu Block. SKK Migas predicts that by 2020 the block will still hold the main control of national oil production. The reason is that the production of the Rokan Block will still go down in line with the transition of management transfer approaching the end of the contract.

Banyu Urip Field

But until before the Amdal permit to increase maximum production is obtained, the total Cepu Block production from the two fields must not exceed 220,000 BPD. Banyu Urip Field oil production must consider additional production from the Kedung Keris Field.

IN INDONESIA

ExxonMobil Ingin Meningkatkan Produksi


ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sedang mengajukan izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) agar bisa memproduksi minyak hingga kapasitas maksimal sebesar 235.000 barel per hari (bph) di Blok Cepu. Izin maksimal produksi mereka saat ini mencapai 220.000 bph.

EMCL telah rnelakukan kajian teknis dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Selanjutnya, perusahaan yang berkantor pusat di Texas, Amerika Serikat (AS), itu bakal menggelar kajian bersama dengan masyarakat. 

"Proses ini ada banyak tahapan, tetapi harapan kami amdal akan keluar dalam satu atau dua bulan ini," kata Louise McKenzie, Presiden ExxonMobil Cepu Limited di Bojonegoro, Jawa Timur.

Sebagai Informasi, Blok Cepu memiliki dua sumber produksi yakni Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Kedung Keris. EMCL bertindak sebagai operator. Perusahaan tersebut bermitra dengan Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Badan Kerjasama Participating Interest Blok Cepu. 

Lapangan Kedung Keris muncul belakangan pada 2011 dan terletak di sebelah timur Lapangan Banyu Urip. Proyek itu terdiri dari tapak sumur untuk operasi satu sumur serta pipa bawah tanah sepanjang 15 km yang tersambung dengan Fasilitas Pengolahan Pusat Banyu Urip. Perkiraan cadangan minyak dari Lapangan Kedung Keris mencapai 20 juta barel minyak.

Sejak November tahun ini, EMCL mulai memproduksi minyak di Lapangan Kedung Keris. Volume produksi pada tahap awal sekitar 5.000 barel BPH. Mereka yakin bisa menambah volume produksi hingga 10.000 bph pada saat puncak produksi. 

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat. Blok Cepu kini menjadi tulang punggung sumber produksi minyak nasional dengan kontribusi sekitar 25%. Bahkan posisinya telah menggeser Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia. 

Saat ini, Blok Rokan memproduksi sekitar 190.000 bph minyak. Sementara produksi Blok Cepu sudah lebih dari 216.000 bph. Padahal tahun 2018, Blok Rokan masih menjadi kontributor terbesar nasional. 

"Tahun 2019 sudah disalip oleh Exxon Cepu dan di saat yang sama Rokan terus decline,” tutur Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas.

Dan terbukti tambahan produksi dari Lapangan Kedung Keris semakin memperkuat posisi Blok Cepu. SKK Migas memprediksi, tahun 2020 blok tersebut tetap memegang kendali utama produksi minyak nasional. Pasalnya, produksi Blok Rokan masih akan turun seiring dengan masa transisi alih kelola menjelang
akhir kontrak. 

Namun sampai sebelum izin amdal untuk meningkatkan produksi maksimal diperoleh, total produksi Blok Cepu dari dua lapangan tidak boleh melebihi 220.000 bph. Produksi minyak Lapangan Banyu Urip harus mempertimbangkan tambahan produksi dari Lapangan Kedung Keris.

Kontan, Page-14, Thursday, Dec 19, 2020

No comments:

Post a Comment

POP UNDER

Iklan Tengah Artikel 1

NATIVE ASYNC

Iklan Bawah Artikel